Cerita ABK Indonesia yang 'Terjebak' di Kapal China, Sering Dipukuli Mandor dan Nahkoda dengan Besi, Para Korban Sebut Semua Kekerasan Cuma Gara-gara Masalah yang Sengaja Dibuat-buat

Senin, 13 Juli 2020 | 06:13
Dokumentasi Humas Polres Karimun/Kompas.com

Terdapat 22 ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal China Lu Huang Yuan Yu 118 dan 117

Gridhot.ID - Kasus Kapal China yang simpan jasad WNI kini berujung panjang.

Sejumah anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal nelayan berbendera China Lu Huang Yuan Yu 118 mengaku sering mendapat perlakuan kasar dan penganiayaan.

Tindak kekerasan tersebut, menurut keterangan polisi, dialami setiap hari oleh ABK asal Indonesia.

"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Arie Darmanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Mengaku dianiaya hampir setiap hari

Baca Juga: Jangan Keburu Dipakai Foya-foya, Sebagian Besar Peserta Kartu Pra Kerja Wajib Kembalikan Uang Saku ke Negara, Para Pelanggar Bakal Digugat, Orang dengan Kriteria Ini Wajib Kirim Balik Dana Pemerintah

Menurut keterangan para ABK Indonesia, mereka kerap menjadi sasaran penganiayaan setiap hari.

Tak hanya tangan kosong, penganiayaan juga sering dilakukan dengan menggunakan besi, kayu dan peralatan lainnya yang ada di atas kapal.

"Menurut para ABK asal Indonesia, korban Hasan Afriadi tewas juga karena disiksa oleh mandor kapal China tersebut," kata Arie, seperti dilansir dari Kompas.com.

Selain itu, perlakuan kasar tersebut sering dilakukan para ABK asal China hanya disebabkan masalah sepele, bahkan sengaja dibuat-buat.

Mandor jadi tersangka

Baca Juga: Entengnya Revisi Imbauan Sana-sini, WHO Makin Buat Masyarakat Bingung Lembaga Mana Lagi yang Harus Dipercaya di Tengah Wabah Corona, 2 Kekeliruan Ini Wajib Diwaspadai

Setelah melakukan penyelidikan dan memeriksa keterangan sejumlah saksi, polisi menetapkan mandor asal China berinisial S sebagai tersangka dalam kasus kematian Hasan Afriadi.

"Untuk saat ini tersangka S masih di atas kapal. Nanti apabila sudah proses penahanan, kita tinggal berkoordinasi saja dengan personel Lanal Batam yang berjaga di atas kapal tersebut," kata Arie.

Namun, S untuk sementara belum ditahan dan masih berada atas kapal di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) di Batam.

Sebelumnya diberitakan, dua kapal ikan asing diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020).

Tersangka

Baca Juga: Sekolah Prajuritnya Jadi Klaster Penyebaran Corona, KSAD Tak Hentikan Kegiatan Pendidikan Anak Didiknya di Secapa AD: Positif Itu Diagnosa, Secara Realita Mereka Tidak Rasakan Apa-apa

Kepolisian Daerah Kepulauan Riau menetapkan seorang warga China sebagai tersangka terkait kasus kematian Hasan Afriandi, pekerja asal Lampung.

Sebelumnya, jenazah Hasan ditemukan di kapal berbendera China, Lu Huang Yuan Yu 118.

Adapun warga asing yang menjadi tersangka tersebut merupakan mandor di kapal Lu Huang Yuan Yu 118 tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Arie Darmanto mengatakan, hingga saat ini proses penyidikan masih berlangsung.

"Tersangkanya inisial S, WNA asal China yang merupakan mandor kapal Lu Huang Yuan Yu 118," kata Arie saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (11/7/2020).

Baca Juga: Jadi Fasilitas Mewah dari Negara, Mobil Dinas Wapres Justru Kepergok Ngemper di Pinggir Jalan Sukabumi Sedang Isi Bensin Pakai Jeriken, Setwapres Langsung Pasang Badan Bongkar Fakta Ini

Saat ini tersangka tersebut masih berada di atas kapal yang bertambat di dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam.

"Untuk saat ini tersangka S masih di atas kapal. Nanti apabila sudah proses penahanan, kita tinggal berkoordinasi saja dengan personel Lanal Batam yang berjaga di atas kapal tersebut," kata Arie, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel "Jenazah WNI Disimpan di Freezer Kapal China, Satu WNA Jadi Tersangka".

Menurut Arie, berdasarkan keterangan beberapa saksi yang bekerja di kapal Lu Huang Yuan Yu 118, terutama ABK asal Indonesia, mereka kerap mendapatkan perlakuan kasar dan sasaran penganiayaan dari para ABK asal China.

Perlakuan kasar dan penganiayaan itu terjadi hanya karena masalah sepele dan sengaja dibuat-buat oleh ABK asal China.

"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118," kata Arie.

Baca Juga: Prabowo Subianto Langsung Beri Perintah Usai Ribuan Siswa Secapa AD Ketahuan Positif Corona, KSAD Suruh Anak Buahnya Matikan HP, Andika Perkasa: Istirahat 8 Jam!

Bahkan, menurut Arie, kekerasan fisik yang dialami para ABK asal Indonesia itu berlangsung hampir setiap hari.

Tidak saja dengan tangan kosong, terkadang mandor dan nahkoda kapal juga kerap menganiaya menggunakan besi, kayu dan peralatan lainnya yang ada di atas kapal.

"Menurut para ABK asal Indonesia, korban Hasan Afriadi tewas juga karena disiksa oleh mandor kapal China tersebut," kata Arie.

Sebelumnya, dua kapal ikan asing diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020).

Saat pemeriksaan oleh personel patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer.

Baca Juga: Siap-siap Balas Kelicikan China, Jepang Rela Buang Rp 3 Biliun Demi Bangun Jet Tempur Siluman Paling Canggih di Dunia, Pesawat Tanpa Awak Disiapkan, Simpan Hal Ini Sebagai Kehebatan

Menurut pemeriksaan, terdapat 22 WNI yang bekerja di 2 kapal ikan asal China yang berasal dari perusahaan yang sama.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul 2 Mayat Disimpan Dalam Freezer, Begini Cerita ABK Indonesia di Kapal China yang Dianiaya dengan Besi Setiap Hari karena Perkara Sepele hingga Tewas.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari