Find Us On Social Media :

Negara dalam Negara, Teror KKB Masih Belum Reda, Kini Muncul Gerakan Berjuluk NRFPB di Tanah Papua, 3 Koli Atribut Kelompok Peniru TNI-Polri Disita di Bandara

KKB Papua

Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mungkin sudah tidak asing lagi di telinga.

Namun belakangan ini muncul kelompok lain di Tanah Cenderawasih.

Bahkan beberapa waktu ini menjadi sorotan karena aksinya yang tampak ingin menyaingi KKB Papua.

Baca Juga: Geraknya Licin Bagai Belut, Oniara Wonda, Pentolan KKB Papua Paling Ditakuti Ini Akhirnya Takluk Ditangan Brimob, Kapolda Jatim: Terimakasih Telah Bekerja Keras

Siapa sebenarnya kelompok Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) saingan KKB Papua yang baru-baru ini eksis?

Seperti diketahui, NRFPB menjadi sorotan di tengah eksistensi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Meski tak setenar KKB Papua, Kapolda Papua Paulus Waterpauw menyebut NRFPB saat ini memang sedang ingin eksis.

NRFPB kini tengah diburu oleh aparat keamanan karena memakai atribut ala TNI-Polri.

Menurut penelusuran SURYA.co.id, NRFPB ternyata pernah viral dan bahkan kegiatannya dibubarkan oleh Polri.

Baca Juga: Jadi Buron Paling Dicari, OW Pentolan KKB Papua Berhasil Dibekuk Brimob, Kapolda Jatim Akui Bangga Akan Hal Ini

Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Polri Bubarkan Deklarasi Negara Republik Federal Papua Barat', NRFPB pernah melakukan acara deklarasi pada tanggal 31 Agustus 2018 di Abepura, Papua.

Foto sejumlah orang memegang spanduk yang bertuliskan Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Barat juga sempat beredar di media sosial.

Selain itu foto surat dengan kop Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat juga beredar di media sosial.

Dalam surat itu memuat undangan menghadiri deklarasi pemerintahan sementara.

Baca Juga: Hari Kemerdekaan Papua Barat di Depan Mata, TNI Langsung Kirim Ribuan Pasukan Agar Tak Kecolongan, 3 Wilayah Ini Jadi Target Utama

Surat itu berisi undangan ke seluruh pemimpin, masyarakat, mahasiswa Papua Barat untuk menghadiri acara itu.

Rencananya acara tersebut digelar pada Selasa (31/7/2018) di halaman Uncen Lama di samping Auditorium Abepura.

Surat itu tampak ditandatangani oleh Yoab Syatfie yang mengklaim sebagai Perdana Menteri Negara Republik Federal Papua Barat.

Tapi Polda Papua saat itu langsung bergerak dan membubarkan acara tersebut.

Baca Juga: Diboyong ke Rumah Sakit, Pentolan KKB Tendison Enumbi Beri Pesan Ini ke Anak Buahnya Sebelum Kembali ke Pangkuan NKRI, Kisahnya Berawal dari Komunikasi Dandim TNI

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo, Polri sudah mengantongi informasi terkait rencana deklarasi tersebut sebelum membubarkannya.

Namun, Polri tak menangkap orang-orang yang diduga terlibat dalam rencana deklarasi.

Menurut Setyo, polisi hanya mengamankan spanduk dan baliho acara tersebut karena cenderung memprovokasi masyarakat.

Yang pasti, kata dia, Polri sudah mengidentifikasi asal usul kelompok yang terlibat dalam rencana deklarasi tersebut.

Namun, Setyo tak menjelaskan rinci identitas kelompok yang menginisiasi acara itu.

Baca Juga: Bawa Sepucuk Senjata, Anggota KKB Ini Terbembak Pistol Sendiri Saat Hendak Serahkan Diri, Tendison Enumni Kini Dilarikan ke Rumah Sakit

Diketahui, keberadaan NRFPB mulai jadi sorotan setelah Polda Papua menyita tiga koli atribut NRFPB di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Rabu (15/7/2020).

Menurut Kapolda Papua, Paulus Waterpauw, organisasi tersebut pusatnya di Sorong, Papua.

"Itu dari Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) yang sekarang pusatnya ada di Sorong, Papua Barat," kata Paulus Waterpauw di Jayapura, Jumat (17/7/2020).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Polisi Sita 3 Koli Atribut Negara Republik Federal Papua Barat di Pegunungan Bintang'

Baca Juga: Di Bawah Panglima Operasi Lekagak Telenggen, KKB Pimpinan Militer Murib Bergerak di Wilayah Intan Jaya, Lakukan Aksi Penembakan Hingga Tewaskan Sosok Ini

Polisi masih mendalami pihak yang mengirimkan paket tersebut dan juga mencari tahu pihak yang menerima paket itu.

Paulus mengatakan, tindakan pengiriman atribut itu telah mengarah kepada perbuatan melanggar hukum.

Karena NRFPB menggunakan atribut yang identik dengan TNI-Polri.

"Untuk pemeriksaan sudah berlangsung, tapi bagaimana pun ada bukti yang mengatakan bahwa mereka menggunakan atribut yang identik dengan kepolisian maupun TNI," kata dia.

Paulus mengatakan, keberadaan NRFPB telah diketahui sejak lama.

Baca Juga: Usai KKB Mutilasi Warga Sipil, Lakagak Telenggen: Kepada Semua Orang Asli Papua, Yang Berani Jadi Mata-mata TNI/Polri Akan Ditembak Mati

Tapi, dalam beberapa waktu terakhir, organisasi itu dianggap vakum karena aktivitasnya tak terlihat.

"Memang mereka sedang mencoba mencari eksistensi dalam keadaan seperti ini.

Mereka ada, perjuangan mereka di pesisir pantai, kita pernah temukan mereka berlatih di sebuah pulau di Papua Barat," kata dia.

Waterpauw menjelaskan, aparat sudah mengetahui modus aktivitas NRFPB dalam merekrut anggota.

Baca Juga: Tukang Bawa Tas Pentolan KKB Papua Joni Botak Berhasil Diringkus Polisi, Oniara Wonda Miliki Sepak Terjang yang Ngeri, Tembaki Tito Karnavian Sebelum Jadi Kapolri

Menurut dia, mereka merekrut anggota secara sepihak tanpa meminta persetujuan warga.

"Jadi sistemnya mereka begini, warga yang memberi perhatian sama mereka, ikut memberikan sumbangan berupa makanan atau dana, itu langsung mereka catat sebagai bagian pengikut, itu modusnya," kata dia.

"Beberapa kali mereka undang orang-orang dari kampung untuk ibadah dan tiba-tiba ada deklarasi, kemudian tiba-tiba diberikam pakaian dinas seperti pakaian militer, itu modus-modusnya," sambung Waterpauw.

Ia menegaskan aparat keamanan akan mengusut kasus tersebut untuk mengungkap maksud pengiriman atribut NRFPB ke Pegunungan Bintang.

Rangkuman Teror KKB Papua Bulan Juni 2020

Simak rangkuman aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sepanjan bulan Juni 2020 kemarin.

Baca Juga: KKB Kembali Berulah, Tembak Warga Sipil hingga Tewas di Tengah Kebun, Ngaku Sebagai Tentara Hutan yang Habis Berantas Hama Saat Kepergok Seorang Saksi

Diketahui, bulan Juni 2020 kemarin diwarnai dengan sederet aksi teror KKB Papua yang semakin beringas.

KKB Papua menembak mati seorang anggota tim medis di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5/2020).

Lalu, KKB Papua juga menembak mati warga sipil bahkan memutilasi jasadnya pada Jumat (29/5/2020) di Jalan Trans Papua Magataga, perbatasan Kabupaten Intan jaya.

Baca Juga: Oniara Wonda, Pentolan KKB Papua yang Punya Sepak Terjang Menakutkan, Pernah Tembaki Rombongan Jenderal Tito Karnavian Hingga Jatuhkan Banyak Korban

Dirangkum SURYA.co.id dari berbagai sumber, berikut rangkuman teror KKB Papua sepanjang bulan Juni 2020.

1. Tembak Mati Tim Medis

Aksi keji KKB Papua ini berlangsung di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5/2020).

Dua tenaga medis menjadi korban aksi keji KKB Papua ini, satu di antaranya langsung tewas.

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, dua tenaga medis itu diadang ketika mengantarkan obat-obatan.

"Kedua tenaga medis itu ditembak saat hendak mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19, di mana kedua tenaga medis itu tergabung dalam tim gugus tugas Covid-19 bidang kesehatan Kabupaten Intan Jaya," kata Kamal dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu (22/5/2020).

Baca Juga: Pernah Serang Rombongan Tito Karnavian, Anggota KKB yang Paling Dicari Sejak 2011 Kini Berhasil Ditangkap, Kapolda Papua Ungkap Detik-detik Satgas Newangkawi Lumpuhkan Oriana Wonda

Tenaga medis itu adalah Alemanek Bagau dan Koni Somou.

Kamal menyebutkan, Koni Somou dikabarkan tewas di lokasi.

Sementara Alemanek Bagau dalam kondisi kritis.

Lokasi Distrik Wandai yang jauh dari Distrik Sugapa, yang merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya, membuat aparat tak bisa segera menuju lokasi kejadian.

Baca Juga: Santai Ngomong 'Tikus Padi Kami Sudah Bunuh di Belakang', KKB Papua Tembak Mati Satu Warga Tak Berdosa, Ngaku Tentara Hutan Saat Ada Saksi yang Melihat

"Untuk diketahui bahwa tempat kejadian sangat jauh. Medan yang sulit merupakan salah satu hambatan yang dihadapi anggota di lapangan untuk menuju ke lokasi tersebut, kita membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk dapat tiba di TKP," kata Kamal.

Kamal memastikan, Kapolres Intan Jaya AKBP Yuli Karre Pongbala akan berkoordinasi dengan anggota TNI untuk menuju lokasi kejadian dan mengevakuasi korban hari ini, Sabtu (23/5/2020).

Kabupaten Intan Jaya merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah adat Meepago dan berada di kawasan Pegunungan Cartenz.

Untuk menuju Distrik Sugapa yang menjadi ibu kota Kabupaten Intan Jaya, akses yang bisa ditempuh hanya transportasi udara dari Nabire atau Mimika.

Bandar Udara Sugapa hanya bisa didarati pesawat perintis.

Baca Juga: Dengar 8 Kali Bunyi Tembakan, Pastor Niko Langsung Dihampiri Anggota KKB Papua, Sang Pendeta Dapati Karung di Hadapannya Berisi Tubuh Manusia

Pendaratan pun hanya bisa dilakukan dari pagi hingga siang hari.

Polres Intan Jaya baru saja didirikan pada akhir 2019. Polres itu berada di Distrik Sugapa, Intan Jaya.

Terdapat delapan distrik di Kabupaten Intan Jaya. Namun, hanya tiga distrik yang memiliki pos polisi dan dijaga pasukan.

Sementara lima distrik lain, yaitu Tomasiga, Agisiga, Ugimba, Wandai, dan Lyandoga, belum memiliki pos keamanan dan anggota polisi.

Baca Juga: Tega Tembaki Karyawan Freeport Hingga Tewas, Anggota KKB Papua Asuhan Joni Botak Ini Malah Ditemukan Dirawat di Wisma Atlet, Seolah Kena Karma Perbuatan Biadabnya Dibalas Corona

Jarak dari Distrik Sugapa menuju Distrik Wandai membutuhkan waktu tempuh sekitar lima jam menggunakan kendaraan roda dua.

Kondisi jalan menuju distrik yang belum beraspal tak bisa dilewati kendraan roda empat.

2. Tembak Mati dan mutilasi Warga Sipil

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan penyerangan yang dilakukan KKB Papua ini terjadi pada Jumat (29/5/2020) di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai).

Warga sipil yang ditembak mati KKB Papua itu bernama Yunus Sani.

Menurut Paulus dalam keterangan resmi tertulisnya, penyerangan yang dilakukan KKB Papua sebelumnya diketahui oleh seorang warga sipil bernama Pater Niko Wakey (saksi) yang mendengar suara tembakan 8 kali di Kampung Magataga, Distrik Wandai perbatasan Kabupaten Intan Jaya dan Paniai.

Baca Juga: Hina dan Tuding Kapolda Papua Jadi Dalang di Balik Pembunuhan Tenaga Medis, Dua Aktivis KNPB Ditangkap, Polisi Lumpuhkan Pelaku Saat Melarikan Diri

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'KKB Tembak Warga Sipil di Perbatasan Intan Jaya dan Paniai Papua, TNI-Polri Masih Kejar Pelaku'

Kemudian Pater mendekati asal suara tembakan tersebut dan bertemu dengan tiga orang yang mengaku sebagai "Tentara Hutan".

Salah satu dari ketiga orang tersebut memberitahu Pater tentang jenazah korban penembakan tersebut.

"Selanjutnya dia memberanikan diri untuk menyampaikan kepada ke tiga orang tersebut bahwa saksi atas nama pihak gereja akan mengurus serta membawa jenazah ke Distrik Sugapa," papar Paulus, Selasa (2/6/2020).

Baca Juga: Dulu Berani Mati Tembaki Pesawat Trigana Air, Mantan Anggota KKB Papua Ini Pilih Kembali ke Pangkuan NKRI, Cari Jalan Telenggen: Saya Akan Kembali ke Kampung!

Saksi, imbuh Paulus, kemudian meminta izin kepada tiga orang tersebut untuk melintas menuju Kampung Alemba, Distrik Homeyo, karena dia masih takut apabila langsung menuju tempat kejadian perkara.

Lanjut Paulus, kemudian keesokan harinya Sabtu (30/5/2020) saksi bersama beberapa masyarakat sipil berangkat menuju Kampung Magataga untuk mengambil jenazah.

Namun pada saat perjalanan menuju ke tempat kejadian perkara, saksi bertemu dengan sekelompok yang mengatasnamakan tentara hutan dan kembali meminta izin untuk membawa jenazah ke Distrik Sugapa.

Bahkan sempat terjadi adu mulut antara saksi dan kelompok tentara hutan yang mengancam jenazah akan dibuang ke Sungai Kemabu.

Namun akhirnya kelompok yang mengaku tentara hutan itu mengizinkan rombongan membawa jenazah Yusuf Sani dengan pengawalan dari Kampung Magataga menuju seberang Sungai Kemabu.

Baca Juga: Sempat Kabur Lompat Tembok, 2 Anggota KKB Papua Berhasil Diciduk Polisi Usai Jalani Isolasi di Shelter Wisma Altet, Kini Akui Terlibat Aksi Penyerangan PT Freeport Indonesia

"Setelah sampai di seberang sungai Kemabu, sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan tentara hutan meninggalkan saksi," kata Paulus.

Lebih lanjut, kata Paulus, sesampainya di seberang sungai Kemabu, saksi dibantu oleh beberapa masyarakat dan membawa jenazah menuju Kampuang Bilai, Distrik Homeyo.

Dilanjutkan membawa jenazah ke Kampuang Mamba Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Saat ini petugas gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB Papua tersebut.

Baca Juga: Sudah Terlanjur Pamer Senjata Rampasan, KKB Dipermalukan Polda Papua Lewat Pernyataan Ini, Egianus Kogoya: Karena Bapak-bapak Mengirimkan Pasukan yang dalam Jumlah Besar ke Ndugama...

"Pasca penembakan situasi dalam keadaan aman dan kondusif," ujarnya.

Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom belum memberikan keterangan terkait dengan penyerangan tersebut.

VOA telah mencoba menghubungi juru bicara dari sayap militer OPM tersebut namun hingga laporan ini ditayangkan belum mendapat respons.(Dylan Aprialdo/Dhias Suwandi/Kompas.com/Surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Siapa Kelompok NRFPB Saingan KKB Papua yang Kini Eksis? Ternyata Pernah Viral dan Dibubarkan Polri (*)