Namun, setelah diantar, Titik merasa tak pernah memesan kelapa.
"Sesampai di alamat pengirim, ternyata yang bersangkutan tidak pesan,” kata Giyatno. Ia pun melaporkan pesanan fiktif tersebut ke Polda Jawa Tengah karena
Ia mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Titik bercerita, ia tak hanya dikirimi barang yang tak dipesan, tetapi juga menjadi korban fitnah di media sosial.
Fitnah juga dialami orang-orang terdekat Titik, bahkan hingga kepala desa.
Salah satunya adalah tuduhan kepada sang ayah yang disebut telah menggelapkan 10 mobil dan menculik anak.
Sementara tetangga Titik, Bunda Gendis, difitnah bahwa anaknya hamil di luar nikah.
Bahkan, kepala desa juga tak lepas dari fitnah di media sosial oleh pelaku.