Gridhot.ID - Dapat digunakannya vaksin menjadi salah satu harapan untuk menghentikan situasi pendemi Covid-19 saat ini.
Seperti diketahui, penularan virus corona masih belum menunjukkan tanda-tanda menurun di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bahkan, belakangan di Indonesia jumlah penderita semakin banyak dengan jumlah kematian yang meningkat.
Di saat bersamaan, kita juga mendengar kabar baik soal vaksin yang bisa segera dicoba.
Perkembangan vaksin corona saat ini memang menjadi hal yang paling dinanti.
Pasalnya, vaksin adalah cara paling efektif yang bisa menghentikan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini sudah menginfeksi belasan juta jiwa di seluruh dunia.
Ratusan kelompok peneliti saat ini terus melakukan pengembangan vaksin dan ada beberapa kabar gembira yang bisa dibagikan soal perkembangannya.
Setelah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna, mengumumkan bahwa uji klinis tahap II sudah dilalui dan membuahkan hasil memuaskan, kini giliran Sinovac, perusahaan farmasi asal Tiongkok, dan Astra Zeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford, juga mengumumkan kabar serupa.
Sinovac sendiri telah bekerja sama dengan beberapa negara, yaitu Bangladesh, Brazil, dan Indonesia untuk melakukan uji coba klinis tahap III.
Di Indonesia, perusahaan farmasi asal Indonesia, PT. Bio Farma dan tim peneliti dari Universitas Padjajaran lah yang akan melakukan uji coba.
Tiga kandidat vaksin corona yang dianggap menjanjikan
Bisa dibilang, ada tiga kandidat vaksin corona yang menjanjikan, yaitu vaksin asal Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok.
Vaksin-vaksin tersebut sudah melewati uji klinis tahap II dan beberapa ada yang sudah mulai melakukan uji coba klinis tahap III.
Uji coba klinis tahap III adalah tahap uji coba terakhir sebelum akhirnya sampai pada tahap perizinan.
Berikut ini perkembangan terbaru dari masing-masing kandidat.
Baca Juga: Rezeki Nomplok! Selain Gaji ke-13, PNS Bakal Dapat Tunjangan Kinerja, Segini Besarannya
1. Vaksin dari Sinovac
Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal Tiongkok, Sinovac, saat ini tengah diuji coba klinis tahap III di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Uji coba di Indonesia sendiri rencananya akan dimulai pada bulan Agustus mendatang.
PT. Bio Farma, bekerja sama dengan Universitas Padjajaran tengah mempersiapkan uji coba yang akan berlangsung selama enam bulan.
Jika uji coba berjalan lancar dan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa didapatkan, maka vaksin kemungkinan bisa diproduksi masal pada kuartal pertama tahun 2021 mendatang.
Bio Farma mengungangkapkan memiliki kapasitas produksi maksimal hingga 250 juta dosis.
Vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac ini dibuat menggunakan whole-virus vaccine.
Artinya, vaksin tersebut mengandung SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, yang dilemahkan atau dibuat menjadi tidak aktif.
Saat vaksin tersebut disuntikkan ke tubuh, sistem imun tubuh akan terpacu untuk membentuk suatu sistem kekebalan.
Sehingga, jika suatu saat kita terpapar virus corona, sistem imun kita sudah mengenalinya dan siap untuk melawan sehingga kita tidak menjadi sakit.
2. Vaksin dari Astra Zeneca dan Universitas Oxford
Vaksin corona yang dikembangkan oleh Universtas Oxford Inggris dan perusahaan Astra Zeneca yang berbasis di Inggris serta Swedia telah sukses masuk ke uji coba klinis tahap III.
Vaksin ini dikembangkan menggunakan metode viral vector vaccines.
Artinya, vaksin tersebut berisi gen virus corona yang saat disuntikkan, akan masuk ke dalam sel-sel di tubuh dan memicu respon kekebalan tubuh yang nantinya akan melindungi kita dari Covid-19.
Menurut laporan yang dikeluarkan tanggal 20 Juli 2020, vaksin ini telah sukses melewati uji coba klinis tahap I dan II.
Selama uji coba tersebut, dilaporkan tidak ada peserta uji coba yang mengalami efek samping parah, sehingga sejauh ini, vaksin dianggap aman untuk digunakan.
Vaksin ini tengah menjalani uji coba klinis tahap II dan III di Inggris, serta tahap III di Brazil dan Afrika Selatan.
Kabar baiknya, peneliti yang terlibat dalam tim uji coba mengatakan bahwa vaksin darurat kemungkinan bisa tersedia di bulan Oktober ini.
Sementara itu, vaksin yang bisa digunakan untuk masyarakat luas baru bisa dipasarkan setelah hasil uji coba klinis tahap III berhasil dan perizinan distribusi bisa keluar.
Astra Zeneca sendiri mengungkapkan bahwa jika uji coba berhasil, pihaknya memiliki kapasitas produksi maksimal hingga dua milyar dosis vaksin.
3. Vaksin dari Moderna
Uji coba vaksin Covid-19 tahap I yang dilakukan oleh Moderna, dimulai dengan memberikan vaksin tersebut pada 45 orang dewasa sehat yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok.
Masing-masing orang tersebut disuntik sebanyak dua kali.
Kelompok pertama mendapatkan vaksin dengan dosis 25 mikrogram.
Sementara itu, kelompok kedua memperoleh dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga menerima dosis 250 mikrogram.
Menurut laporan tanggal 14 Juli 2020, sebanyak 45 orang yang mengikuti uji coba vaksin tersebut kini sudah memiliki antibodi terhadap virus penyebab Covid-19.
Setelah dua kali disuntik, antibodi SARS-CoV-2 yang terbentuk jumlahnya empat kali lipat lebih banyak dibanding pasien Covid-19 yang sudah sembuh.
Hal ini membuat harapan akan tersedianya vaksin corona semakin meningkat.
Selanjutnya, uji coba akan dilanjutkan langsung ke tahap ketiga atau tahap akhir, dimana lebih banyak orang akan dilibatkan untuk mencoba efek dari vaksin ini.
Di tahap akhir yang kemungkinan akan dimulai tanggal 27 Juli 2020 mendatang, sebanyak 30.000 orang dari 87 lokasi di Amerika Serikat akan diikutsertakan untuk uji coba.
Puluhan ribu orang tersebut akan menerima vaksin dengan dosis 100 mikrogram, lalu 29 hari setelahnya akan diberikan dosis tambahan yang sama.
Sebagai kelompok kontrol, sebagian dari orang-orang tersebut ada yang akan dikelompokkan dalam kelompok placebo.
Apabila penelitian tahap akhir ini nantinya berhasil, maka kemungkinan pada awal tahun 2021, vaksin tersebut sudah bisa di produksi masal.
Mengapa dibutuhkan waktu begitu lama untuk menciptakan vaksin corona?
Waktu 18 bulan terkesan begitu lama saat pandemi terjadi.
Namun, menciptakan vaksin hanya dalam waktu satu setengah tahun sebenarnya terhitung sangat-sangat cepat, jika dibandingkan dengan waktu yang biasa dibutuhkan, yaitu 10-15 tahun.
Mengapa proses pembuatan vaksin begitu lama? Sebab, ada berbagai tahap yang harus dilewati untuk memastikan bahwa vaksin tersebut benar-benar aman.
Secara keseluruhan, sebenarnya ada enam tahap yang perlu dilewati untuk membuat satu vaksin, yaitu:
- Proses perancangan vaksin Pada tahap ini, para peniliti akan mempelajari virus tersebut secara detail dan mencari cara agar sistem imun di tubuh kita bisa mengenalinya, dan kemudian membuat pertahanan di dalam tubuh.
- Pengujian pada hewan Tahap kedua adalah pengujian pada hewan. Pada tahap ini, vaksin akan disuntikkan ke hewan uji untuk melihat efektivitas dan efek samping yang mungkin timbul. Namun untuk vaksin corona, tahap ini tidak dilakukan karena harus menghemat waktu. Sehingga, kandidat vaksin yang ada langsung melakukan uji coba klinis pada manusia.
- Uji klinis fase ke-1 Uji klinis fase ke-1 dilakukan pada manusia untuk melihat efektivitas dan efek samping yang bisa muncul pada manusia. Biasanya, pengujian ini dilakukan dengan jumlah sampel yang kecil.
- Uji klinis fase ke-2 Sementara itu pada fase ke-2, pengujian akan dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dengan analisis yang lebih mendalam. Misalnya, untuk melihat efek dari vaksin ini secara biologis dan mengamati mekanisme yang ditimbulkan untuk merangsang sistem imun tubuh.
- Uji klinis fase ke-3 Uji klinis fase terakhir ini melibatkan jauh lebih banyak orang dengan waktu pengamatan yang juga jauh lebih lama.
- Persetujuan berdasarkan regulasi Terakhir adalah bagian persetujuan dengan lembaga yang berwenang di masing-masing negara. Di Indonesia, persetujuan ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
Perkembangan vaksin corona saat ini sedang berlangsung dengan sangat cepat.
Hal ini memang perlu dilakukan mengingat jika pandemi ini berlangsung berkepanjangan, akan semakin banyak penduduk dunia yang dirugikan, tidak hanya dari segi kesehatan namun juga dari segi kehidupan lainnya.
Sambil menunggu vaksin corona selesai diuji coba dan diproduksi, langkah yang paling baik yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada.
Selalu pakai masker, jaga jarak fisik dengan orang lain minimal 2 meter, dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah contoh paling sederhananya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kabar Baik dalam Perkembangan Vaksin Corona"