Vladimir Putin Simpan Nuklir Poseidon Super Mematikan, Amerika Serikat Gemeteran Takut Berurusan dengan Sang Beruang Merah, Utusan Trump Sampai Minta Rusia Berhenti Urus Rudal

Sabtu, 25 Juli 2020 | 14:26
Bussines Insider

Donald Trump dan Vladimir Putin

Gridhot.ID - Rusia kini jadi negara yang wajib diperhitungkan.

Bahkan Amerika Serikat sampai ketakutan melihat senjata anak buah Putin.

Dua senjata strategis Rusia yang menggendong hulu ledak nuklir membuat Amerika Serikat (AS) gentar.

Kedua senjata itu: rudal jelajah Burevestnik dan kapal selam tak berawak Poseidon.

Mengutip The Moscow Times, utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Kontrol Senjata, Selasa (21/7) lalu, mengatakan, Rusia harus berhenti mengembangkan rudal jelajah bertenaga dan berhulu ledak nuklir.

Baca Juga: Butuh Waktu 8 Menit untuk Beli Pisau, Kematian Yodi Prabowo Disebut Polisi Karena Bunuh Diri, Sang Editor Metro TV Sempat Tes di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin

Sementara dalam kicauan di akun Twitter-nya pada awal Juli lalu, Billingslea menyatakan, AS melihat Burevestnik dan Poseidon sebagai "konsep mengerikan" yang harus Rusia tangguhkan.

Di musim gugur tahun ini atau September nanti, Rusia berencana menguji Poseidon di perairan Kutub Utara.

Melansir The Moscow Times, drone bawah air yang bertenaga nuklir akan menjalani uji coba dan meluncur dari kapal selam Belgorod.

Rusia membuat drone berbentuk seperti torpedo raksasa untuk membawa hulu ledak nuklir seberat hingga dua megaton. Analis senjata menyebutnya sebagai "senjata nuklir hari kiamat".

Mendapat dukungan reaktor nuklir kecil, Poseidon memiliki jangkauan 10.000 kilometer untuk mengarungi lautan dunia.

Baca Juga: Bukan Kaleng-kaleng, Sahabat Luna Maya Ini Ternyata Wanita Terkaya se-Asia, Chryseis Tan Lahiran Anak Pertama, Ini yang Dilakukan Mantan Reino Barack

Meluncur dari Laut Barents atau perairan lain di Kutub Utara, drone bawah air tersebut bisa melintasi Atlantik Utara.

Jika diledakkan di lepas pantai timur Amerika Serikat (AS), hulu ledak nuklir yang Poseidon bawa bisa menciptakan gelombang tsunami setinggi puluhan meter di samping kerusakan yang disebabkan oleh ledakan nuklir itu sendiri.

Maret 2019, Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi keberadaan drone bawah air raksasa. Poseidon adalah salah satu dari enam senjata nuklir strategis baru negeri beruang merah.

Putin mengungkapkan, Poseidon dilengkapi dengan muatan konvensional dan nuklir serta bisa menghancurkan fasilitas infrastruktur musuh, kapal induk, dan target lainnya.

Pada Juli 2019, Departemen Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan fasilitas tempat drone itu dirakit, dan sebuah film animasi yang menunjukkan bagaimana drone digunakan dalam situasi perang yang sebenarnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Polisi Sebut Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo Karena Bunuh Diri, Hasil Pemeriksaan CCTV Jadi Bukti Kuat

“Drone memiliki beberapa keunggulan. Kapal selam dengan awak di atas kapal, tentu saja, adalah senjata yang kuat, tetapi ada batasan tertentu pada faktor manusia," kata mantan Kolonel Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia Alexander Zhilin.

"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin pada akhir Mei lalu seperti dikutip The Moscow Times.

Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.

“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja, membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu ketika dalam operasi peretas dapat mencoba mengambil kendali," katanya.

"Tetapi, berbicara dengan insinyur dan desainer kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa ada perlindungan besar-besaran terhadap gangguan eksternal,” ujar Zhilin kepada Sputnik Radio seperti The Moscow Times kutip.

Baca Juga: Jadi Tersangka Penipuan Rp 7,3 Miliar, Buronan Interpol Ini Malah Keliling Bali Sambil Buat Film Porno, Begini Kronologi Penangkapannya

Dengan kemampuan Poseidon yang bisa menyelam dalam, Rusia dapat melawan sistem pertahanan rudal AS dan memastikan pencegahan dengan kemampuan serangan kedua.

Rencananya, Rusia mengerahkan 16 drone Poseidon pada gugus tugas tempur Armada Utara.

Dua kapal selam tujuan khusus, Belgorod dan Khabarovsk, akan membawa Poseidon. Kedua kapal selam itu dibangun di Sevmash, Severodvinsk.

Belgorod adalah kapal selam prototipe dari kapal selam bertenaga nuklir kelas-II Oscar. Meluncurkan pada April 2019 dan akan memulai uji coba laut dalam beberapa bulan.

Kapal selam kedua yang membawa Poseidon adalah Khabarovsk.

Baca Juga: Ingat dengan Pendaki Andi Sulistyawan? Ditemukan Tewas di Jurang Gunung Lawu, Rekaman Detik-detik Tingkah Anehnya Sebelum Meregang Nyawa Viral, Copot Baju Demi Selimuti Kayu Bakar

Kapal selam prototipe khusus dari kapal selam rudal balistik generasi keempat Rusia kelas Borei.

RIA Novosti awal musim semi ini melaporkan, Khabarovsk akan meluncur dari Sevmash pada awal Juni 2020, diikuti pengujian selama dua tahun.

Baik RIA Novosti maupun Zhilin tidak menyebutkan, di mana lokasi peluncuran uji coba drone Poseidon. Tapi, senjata berbasis kapal selam biasanya menjalani percobaan di Laut Putih.

Laut ini memiliki keuntungan karena tidak menjadi perairan internasional, di mana angkatan laut negara lain atau kapal mata-mata bisa berlayar.

Juga, area pengujian dekat dengan Severodvinsk, tempat pembuatan kapal selam dan drone.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Poseidon, senjata nuklir hari kiamat milik Rusia yang bikin Amerika gentar.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan