Pantas Saja Ledakannya Luluh Lantahkan Seluruh Kota, Gudang yang Jadi Pemicu Letusan Sudah Simpan 2.750 Ton Amonium Nitrat Selama 6 Tahun, Ini Tanggapan Presiden Lebanon

Rabu, 05 Agustus 2020 | 19:42

Update Ledakan di Beirut Lebanon, Setidaknya 100 tewas, 4.000 terluka

Gridhot.ID -Ledakan besar di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) masih memakan korban jiwa.

Dikabarkan sampai saat ini Rabu (5/8/2020) korban tewas ledakan tersebut masih terus bertambah.

Pantauan terakhir dikabarkan ada 100 korban tewas, seperti dilaporkan Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Inilah Foto Ahok Bersama Keluarga Besar Istri yang Jarang Terekspos, Ekspresi Puput Nastiti Devi Jadi Sorotan

Hassan juga mengatakan bahwa ribuan orang terluka dalam insiden ledakan yang terjadi pada Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat itu.

Dikutip dari Reuters, Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, keadaan darurat diumumkan di Beirut selama dua minggu dan berkabung selama tiga hari.

Kabarnya penyebab ledakan ini adalah timbunan amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang selama 6 tahun.

Baca Juga: Indonesia Patut Bersyukur, Hindari Deteksi Otoritas Lintas Udara Agar Sampai di Tanah Air, Pesawat Cessna yang Angkut Narkoba Rp 1 Triliun Ini Jatuh di Papua Nugini, Polisi: Sindikat yang Serakah!

Dalam 6 tahun penyimpanannya, sampai ada 2.750 ton amonium nitrat yang didiamkan di gudang itu.

Bahaya amonium nitrat

Alibaba Indonesia

amonium nitrat.

Amonium nitrat biasa digunakan secara luas dalam pupuk dan bahan peledak.

Situs web kesehatan dan keselamatan kerja pemerintah negara bagian Australia menjelaskan mengapa zat tersebut sangat eksplosif.

"Amonium nitrat tidak terbakar. Namun, itu akan mendukung dan meningkatkan laju pembakaran di hadapan bahan yang mudah terbakar atau mudah terbakar bahkan tanpa adanya oksigen.

Baca Juga: Muridnya Viral Gara-gara Kasus Pelecehan Seksual Berkedok Riset, Guru SMA Gilang 'Bungkus' Bongkar Gelagat Siswanya Saat Sekolah: Beda dengan yang Lain

"Ketika dipanaskan akan meleleh, terurai, dan melepaskan gas beracun, termasuk nitrogen oksida (NO x ) dan gas amonia (NH 3 ).

"Ketika dipanaskan secara berlebihan (misalnya dalam kebakaran) dapat menyebabkan ledakan di ruang tertutup dan wadah atau bejana yang tertutup dapat pecah dengan hebat."

Baca Juga: Pantas Saja Ruben Onsu Tajir Bukan Main, Ternyata Segini Penghasilan Suami Sarwendah dari Bisnis Ayam Geprek, Jauh Lebih Besar Ketimbang Bayaran di Televisi

Setara gempa 3,3 magnitudo

Di sisi lain, data yang dikumpulkan oleh Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan bahwa ledakan besar di Beirut begitu kuat.

Ledakan itu menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 magnitudo.

Namun, setara dengan magnitudo 3,3 tidak, "Langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama."

Itu karena ledakan jenis permukaan, seperti ledakan di Beirut, tidak menghasilkan magnitudo sebesar gempa bumi, demikian menurut Don Blakeman, ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional.

Blakeman mengatakan, sebagian besar energinya masuk ke udara dan bangunan.

"Tidak cukup energi yang ditransmisikan ke dalam batuan di tanah," katanya.

Artinya, jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, besarnya akan lebih tinggi.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polda Bali Terkait Dugaan Ujaran Kebencian, Jerinx SID Mangkir dari Panggilan Polisi, Kuasa Hukum Sebut Kliennya Tak Bermaksud Hina IDI

Tanggapan Presiden Lebanon

Presiden Lebanon Michel Aoun sebutkan keadaan darurat diumumkan di Beirut selama dua minggu dan masa berkabung selama 3 hari.

Sementara itu, mengutip pernyataannya di akun Twitter kepresidenan @LBpresidency, Aoun mengaku tidak akan puas sampai menemukan orang yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

"Karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman 'amonium nitrat' diperkirakan 2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara," ujar dia.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada 2.750 Ton Amonium Nitrat di Lokasi Ledakan Beirut, Lebanon"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com