Gudang Pelabuhan Beirut Jadi Sorotan Sumber Petaka, Kapten Kapal Pengangkut Amonium Nitrat Beberkan Fakta Berkaitan Soal Ledakan: Majikan Rakus hingga Buat Kargo Menumpuk

Sabtu, 08 Agustus 2020 | 19:25
BORIS MUSINCHAK via REUTERS; AP/Kirill Lemekh

Mengejutkan! Kapten Sebut Majikannya Sengaja Biarkan Kapalnya Ditahan di Beirut, Termasuk Tambah Muatan yang Mustahil dan Cenderung Hancurkan Kapal

Gridhot.ID -Sebuah fakta mengejutkan disampaikan oleh kapten kapal pengangkut2.750 ton amonium nitrat, yang kemudian meledak di Beirut, Selasa (4/8/2020).

Dia meyakini bahwa majikannya, pemilik kapalMV Rhosus yang dipimpinnya secara sengaja membiarkan kapal tersebut ditahan di Beirut.

Banyak keputusan-keputusan dari sang majikan yang mengarah pada dugaan dari pria bernamaBoris Prokoshev tersebut.

Baca Juga: Mengerikan, Ikan Purba Sebesar Manusia Ini Ditemukan Mati dalam Kondisi Hamil, Lilitan Sampah Plastik Jadi Malaikat Pencabut Nyawa Sang Predator Langka

Mulai dari perubahan rute saat kapal sudah berlayar hingga seolah membiarkan para awaknya tak betah hingga akhirnya memilih untuk meninggalkan kapal tersebut begitu saja di Beirut.

Termasuk di antara trik licik dari sang pemilik kapal adalah dengan sengaja menawarkan kapten untuk menambah muatan yang nyaris mustahil dilakukan.

Bahkan tidak hanya mustahil, muatan tambahan yang tiba-tiba muncul di Beirut tersebut membuat awak kapal berpikir ulang untuk tetap menaiki kapal tersebut.

Baca Juga: Ciut Nyali Usai Dilaporkan ke Polda Bali, Jerinx SID Minta Maaf Soal Ocehannya yang Sebut IDI Kacung WHO: Tolong Jangan Ditanggapi dengan Perasaan

Sebab, jika muatan tersebut dinaikkan, maka satu hal yang pasti terjadi: kapal tersebut akan hancur sebelum sampai tujuan.

Muatan apa yang dimaksud? Simak uraiannya berikut ini.

Kapten kapal MV Rhosus yang bertugas saat muatan 2.750 ton amonium nitrat disita otoritas pelabuhan berkata, majikan kapal rakus.

Kapal MV Rhosus diperintahkan memutar ke Beirut karena persoalan finansial, dan diminta mengangkut kargo tambahan demi menambal kekurangan dana.

"Mereka (majikan) rakus," kata Boris Prokoshev kapten kapal MV Rhosus pada 2013, dikutip dari Reuters Jumat (7/8/2020).

Baca Juga: PR 3 Halamannya Disobek 'Kocheng Oren', Bocah Ini Meracau di depan Kucingnya yang Santai Rebahan Tanpa Dosa, Sang Ibu: Gimana Mau Menolong?

Prokoshev berkata, kapal itu membawa 2.750 ton bahan kimia dari Georgia ke Mozambik, yang sangat mudah terbakar.

The Associated Press

Boris Prokoshev, eks-kapten kapal Rhosus yang muatannya disita oleh Lebanon dan sebabkan ledakan dahsyat

Kapal kemudian diperintahkan memutar ke Beirut untuk memuat beberapa alat berat, guna diantar ke Pelabuhan Aqaba di Yordania.

Rencananya setelah berlabuh di Yordania, kapal Rhosus baru bisa berangkat lagi ke tujuan semula di Afrika, di mana amonium nitrat itu akan dikirim ke pabrik bahan peledak.

Baca Juga: Terkena Jeratan Kasus Prostitusi Online, Hana Hanifah Tiba-tiba Muncul Lagi Asyik Olahraga Bareng Sandiaga Uno, Begini Aksi Sang Selebgram

Namun pada akhirnya kapal itu tak pernah meninggalkan Beirut. Mereka gagal memuat kargo tambahan setelah berulang kali mencoba.

Situasi diperparah dengan perselisihan panjang mengenai biaya pelabuhan.

"Itu tidak mungkin (dilakukan)," kata Prokoshev (70) tentang muatan kargo ekstra tersebut.

"Itu bisa menghancurkan seisi kapal dan saya berkata tidak," katanya kepada Reuters melalui telepon rumahnya di Sochi, Rusia.

Kapten dan pengacara untuk beberapa kreditur menuduh majikan sengaja meninggalkan kapal dan membiarkannya ditahan.

Beberapa bulan kemudian karena alasan keamanan, muatan amonium nitrat diturunkan dan disimpan di gudang dermaga.

Baca Juga: Pemkot Solo Bersitegang dengan Klaten Gara-gara Rebutan Umbul Cokro, Punya Bukti dan Tak Asal Klaim, Wali Kota Solo FX Rudy Tegas Ogah Berandai-andai Kekalahannya: Kami Tidak Mau!

BORIS MUSINCHAK via REUTERS
BORIS MUSINCHAK via REUTERS

Kapten kapal MV Rhosus Boris Prokoshev dan para krunya, saat menuntut pembebasan mereka dari kapal yang ditahan di pelabuhan Beirut, Lebanon, pada musim panas 2014. Foto ini diambil oleh mandor kapal, Boris Musinchak.

Pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat, timbunan itu terbakar dan meledak tidak jauh dari area permukiman kota.

Ledakan dahsyat itu menewaskan sedkitnya 145 korban jiwa dan melukai 5.000 orang. Lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, karena bangunan-bangunan kini rata dengan tanah.

Seandainya tidak mengambil kargo tambahan, kapal itu mungkin bisa beranjak dari Beirut.

Baca Juga: Ditusuk dari Belakang, Nikita Willy Labrak dan Blokir Mantan Artis Cilik Berinisal J Ini, Calon Istri Indra Priawan: Lu Temen Gue, Tapi Lu Ikut Jelek-jelekin Gue!

Mandor kapal asal Ukraina, Boris Musinchak menceritakan, para anak buah kapal (ABK) sudah menaruh muatan alat-alat berat termasuk ekskavator dan penggiling jalan, di atas pintu ke palka kargo yang menyimpan amonium nitrat di bawahnya.

Tapi saat alat-alat berat itu dimuat, pintu penahannya rusak.

"Kapal itu tua dan pintu penutupnya bengkok," ucap Musinchak melalui telepon. "Kami memutuskan untuk tidak mengambil risiko."

Kapten dan tiga awak kapal menghabiskan waktu 11 bulan di dalam kapal, saat sengketa hukum berlangsung berlarut-larut.

Mereka tidak dibayar dan persediaan makanannya menipis. Begitu mereka bisa pulang, muatan amonium nitrat diturunkan.

Baca Juga: 1,5 Tahun Sandang Status Janda, Gisella Anastasia Ngaku Menyesal Cerai dari Gading Marten: Emang Dasar Keras Kepala Dulu Gua!

"Muatan itu sangat eksplosif. Itulah kenapa disimpan di kapal saat kami di sana... Amonium nitrat itu memiliki konsentrasi yang sangat tinggi," ujar Prokoshev.

Kapal MV Rhosus kabarnya tenggelam di tempatnya ditambatkan di pelabuhan Beirut.

Dalam surel yang dikirim seorang pengacara ke Prokoshev pada 2018, kapal itu dikatakan tenggelam "baru-baru ini". (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapten Kapal Rhosus: Majikan Rakus Paksa Ambil Kargo Tambahan di Beirut"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com