Gridhot.ID - Musim pemilu memang sedang dirasakan banyak negara di dunia.
Selain Amerika Serikat yang sudah mempersiapkan segala kampanye kandidatnya, negara yang sedang dihebohkan dengan pemilu adalah Belarusia.
Negara tetangga Rusia tersebut kini sedang memanas akibat hasil dari pemilu yang kurang memuaskan salah satu pihak.
Rusia mengatakan pihaknya telah berbicara dengan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko bahwa mereka siap untuk menawarkan bantuan militer jika diperlukan sejalan dengan meningkatnya demonstrasi yang memprotes pemilihan ulang yang diperebutkan oleh Lukashenko.
Sedikitnya dua pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan lainnya telah ditahan sejak pemungutan suara Minggu lalu, yang menurut penentang Lukashenko, telah dicurangi untuk menyamarkan fakta bahwa ia telah kehilangan dukungan publik.
Lukashenko sendiri menyangkal kalah dengan mengutip hasil resmi yang memberinya lebih dari 80% suara.
Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi tahu Lukashenko bahwa Rusia siap membantu Belarus sesuai dengan pakta militer kolektif jika diperlukan dan bahwa tekanan eksternal sedang diterapkan ke negara itu.
Pengamanan ketat dilakukan saat para pendukung Lukashenko berkumpul di Minsk untuk pertama kalinya sejak pemilu untuk menyuarakan dukungan mereka dan menyaksikannya memberikan pidato yang berapi-api.
Lukashenko, di bawah tekanan dari Uni Eropa karena menindak lawan-lawannya, mengatakan tank dan pesawat NATO telah dikerahkan 15 menit dari perbatasan Belarusia.
“Pasukan NATO ada di gerbang kami. Lituania, Latvia, Polandia dan negara asal kami Ukraina memerintahkan kami untuk mengadakan pemilihan baru,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Belarusia akan mati sebagai sebuah negara jika pemungutan suara baru diadakan.
"Saya tidak pernah mengkhianati Anda dan tidak akan pernah melakukannya," katanya.
Seringkali emosional dalam penampilan TV negara, pemimpin berusia 65 tahun itu menuduh adanya plot yang didukung asing untuk menggulingkannya.
Beberapa ribu orang menghadiri protes tersebut.
Saluran media oposisi mengatakan Lukashenko, yang pernah menjadi manajer pertanian kolektif era Soviet, telah membawa orang-orang dari bagian lain negara tersebut dan bahwa mereka dipaksa untuk hadir.
Rusia, yang memiliki hubungan bermasalah dengan Lukashenko, mengawasi dengan cermat saat Belarus menjadi tuan rumah jaringan pipa yang membawa ekspor energi Rusia ke Barat dan juga dipandang oleh Moskow sebagai zona penyangga melawan NATO.
Uni Eropa bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Belarusia sebagai tanggapan atas tindakan keras yang dilakukan dengan kekerasan.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Belarusia memanas, Rusia siap kirimkan militernya.
(*)