Find Us On Social Media :

Semakin Ganas, Virus Corona yang Ditemukan di Singapura dan Malaysia Ini Bisa Bermutasi 10 Kali Lipat Lebih Menular, Kok Bisa?

Malaysia deteksi virus corona baru yang 10 kali lebih kuat penularannya.

GridHot.ID - Virus corona hingga kini masih menyelimuti dunia.

Hingga Rabu (19/8/2020) diketahui sebanyak lebih dari 22 juta penduduk dunia telah terinfeksi covid-19.

Sementara dunia tengah berlomba menghasilkankan vaksin, rupanya terdapat mutasi virus corona baru di sejumlah negara.

Baca Juga: Unair Temukan Obat Covid-19 yang Diklaim Ampuh Bunuh Virus Corona, Pakar Independen Justru Temukan Kejanggalan, Ini Penjelasannya

Mutasi virus corona baru yang 10 kali lebih menular baru-baru ini terdeteksi di Malaysia. Ternyata, jenis virus corona yang bermutasi menjadi sangat menginfeksi tersebut juga ditemukan di Singapura.

Paul Tambyah, konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada Reuters, mutasi D614G dari virus corona juga telah terdeteksi di Singapura.

Bahkan, Dr Sebastian Maurer-Stroh, Wakil Direktur Eksekutif Penelitian Agency for Science, Technology and Research (A*STAR), Selasa (18/8/2020), mengungkapkan, mutasi D614G telah terdeteksi sejak akhir Februari lalu.

Baca Juga: Masyarakatnya Kerap Dipandang Primitif, Negara-negara Afrika Ini Buktikan Melek Teknologi dengan Ciptakan Robot, Salah Satunya Digunakan untuk Mengintai Warga yang Tak Patuh Lockdown

Namun, dia menyebutkan, tindakan penahanan saat ini berhasil "mencegah penyebaran skala besar" dari mutasi virus corona tersebut di Singapura.

"Karena varian ini telah beredar secara global, maka bisa ada di negara mana pun, dan setiap negara dengan pengawasan aktif telah melihatnya, terutama terkait dengan kasus impor dari pelancong," kata Dr Maurer-Stroh kepada Channel News Asia.

Menurut dia, virus corona berevolusi secara alami melalui seleksi, dan kebanyakan mutasi tidak berpengaruh. Mutasi lain mungkin tidak menyebabkan gejala klinis yang lebih parah, tetapi membuat virus itu "lebih berhasil dibanding yang lain".

Tidak berarti virus akan menjadi lebih ganas

Namun, ini tidak berarti virus akan menjadi lebih ganas. Sebaliknya, bisa membuat virus lebih ringan atau tanpa gejala, menyebabkan infeksi yang lebih lama dan tidak terdeteksi, Dr Maurer-Stroh menjelaskan.

Baca Juga: Sudah Maksimal Tangani Wabah Corona, 6 Negara Besar Ini Malah Sudah Terjun ke Jurang Resesi, Indonesia Termasuk?

Hanya, dalam kasus yang lebih jarang, virus bisa mengembangkan kemampuan yang meningkat untuk mengikat sel manusia. Lalu, meningkatkan replikasi atau penghindaran respons inang, yang meningkatkan penularan dan keparahan virus.

"Saat wabah berkembang dari waktu ke waktu dan lebih banyak data tersedia, varian baru akan muncul. Ini adalah bagian dari evolusi alami virus yang biasanya tidak terkait dengan perbedaan dalam virulensi," kata Dr Maurer-Stroh.

Pada Minggu (16/8/2020), Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mendesak kewaspadaan publik yang lebih besar setelah pihak berwenang mendeteksi mutasi D614G dari virus korona dalam dua kluster baru-baru ini.

Baca Juga: 10 Kali Lipat Mudah Menular, Menteri Kesehatan Malaysia Beri Peringatan Soal Mutasi Ganas Virus Corona di Negeri Jiran, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakatnya

Noor Hisham mengatakan, strain baru dari virus corona yang terdeteksi 10 kali lebih menular. Sehingga, vaksin yang saat ini sedang dikembangkan mungkin tidak efektif melawan mutasi ini.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ditemukan di Singapura dan Malaysia, virus corona bermutasi 10 kali lebih menular (*)