Sekian Lama Diam Demi Jaga Kerjasama, Filipina Akhirnya Murka Juga dengan China, Kepalsuan Tiongkok Langsung Dibongkar

Selasa, 25 Agustus 2020 | 06:42
Kompas.com

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte

Gridhot.ID - Hubungan China dan Filipina sempat membaik di awal masa jabatan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Namun menjelang akhir masa jabatannya, Duterte kembali memperhitungkan hubungan Filipina dengan China, terlebih dengan adanya klaim China atas Laut China Selatan.

Perselisihan antara Filipina dengan China soal wilayah Laut China Selatan makin runcing.

Terbaru, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyebut, sembilan garis putus-putus China yang digunakan untuk mengklaim sebagian besar Laut China Selatan adalah palsu.

Baca Juga: Niatnya Perbaiki Prestasi dengan Cara Naturalisasi 5 Pemain Brasil, PSSI Malah Dapat Kritikan Pedas, Ketum Jakmania: Ini Jadi Momen Sakit Hati Bagi Anak Muda Indonesia

Seperti dikutip Channel News Asia, Lorenzana menuduh China secara ilegal menduduki wilayah maritim Filipina.

Pernyataan itu pada Minggu malam (23/8) itu muncul di tengah perselisihan baru antara Manila dan Beijing atas wilayah Scarborough, yang telah lama menjadi titik api antara kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Filipina pada pekan lalu mengajukan protes diplomatik atas apa yang dikatakannya sebagai "penyitaan ilegal" oleh penjaga pantai China atas peralatan memancing di dekat Beting.

China merebut Scarborough dari Filipina pada tahun 2012 menyusul ketegangan yang menegangkan.

Baca Juga: Jodohkan Putrinya dengan Azriel, Eko Patrio Langsung Gigit Jari Dengar Jawaban Putra Anang Hermasnyah, Ashanty: Dia Anaknya Tapi Baik Lho!

Beting, salah satu daerah penangkapan ikan terkaya di kawasan itu, terletak 240 km di barat pulau utama Luzon di Filipina dan 650 km dari daratan utama Tiongkok terdekat, provinsi pulau selatan Hainan.

"Daerah itu berada di dalam Zona Ekonomi Ekskusif (ZEE) kami," kata Lorenzana.

Ia menegaskan, hak historis China atas wilayah yang dikelilingi oleh 9 garis China tidak ada, kecuali dalam imajinasi mereka.

"Nelayan kami berada di ZEE kami dan begitu pula kapal dan pesawat kami melakukan serangan patroli di wilayah kami," ujarnya.

Baca Juga: Gagal Bersanding di Pelaminan Padahal Sudah Tentukan Tanggal Pernikahan, Aurelie Moeremans Ungkap Alasan Putus dari Ello: Gila, Apa Sih yang Lu Cari?

"Mereka (China) adalah orang-orang yang telah melakukan provokasi dengan secara ilegal menempati beberapa fitur dalam ZEE kami. Karenanya mereka tidak memiliki hak untuk mengklaim bahwa mereka sedang menegakkan hukum mereka," imbuhnya.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dengan sering menggunakan apa yang disebut sembilan garis putus-putus untuk membenarkan dugaan hak historisnya atas jalur air utama yang juga diperebutkan oleh Filipina, Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Brunei.

Mereka menolak putusan pengadilan yang didukung PBB tahun 2016 bahwa klaim China itu tidak memiliki dasar hukum.

Kementerian Luar Negeri China pada Jumat pekan lalu membela penjaga pantai China dengan mengatakan mereka telah melakukan kegiatan penegakan hukum dan tindakan mereka dapat dimengerti.

Baca Juga: Anti Belibet, Dipandu Guruku Mr D, Begini Cara Belajar Grammar Bahasa Inggris dengan Mudah!

China juga menuduh pesawat militer Filipina menyerang wilayah udara China di bagian lain laut yang disengketakan dan mendesak Manila untuk segera menghentikan kegiatan provokatif ilegal.

Harry Roque, Juru Bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, diplomat Filipina secara rutin mengajukan protes seperti itu jika Filipina yakin hak kedaulatan dilanggar.

"Tapi itu tidak akan mempengaruhi hubungan baik secara keseluruhan antara Filipina dan China," ujarnya.

Hubungan Filipina-China telah membaik di bawah Duterte, yang menghidupkan kembali hubungan diplomatik yang dulunya dingin setelah terpilih pada tahun 2016.

Baca Juga: Viral Pesepeda Brompton Tersundul Motor di Jalanan, Korban Sampai Terpental, Begini Kroologinya

Duterte mengesampingkan sengketa maritim demi merayu bantuan, perdagangan, dan investasi China.

Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Duterte di Beijing pada tahun lalu bahwa posisi China di Laut China Selatan tidak dapat dinegosiasikan.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Dari Sekutu Berbalik Musuhi China, Filipina Murka Sebut 9 Garis yang Dipakai China untuk Klaim Laut China Selatan adalah Palsu.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari