Find Us On Social Media :

Maruk! Selain Laut China Selatan, Tiongkok Ternyata Sudah Ambil Ancang-ancang untuk Kuasai Kutub Utara, Begini Taktiknya

Ilustrasi tentara China

Rute pengiriman akan bertambah jumlahnya, dan di sepanjang jalur itu China akan memfasilitasi kemajuan ekonomi dan sosial. 

Makalah itu juga menekankan bahwa China memiliki "kepentingan bersama" dengan negara-negara Arktik.

Dengan bahasa yang ramah tersebut China mencoba merayu sebagai upaya memuluskan agenda BRI.

Pada kenyataannya, perusahaan China mendapat manfaat paling banyak dari proyek.

Baca Juga: Baru Saja Tiongkok Mulai PDKT Soal Laut China Selatan, Negara ASEAN Ini Juga Jadi Incaran Jepang, Kok Bisa?

Dari semua kontraktor yang berpartisipasi dalam proyek BRI yang didanai China, 89% adalah perusahaan China, 7,6% lokal, dan 3,4% asing,.

Menurut laporan terbaru oleh Center for Studi Strategis dan Internasional, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington, DC.

Sama seperti proyek BRI di tempat lain, proyek di Kutub Utara terutama akan bermanfaat bagi perusahaan China dan memperluas pengaruh ekonomi dan politik Beijing. 

Salah satu bagian dari makalah ini berfokus pada bagaimana China dapat menggunakan sumber daya Arktik, termasuk bahan bakar dan perikanan.

Baca Juga: Demi Konten, Bocah 3 Tahun Dipaksa Orang Tuanya Menelan Banyak Makanan, Begini Endingnya

Dengan "dasar hukum dan masuk akal," mengingatkan perselisihan Beijing dengan hukum internasional di Laut China Selatan yang diperebutkan.

Di mana China secara terang-terangan berupaya mengusasi Laut China Selatan.

Sementara itu, untuk memuluskan agenda BRI di Arktik, China tidak bisa menghindari kerja sama dengan Rusia, yang berbatasan langsung dengan Arktik.

Xi Jinping mendesak kerja sama dengan Rusia untuk mendapat akses Jalur Sutera di atas es di sepanjang Arktik Rusia.

 Baca Juga: Cium Niat Busuk Australia, Timor Leste Diam-diam Minta Bantuan China untuk Lakukan Hal Ini, Negeri Kanguru Harus Waspada

Pada 2016, Silk Road Fund milik negara China (bagian dari BRI) menyelesaikan kesepakatan untuk membeli 9,9% saham di pabrik gas alam cair di Arktik Rusia.

Pabrik yang terletak di Semenanjung Yamal mayoritas dimiliki produsen LNG Rusia Novatek.

China akan menjadi pelanggan utama untuk gas yang diproduksi dan China National Petroleum Corporation milik 20% saham di pabrik tersebut.

Meski demikian, China telah meningkatkan ekonomi lokal dan mendorong pelestarian budaya tradisional.

Lapland Finlandia melihat jumlah lonjakan turis China lebih dari 90% tahun 2016, penduduk asli Arktik mendapat manfaat dari kepentingan China di wilayah tersebut.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Tak Cukup Hanya Kuasai Laut China Selatan, China Ternyata Sangat Ingin Menguasai Kutub Utara, Hal Inilah yang Membuat China Begitu Tergiur Ingin Kuasai Kutub Utara"

(*)