Beranggotakan Lebih dari 3500 Orang Tibet, Inilah Pasukan Khusus SFF Milik India, Kerap Bikin Kocar-kacir China dengan Teknik Tempur Pegunungannya

Jumat, 04 September 2020 | 06:42
kontan.co.id

ILUSTRASI. Tentara India melakukan tugas patroli di wilayah Ladakh.

Gridhot.ID - Pasukan militer India memang tak bisa dipandang sebelah mata.

Kekuatan militer India baru terlihat saat baru-baru ini negaranya berkonflik dengan China.

Kematian seorang anggota pasukan khusus India asal Tibet dalam ledakan ranjau di dekat perbatasan yang berkobar dengan pasukan China, membuka fakta yang langka tentang sekelompok elit prajurit dataran tinggi yang tidak banyak dikenal.

Baca Juga: Duduki Jabatan Tinggi di 17 Perusahaan, Suami Titi Rajo Bintang Bukan Sosok Sembarangan, Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia

Tenzin Nyima tewas dan seorang tentara komando lainnya terluka parah dalam ledakan di dekat pantai Danau Pangong Tso di Himalaya Barat, tiga pejabat pemerintah India dan dua anggota keluarganya mengatakan kepada Reuters.

Pasukan India dan China hampir melakukan konfrontasi langsung di daerah itu selama akhir pekan lalu, karena klaim teritorial yang bersaing, menurut pemerintah kedua negara.

Nyima yang berusia 53 tahun adalah bagian dari Pasukan Khusus Perbatasan India (SFF), kata keluarganya dan tiga pejabat Pemerintah India. Pasukan tersebut merekrut sebagian besar pengungsi Tibet.

Baca Juga: Kepergok Curi Barang Tapi Ngeyel, Pemuda Ini Berdalih Bakal Dapat Pahala Jika Ambil Barang Yahudi, Malah Nantang Lakukan Hukuman Begini

Ratusan ribu pengungsi telah menjadikan India sebagai rumah mereka sejak Dalai Lama melarikan diri dari Tibet setelah pemberontakan yang gagal pada 1959. Beberapa di antaranya menjadi warga negara India.

Pasukan komando rahasia tersebut dibentuk segera setelah perang antara India dan China pada 1962 silam. Dua pejabat India memperkirakan, kekuatan SFF lebih dari 3.500 orang.

Amitabh Mathur, mantan penasihat Pemerintah India untuk urusan Tibet, mengungkapkan, SFF adalah “pasukan penekan, terutama dalam konteks pendakian gunung dan peperangan di dataran tinggi".

“Kalau memang mereka (SFF) dikerahkan, saya tidak heran. Masuk akal untuk menerapkannya di ketinggian. Mereka adalah pendaki gunung dan komando yang hebat," sebut Mathur ke Reuters.

Baca Juga: Kepergok Curi Barang Tapi Ngeyel, Pemuda Ini Berdalih Bakal Dapat Pahala Jika Ambil Barang Yahudi, Malah Nantang Lakukan Hukuman Begini

Perang lawan Pakistan

Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan India tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters soal SFF.

China telah lama menganggap kehadiran sejumlah besar warga Tibet di India sebagai ancaman bagi integritas teritorialnya. Mereka dipimpin oleh pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, yang dikecam oleh Beijing sebagai separatis berbahaya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan dalam jumpa pers pada Rabu (2/9), dia tidak tahu, apakah warga Tibet berjuang untuk India, tetapi mengingatkan agar berhati-hati.

Baca Juga: Belajar di Thailand dan 2 Tahun Terapkan di Indonesia, Pria Ini Kamuflasekan Pesta Seks Sesama Jenis di Kuningan, Wajibkan Pakai Masker Merah Putih Agar Tak Dicurigai

“Kami dengan tegas menentang negara mana pun, termasuk India, yang mendukung aktivitas pemisahan diri pasukan pro-kemerdekaan Tibet atau memberi mereka bantuan atau ruang fisik,” ujarnya seperti dikutip Reuters.

Seorang pejabat senior militer India mengatakan, SFF telah memainkan peran penting dalam perang dengan Pakistan pada 1971, yang mengarah pada pembentukan Bangladesh. Serta, perang jarak dekat dengan Pakistan pada 1999 di daerah Kargil, yang populer dengan sebutan Perang Kargil.

“Kami menghormati dan mencintai India karena telah memberi kami tempat berlindung, tetapi inilah saatnya negara mengakui peran penting yang dimainkan oleh orang-orang kami di SFF,” kata Lhagyari Namgyal Dolkar, anggota parlemen berusia 34 tahun dari daerah yang jadi tempat pengasingan Tibet, kepada Reuters.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Mengenal SFF, pasukan khusus India yang anggotanya sebagian orang Tibet"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id