Gridhot.ID - Belakangan ini, warga Garut kembali dihebohkan dengan sosok pria yang diduga bisa melunasi hutang.
Pria tersebut bernama Sutarman.
Ia juga mengaku memiliki gelar profesor, sehingga mengubah namanya menjadi Prof Dr Ir Cakraningrat.
Sebuah kelompok di Garut dan Jawa Barat, yang diikuti ribuan orang.
Kamis (10/9/2020), Sutarman datang memenuhi panggilan Polres Garut untuk diperiksa sebagai saksi.
Sutarman datang mengenakan jaket loreng, celana putih, dan peci hitam.
Di bagian belakang jaket tertulis 'Tri Komando Rakyat Nusantara'.
Terdapat beberapa atribut lain di jaket yang dikenakan Sutarman.
Ia tak banyak berkomentar saat sejumlah wartawan menanyakan soal pemeriksaan.
Sutarman datang ke Mapolres Garut sekitar pukul 13.00 WIB. Ia sempat keluar ruang pemeriksaan untuk melaksanakan salat zuhur di Masjid Polres Garut.
Sutarman mengatakan, anggota Paguyuban Tunggal Rahayu yang berpusat di Kabupaten Garut, berjumlah 13 ribu orang.
Paguyuban itu didirikan Sutarman sejak tahun 2018.
Organisasi itu juga diklaim Sutarman telah tersebar di 34 provinsi.
Pendirian paguyuban dilakukan setelah Sutarman mendapat sejumlah titel pada 2017.
"Ada 13 ribu anggota di 34 provinsi. Saya pokok utama sebagai pimpinan pusat Ampera," ucap Sutarman di Mapolres Garut, Kamis (10/9/2020).
Sutarman menampik jika organisasinya itu merupakan kerajaan.
Ia menyebut paguyuban itu sebagai sebuah perkumpulan.
Tujuannya untuk menyatukan silsilah keluarga anak bangsa.
Ia juga menyebut dirinya sebagai konsorsium induk.
Tak hanya itu, Sutarman menjelaskan lebih lanjut soal istilah ampera yang ada di paguyubannya.
"Ampera itu perintisan. Jadi sebelum NKRI berdiri itu adalah ampera. Maksudnya itu perintisan atau asal usul," katanya.
Sutarman datang didampingi para pengikutnya. Menurut Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng, Sutarman diperiksa sebagai saksi terkait Paguyuban Tunggal Rahayu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Beginilah Tampang Sutarman, Pria Tamatan SMP yang Dipercaya Ribuan Orang Garut Bisa Melunasi Utang"