Alasannya Beri Kesempatan untuk Diplomasi, Turki Tarik Mundur Pasukannya Dari Konflik Mediterania Timur, Presiden Erdogan: Jangan Main-main dengan Orang Turki!

Selasa, 15 September 2020 | 11:42
Business Insider UK

Jet tempur F-16 AU Turki dalam suatu parade militer

Gridhot.ID - Belakangan lalu Yunani dan Turki terlibat konflik panas di laut Mediterania.

Pasukan Turki diduga telah memprovokasi daerah kekuasaan Yunani.

Namun, konflik Turki dan Yunani di Laut Mediterania Timur akhirnya mereda.

Baca Juga: Tercium Bau Busuk Saat Pintu Indekos Dibuka, Warga Temukan Bocah 1 Tahun Menangis Sendirian di Samping Jasad Ibunya, Begini Keterangan Polisi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (13/9/2020) mundur dari konflik di wilayah tersebut.

Dia memerintahkan kapal penelitian yang beroperasi di perairan teritorial Yunani untuk kembali ke pantai Turki.

Melansir Arab News, ketegangan di wilayah itu meningkat sejak kapal survei seismik Oruc Reis dan armada pengawal fregat angkatan laut Turki dikerahkan bulan lalu di dekat pulau Kastellorizo, Yunani, meskipun terjadi aksi protes berulang kali dari Athena dan Uni Eropa, terutama dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Penghasilan dari YouTube Digadang-gadang Tembus Rp 1 Milar Per Bulan, Melaney Ricardo: Hopefully Gue Bisa Mengejar Deddy Corbuzier

Eksplorasi Turki untuk minyak dan gas disertai dengan retorika yang semakin agresif dan penghinaan dari Erdogan, yang ditujukan ke Yunani, Siprus, dan Prancis. Baru-baru ini pada hari Sabtu, presiden Turki mengatakan kepada Macron: “Jangan main-main dengan orang Turki."

Sementara , Macron mengatakan, Ankara bukan lagi mitra di wilayah Mediterania.

Pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengakui bahwa kapal tersebut telah kembali ke pantai Turki, dan pelacak satelit menunjukkan keberadaan kapal tersebut ada di dekat pelabuhan Antalya.

"Ini adalah langkah pertama yang positif. Saya berharap akan ada lebih banyak langkah positif dari mereka," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis seperti yang dilansir Arab News.

Media Pro-Erdogan di Turki mengatakan penarikan Oruc Reis adalah "langkah untuk memberikan kesempatan pada diplomasi," dan mengaitkannya dengan upaya untuk memulai pembicaraan antara Yunani dan Turki.

Baca Juga: DKI Jakarta Terlanjur Mengetatkan PSBB, Jokowi Justru Sebut Strategi Ini Lebih Detail dan Efektif: Jangan Buru-buru Menutup Sebuah Wilayah

Tetapi upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk kebuntuan, sejauh ini tidak membuahkan hasil.

Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou mengunjungi Kastellorizo ​​pada Minggu dan menuduh Turki "meningkatkan tekanan" di Athena.

“Kami sedang melalui masa yang sulit dan berbahaya,” kata Sakellaropoulou.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Mantan Suami Ayu Ting Ting Pajang Foto Mesra Bareng Istri yang Sedang Hamil Besar, Begini Potretnya

"Kepemimpinan Turki ... sedang merusak perdamaian yang dibangun selama beberapa dekade oleh orang Yunani dan Turki, yang melihat laut di antara mereka bukan sebagai perbatasan yang tidak bisa ditembus tetapi sebagai jalur komunikasi," tambahnya.

Turki dan Yunani adalah anggota NATO, bersama Prancis. Paris sangat gencar menentang tindakan Turki. Tetapi sejauh mana Paris dan Ankara siap untuk berbicara, setelah begitu banyak serangan verbal yang dilontarkan antara para pemimpin kedua negara, kini menjadi perhatian publik.(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Aksi saling melotot Turki-Yunani di Laut Mediterania, Erdogan berkedip lebih dulu"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id