Find Us On Social Media :

Awalnya Hanya Buruh Kontrak di Kebun Tebu, Orang Jawa yang Tinggal di Suriname Kini Berganti Berprofesi Jadi Politisi hingga Menteri, Begini Sejarahnya

Imigrasi orang Jawa ke Suriname di abad ke-18

Sejarah Suriname

Dirangkum dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, wilayah Suriname mulai dikenal sejak abad ke 15, ketika bangsa-bangsa Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazone, Rio Negro, Cassiquiare dan Orinoco. Dataran tersebut awalnya oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania.

Guyana berarti dataran luas yang dialiri banyak sungai, dan Karibania dari kata Carib -nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut. Dalam legenda El Dorado, Guyana digambarkan sebagai wilayah yang kaya kandungan emas, yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai kawasan itu.

Baca Juga: Berani Ubah Lambang Negara dan Buat Mata Uang Sendiri, Pendiri Paguyuban Tunggal Rahayu Tinggal Menghitung Waktu Mundur Jadi Tersangka, Ini Kata Polisi

Pada 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Hojeda dan Juan de La Cosa berlayar menyusuri pantai timur laut Amerika Selatan, dan Guyana berhasil dikuasai atas nama Raja Spanyol. Selama abad ke 16 dan 17, Guyana silih berganti dikuasai Spanyol, Belanda, Inggris, Prancis dan Portugal.

Akibatnya, wilayah Guyana terbagi menjadi 5 bagian, yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang), Inglesa (Guyana sekarang), Holandesa (Suriname), Francesa (Cayenne), dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brazil).  Tahun 1651 Suriname direbut Inggris, sampai saat penandatanganan perjanjian perdamaian Breda tahun 1667.

Baca Juga: Hadir Secara Misterius di Pulau Jawa 23 Tahun yang Lalu, Jenglot Jadi Mahluk Mistis dengan Asal Usul Penuh Kisah Mengerikan, Harus Sediakan Darah Segar Tiap Hari Hingga Tak Bisa Dimiliki Sembarangan