Find Us On Social Media :

Pengamat Politik Bongkar Isi Pidato Jokowi di Sidang PBB, Sebut Kata Tak Sesuai dengan Perbuatan: Keinginan Presiden Standar dan Normatif

Pidato untuk Pertama Kalinya di Sidang PBB, Presiden Jokowi Gunakan Bahasa Indonesia

Gridhot.ID - M Jamiluddin Ritonga, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, mengomentari pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Majelis Umum PBB.

Jokowi mendorong PBB lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan tantangan dunia.

Jamiluddin menilai keinginan Presiden tersebut sangat standar dan normatif.

Sebab, setiap lembaga memang harus responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai rantangan dunia yang datang silih berganti.

Lembaga yang tidak responsif akan dengan sendirinya larut dan terbenam oleh aneka permasalahan.

Oleh karena itu, Jamiluddin menilai prinsif responsif dan efektif seyogianya diterapkan di Indonesia, terutama dalam mengatasi pandemi Covid-19.

"Namun kita semua tahu, Indonesia dalam menangani pandemi covid-19 belumlah melaksanakan prinsif responsif dan efektif."

"Justru di awal pemunculan Covid-19, Indonesia tampak lamban," ujar Jamiluddin kepada Tribunnews, Kamis (24/9/2020).

"Akibatnya, pandemi Covid-19 hingga sekarang belum juga melanda."

"Itu artinya, Indonesia belum melaksanakan prinsif responsif dan efektif dalam mengatasi pandemi Covid-19," ulasnya.

Baca Juga: Tampil Berbeda dengan Gamis dan Kerudung Merah Muda Saat Sidang, Pinangki Sirna Malasari Disebut Diminta Siapkan 'Action Plan', Uang dari Djoko Tjandra Digunakan untuk Sewa Apartemen Hingga Operasi Plastik

Selain itu, Jamiluddin juga menyinggung Jokowi yang mengajak dunia untuk mengatasi Covid-19 dalam kesetaraan.