Gridhot.ID - Manusia memang harus hidup sejajar dengan alam untuk bertahan.
Bahkan keduanya bisa saling 'berkomunikasi' untuk memberikan tanda.
Tanda-tanda dari alam telah dipercaya orang-orang di seluruh dunia selama berabad-abad dalam meramal cuaca.
Di Jawa, tanda-tanda alam itu biasa disebut ilmu titen.
Ternyata, hal itu juga berlaku di Rusia.
Namun, apakah “bisikan dari alam” itu terbukti kebenarannya?
1. Burung layang-layang terbang rendah
Ini adalah kepercayaan lama yang memiliki penjelasan logis.
Burung layang-layang memakan lalat hitam kecil.
Saat cuaca hujan mendekat, kelembaban udara meningkat.
Sayap lalat hitam menjadi basah dan berat sehingga menyebabkan serangga itu mulai terbang rendah.
Dengan demikian, burung layang-layang pun terpaksa mengikuti mangsa mereka.
Selain itu, tanda cuaca ini juga berlaku untuk burung kapinis atau apus-apus, karena memiliki selera yang sama.
Sayangnya, tanda alam ini hanya membantu memprediksi perubahan cuaca yang akan segera terjadi.
2. Matahari terbenam berwarna merah berarti angin yang akan datang pada musim panas atau embun beku pada musim dingin
Spektrum matahari terdiri dari warna dan jenis radiasi yang berbeda.
Saat cuaca cerah, seluruh spektrum mencapai bumi sehingga kita biasa melihat sinar matahari putih.
Jika cuaca memburuk dan topan muncul (yang dapat membawa angin dan embun beku), atmosfer kehilangan transparansi.
Beberapa warna radiasi matahari hanya terhalang oleh massa udara, tetapi cahaya merah masih dapat menahannya.
Alhasil, matahari “memerah”, menciptakan pemandangan menakjubkan saat terbenam.
3. Hujan yang panjang berarti tangkapan ikan yang berlimpah
Tanda cuaca ini berdasarkan pada pengamatan para nelayan.
Faktanya, saat hujan lebat dan badai, ikan memiliki naluri untuk bersembunyi lebih dekat ke dasar perairan agar tetap aman.
Begitu hujan berhenti dan badai berlalu, mereka berenang kembali ke dekat permukaan air.
Selain itu, ikan lebih mudah menangkap umpan pada air yang tenang.
Omong-omong, hasil tangkapan ikan juga bisa melimpah ketika cuaca buruk mendekat.
Alasannya, sekali lagi, terkait dengan serangga.
Sayap serangga menjadi lebih berat sehingga turun lebih dekat ke permukaan, sementara ikan naik ke permukaan untuk mengisi perut sebelum bersembunyi dari badai yang mendekat.
4. Larangan berenang di perairan terbuka setelah Hari Elia
Dalam agama Kristen Ortodoks, hari Elia dirayakan setiap 2 Agustus.
Pada masa lalu, orang Rusia mengatakan Nabi Elia melemparkan sepotong kecil es ke dalam air sehingga air menjadi terlalu dingin untuk berenang setelah hari itu.
Faktanya, itu tidak sepenuhnya benar.
Pertama, cuaca selalu berbeda setiap tahun dan bahkan penurunan suhu yang tiba-tiba tidak dapat membuat air menjadi terlalu dingin dalam satu hari.
Kedua, wilayah Rusia memiliki iklim yang sangat berbeda dan wilayah selatan dapat menahan cuaca yang lebih hangat, bahkan di awal September.
Ketiga, iklim Rusia secara keseluruhan juga perlahan-lahan semakin hangat selama berabad-abad.
Oleh karena itu, tanda-tanda cuaca kuno itu belum tentu berfungsi dengan baik saat ini.
5. Katak “bernyanyi” tanda akan turun hujan
Sama seperti serangga, katak juga peka terhadap perubahan atmosfer.
Akan tetapi, katak yang “bernyanyi” belum terbukti akurat untuk memprediksi cuaca.
Suara katak tidak benar-benar berhubungan dengan hujan: katak jantan bersuara untuk menarik betina dan tidak ada perubahan cuaca yang dapat menghentikan mereka.
Paduan suara katak yang “bernyanyi” nyaring dipercaya sebagai tanda alam yang berarti akan turun hujan, sementara suara alam yang hening dan tenang berarti cuaca akan cerah dan kering.
6. Bunga menguncup berarti akan turun hujan
Tanda cuaca tidak cukup akurat.
Tanaman memiliki mekanisme khusus untuk melindungi bunganya dari air, karena serbuk sari dapat saling menempel dan tidak dapat menempel pada tubuh serangga untuk dibawa pergi dari satu tanaman ke tanaman lainnya.
Untuk menghindari masalah ini, banyak bunga menguncup saat udara menjadi lembab dan pada malam hari, seperti bunga violet, misalnya.
Bunga dandelion juga menguncup setelah bijinya terbentuk, karena tidak dapat diangkut oleh angin setelah basah.
Bunga thistle “bepergian” dengan menempel pada bulu binatang dan pakaian orang. Jadi, dia juga menyembunyikan kaitnya dari air.
Namun, sebenarnya bunga menguncup pada malam hari untuk bersembunyi dari serangga malam dan embun yang tidak membutuhkan hujan untuk muncul.
Dengan demikian, kelembaban udara tidak dapat memprediksi secara akurat curah hujan yang akan datang.
7. Jika kucing menyembunyikan hidungnya, embun beku abadi akan segera datang
Kucing menggunakan hidungnya yang basah dan sensitif untuk mendapatkan banyak informasi dari luar dan ini tidak hanya terkait dengan bau, tetapi juga dengan suhu.
Ketika udara mulai menjadi lebih dingin, kucing dapat merasakannya dan menggunakan ekor atau cakarmua yang halus untuk menyelimuti hidungnya agar dapat menghirup udara hangat saat tidur.
Namun, itu hanya berarti ia merasa kedinginan pada saat itu dan tidak benar-benar dapat memprediksi perubahan suhu apa pun.
Jadi, tanda cuaca ini sangat tidak dapat diandalkan.
Itu adalah naluri alami yang juga bisa dilihat di antara spesies liar dari keluarga kucing.
8. Gagak mengaok sebelum hujan pada musim panas dan badai salju pada musim dingin
Keyakinan ini murni takhayul dan tidak memiliki penjelasan logis.
Seperti biasa, burung gagak memang sering mengaok.
Alasannya bisa berbeda: pada musim panas gagak mengaok untuk mencoba saling menarik perhatian satu sama lain atau mempertahankan anaknya dari predator dan burung gagak lainnya.
Pada musim dingin, gagak menjadi lebih agresif dalam mempertahankan wilayah tempat mereka mencari makan.
Mereka berkelahi satu sama lain dan sering menyerang kucing, anjing, dan bahkan manusia, tentu saja sambil mengaok.
9. Burung pipit bersembunyi di semak belukar berarti embun beku atau badai salju akan datang
Ini adalah kepercayaan lain yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah atau dengan observasi.
Ternyata, kepercayaan itu berasal dari wilayah utara Rusia.
Burung pipit benar-benar bersembunyi jika cuaca dingin dan/atau badai mendekat, tetapi itu bukan alasan satu-satunya.
Misalnya, ia juga bisa bersembunyi dari cuaca hujan atau berangin pada musim panas.
Burung-burung ini dapat menerobos ke dalam semak belukar setelah makan untuk beristirahat dan berkicau diam-diam di dalamnya.
Mereka mungkin juga mencoba bersembunyi dari predator dan itu tidak tergantung pada cuaca.
10. Jika pohon rowan memiliki banyak buah beri, musim dingin akan sangat parah
Beri merah dari pohon rowan sangat luar biasa.
Sebelumnya, orang-orang percaya (beberapa masih percaya) jika terdapat banyak buah beri, bukan hanya berarti musim dingin yang parah, tetapi juga musim gugur yang dingin.
“Penjelasan” mereka cukup ajaib.
Mereka percaya alam menjaga burung dan hewan untuk memberi mereka makanan sebelum menjalani kondisi sulit.
Sayangnya, anggapan puitis ini tidak benar.
Banyaknya jumlah buah beri di pohon rowan tidak bergantung pada cuaca yang akan datang.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Ilmu Titen" Ternyata Juga Dipercaya Orang Rusia, Ini Pertanda Alam Yang Dianggap Punya Makna.
(*)