Find Us On Social Media :

Kerja Sama dengan Bill Gates Foundation, WHO Bakal Luncurkan Alat Rapid Test Murah Seharga Rp 75.000 untuk Negara Miskin, Kukuh Produksi Meski Keakuratannya Mulai Dipertanyakan

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global

Gridhot.ID - Rapid Test kini jadi pertanyaan banyak orang.

Keakuratannya mulai dipertanyakan oleh beberapa pihak.

Bahkan dikutip dari Tribunnews, Pemerintah Indonesia bakal mengganti rapid test menjadi rapid swab demi mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Namun WHO masih tetap kukuh dalam penyediaan rapid test sebagai alat tes.

Baca Juga: Pamer Kekuatannya di Depan Muka Vietnam dan Taiwan, Tiongkok Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Kepulauan Paracel, Laut China Selatan Kembali Jadi Ladang Perang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sekitar 120 juta alat tes diagnostik cepat untuk virus corona akan tersedia untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Harga alat dibanderol dengan sangat terjangkau yakni US$ 5 atau setara Rp 75.000 (kurs Rp 14.900).

Melansir Reuters, menurut WHO, ketersediaan yang lebih luas dari alat pengujian cepat, andal dan murah akan membantu 133 negara untuk melacak infeksi dan menahan penyebaran, dan menutup kesenjangan dengan negara kaya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pabrikan Abbott ABT.N dan SD Biosensor telah sepakat bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation untuk memproduksi 120 juta alat tes diagnostik Covid-19 cepat yang baru, sangat portabel dan mudah digunakan ini. Bahkan alat ini dijanjikan akan tersedia dalam jangka waktu enam bulan.

Baca Juga: Sukhoi SU-25 Armenia Ditembak Jatuh F-16 Turki Hingga Pilotnya Tewas, Azerbaijan Pasang Badan Bantah Anak Buah Erdogan Jadi Pelakunya, Pecah Perang Buat Sang Menlu Ungkap Satu-satunya Jalan Keluar untuk Perdamaian

Reuters memberitakan, Tedros mengatakan pada konferensi pers di Jenewa bahwa alat tes tersebut saat ini dihargai maksimal US$ 5.

Namun, diharapkan harganya bisa lebih murah.

“Ini akan memungkinkan perluasan pengujian, terutama di daerah yang sulit dijangkau yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau petugas kesehatan yang cukup terlatih untuk melakukan pengujian. Ini adalah tambahan penting untuk kapasitas pengujian dan terutama penting di area transmisi tinggi," kata Tedros seperti yang dikutip Reuters.

Catharina Boehme, kepala eksekutif dari Foundation for Innovative New Diagnostics (FIND), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Jenewa dalam proyek tersebut, mengatakan kesepakatan itu adalah "tonggak utama" karena saat ini merupakan hal yang mendesak untuk meningkatkan pengujian di negara-negara miskin.

Baca Juga: 2 Mantan Anggota Tim Mawar Dipromosikan Jadi Pejabat Kemenhan, Orang Tua Korban Penculikan Angkat Bicara, Sebut Sudah Kenyang Mencari Keadilan

"Ini adalah garis pertahanan pertama kita, penting bagi negara-negara untuk melacak dan mengisolasi untuk menghentikan penyebaran virus," katanya.

“Kami sekarang memiliki dua tes berkualitas tinggi yang merupakan yang pertama dalam rangkaian yang sedang dikembangkan dan dinilai oleh WHO untuk daftar penggunaan darurat,” kata Boehme.

Tes antigen ini tidak memerlukan laboratorium. Hasilnya dapat diandalkan dan bisa diketahui hanya dalam kurun waktu 15 menit.

"Tes ini mudah digunakan seperti tes kehamilan," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul WHO akan luncurkan alat rapid test murah Rp 75.000, hasilnya keluar dalam 15 menit.

(*)