Find Us On Social Media :

Menilik Ketegangan Peristiwa Kemanusiaan G30S, Penyebab Sulitnya Evakuasi Jenazah Korban hingga Detik-detik Penggalian Mayat Pembuangan Lubang Buaya: Pakai Peralatan Khusus Pasukan Katak

Gerakan 30 September.

Gridhot.ID - Peristiwa G30S hingga sekarang masih menjadi isu yang berkepanjangan di Indonesia.

Salah satu yang sering disoroti adalah jenderal-jenderal militer Indonesia yang menjadi korban.

Korban-korban ini dibuang ke Sumur tua di Lubang Buaya itu berukuran kecil dan hanya cukup dimasuki satu orang.

Baca Juga: Ngambek-ngambekan dengan China Sampai Kehilangan Banyak Kerjasama, Amerika Serikat Cari Sekutu Baru Mlipir ke Jepang Sampai Mongolia, Aksi Donald Trump Bikin Susah Negara Sendiri

Peristiwa berdarah itu memakan korban 10 orang, enam di antaranya merupakan jenderal dan satu perwira. ( sulitnya evakuasi jenazah para jenderal korban G30S/PKI )

Dikutip dari Intisari, detik-detik penggalian tempat pembuangan jenderal diceritakan oleh Maulwi Saelan, pengawal pribadi Presiden Pertama RI Soekarno sekaligus Wakil Komandan Pasukan Tjakrabirawa dalam buku bertajuk 'Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno'.

Presiden Soekarno mengetahui para jenderal diculik pada 1 Oktober 1965 jelang siang hari.

Baca Juga: Kerja Sama dengan Bill Gates Foundation, WHO Bakal Luncurkan Alat Rapid Test Murah Seharga Rp 75.000 untuk Negara Miskin, Kukuh Produksi Meski Keakuratannya Mulai Dipertanyakan

Gugurnya para jenderal militer dalam G30S/PKI membuat Soekarno bersedih.

Maulwi Saelan mengatakan Soekarno sedih karena Jenderal Ahmad Yani yang merupakan jenderal yang amat disayanginya ikut menjadi korban.