Dipaksa Soeharto Keluar dari Istana Negara, Soekarno Tinggalkan Sejumlah Harta Karunnya, Presiden Pertama Indonesa Hanya Bawa Barang Berbungkus Kertas Koran, Apa?

Senin, 12 Oktober 2020 | 16:13
Dok. Pro Pelajar

Soekarno dan Soeharto.

GridHot.ID - Kisah tentang Soekarno banyak menyebar di masyarakat.

Salah satunya kisah yang ditulis oleh Adji Nugroho dalam bukunya yang berjudul "Selangkah Lebih Dekat denganSoekarno", yang diterbitkan tahun 2017.

Menjelang akhir kekuasaannya,Soekarnopernah dipaksa keluar Istana olehSoeharto.

Nah, saat meninggalkan Istana Kepresidenan,Soekarnomeninggalkan sejumlah barang berharga miliknya.

Baca Juga: Sering Temani Soekarno Ritual di Hutan Belantara, Sosok Mbah Arjo Jadi Manusia Tertua yang Pernah Ada di Indonesia: Saya Ini Nggak Pernah Sakit, Flu Aja Nggak

Di antaranya berbagai kemeja favorit, arloji Rolex, dan berbagai barang berharga lainnya.

Meski demikian, ada satu barang berharga yang justru dibawa olehSoekarno.

"Ketika meninggalkan Istana Kepresidenan, Bung Karno hanya membawa benda yang merupakan salah satu simbol dari 1001 kisah pengorbanannya untuk menyelamatkan bangsa Indonesia," tulis Ajdi Nugroho.

Benda yang dibawa, dan digenggam erat olehSoekarnoitu adalah bendera pusaka, Sang Saka Merah Putih.

Baca Juga: Menilik Ketegangan Peristiwa Kemanusiaan G30S, Penyebab Sulitnya Evakuasi Jenazah Korban hingga Detik-detik Penggalian Mayat Pembuangan Lubang Buaya: Pakai Peralatan Khusus Pasukan Katak

"Bendera itu hanya dibungkus dengan kertas koran," tandas Adji Nugroho.

Sementara itu dalam kisah lainnya,Soekarnopernah diajak melarian diri oleh para loyalisnya.

Itu seperti yang ditulis dalam buku "80 Tahun Sidarto Danusubroto Jalan Terjal Perubahan Dari AjudanSoekarnoSampai Wantimpres Joko Widodo," terbitan Kompas tahun 2016 lalu.

Dalam buku itu disebutkan, Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang mengawalSoekarnodigantikan oleh Satuan Tugas Polisi Militer Angkatan Darat (Satgas Pomad), pada 16 Agustus 1967.

Baca Juga: Surat Cerai Neneknya dengan Soekarno Diperjualbelikan dengan Harga Rp 25 Miliar, Cucu Inggit Garnasih: Kenapa Harus Diributkan?

Pergantian itu membuatSoekarnosempat down. Hingga Soekarno merasa kehilangan segalanya.

Sebab, DKP merupakan ring satu yang selalu menjaganya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

"Karena Komandan DKP Ajun Komisaris Besar Polisi Mangil Martowidjojo sudah ditahan."

"Sudiyo dan beberapa perwira DKP bersama beberapa perwira Korps Komando Angkatan Laut/ sekarangn Marinir (KKO), sekitar 15 orang mengadakan rapat-rapat untuk merancang rencana melarikan Bung Karno dari tahanan," tulis Sidarto.

Baca Juga: Kocar-kacir Cari Perlindungan ke Luar Negeri hingga Ucap Janji Tak Mau Balik Indonesia Sampai Mati, Berikut Kisah Mantan Pasukan Cakrabirawa Usai G30S/PKI, Ini 7 Faktanya

Rapat itu mereka adakan di rumah seorang loyalisSoekarno, AKBP Oetoro, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Mereka meminta saya hadir dalam pertemuan tersebut," ungkap Sidarto.

Menurut Sidarto, mereka mengundang dirinya karena menganggap dia adalah ajudan yang dekat denganSoekarno.

Mereka pun menyampaikan pesan untukSoekarno.

"Bilang pada Bapak, daripada Bapak meninggal dalam keadaan tersiksa seperti ini, lebih baik sama-sama kita," lanjut Sidarto.

Baca Juga: Jadi Penjaga Kepercayaan Soekarno Hingga Miliki Segudang Pengalaman Tempur, Pasukan Cakrabirawa Nyatanya Takut Saat Sang Presiden Sedang Marah-marah, Sosok dari Kepolisian Ini Jadi Tameng Para Pengawal Tiap Bung Karno Emosi Tak Karuan

Sidarto pun menyampaikan hal itu kepadaSoekarno danSidarto pun merasa terkejut.

Sebab, dia sama sekali tidak menyangkaSoekarnobersedia dilarikan diri dari tahanan.

Bahkan,Soekarnojuga menyampaikan sebuah pesan.

"To, kalau terjadi apa-apa dengan saya, beritahu Mega," kenang Sidarto menirukan ucapanSoekarno.

Menurut Sidarto, MegawatiSoekarnoputri, putrinya, pun pada akhirnya mengetahui rencana ini.

Baca Juga: Ditawarkan hingga Rp 25 Miliar, si Penjual Surat Nikah dan Cerai Soekarno dengan Inggit Garnasih Auto Buron, Sejarawan Jabar Minta Ridwan Kamil Turun Tangan

Sayang, rencana tersebut akhirnya terbongkar.

Penyebabnya satu hal.

"Rencana melarikan Bung Karno terbongkar karena saya rasa yang mendengar konspirasi ini cukup banyak sehingga mudah tercium aparat intelijen," kata Sidarto.

Akibatnya, Sidarto pun diinterogasi selama empat tahun oleh Tim Screening Kepolisian Pusat (Tenning Polsat), dan Tim Pemeriksa Pusat (Teperpu).

Sidarto dianggap sebagai penghubungSoekarno.

"Setiap ditanya tentang rencana ini, saya selalu membantah pernah lapor kepada Bung Karno."

"Saya ikut rapat dua kali dengan mereka karena solidaritas saja," tandas Sidarto.(Aminudin)

Artikel ini telah tayang ditribunbatam.iddengan judul "Dipaksa Soeharto Kosongkan Istana, Soekarno Tinggalkan 'Harta Karun', Salah Satunya Arloji Branded

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribunbatam.id