Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Belum lama ini banyak insiden penyerangan dan penembakan di Intan Jaya, Papua.
Insiden yang melibatkan kelompok kriminal bersenjat (KKB) di Intan Jaya Papua itu membuat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF).
Tim tersebut bertugas untuk menyelidiki rentetan kasus penembakan tersebut.
Diberitakan GridHot sebelumnya, TGPF hanya diberi waktu dua minggu untuk menyelesaikan perkara penembakan di Intan Jaya.
"Jadi gini, waktu dua minggu ini karena kita ingin cepat dan menurut kami objeknya itu tidak melebar-melebar amat," ujar Mahfud dalam konferensi pers, Senin (5/10/2020).
Mahfud menuturkan, faktor lain yang menyebabkan TGPF diberi waktu hanya dua pekan karena penyelidikan ini dilakukan di luar perkara hukum pidana.
Pun dalam menjalankan tugasnya, TGPF sempat menemui kendala.
2 orang anggotanya ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Jumat (9/10/2020).
Saat itu, mereka tengah dalam perjalanan pulang dari distrik Hitadipa, Intan Jaya.
Dalam kejadian tersebut dua orang mengalami luka tembak diantaranya seorang sopir dan anggota tim TGPF Bambang Purwoko.
Mengutip Antaranews, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang ditugaskan Menko Polhukam Mahfud MD telah menyelesaikan tugas mengumpulkan data dan informasi lapangan terkait sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.
Ketua TGPF kasus Intan Jaya, Benny J Mamoto di Timika, Senin (12/10/2020), mengatakan pengumpulan data lapangan sangat penting dalam rangka membuat terang peristiwa yang terjadi.
Pada Senin (12/10/2020) pagi, Benny Mamoto bersama Anggota TGPF lainnya tiba kembali di Timika setelah beberapa hari melakukan pengumpulan data di wilayah Sugapa, Intan Jaya.
"TGPF segera membuat laporan, menganalisa, mengevaluasi, dan mengambil kesimpulan serta membuat rekomendasi-rekomendasi terkait aksi kekerasan di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada September lalu.
Bagaimana isinya, bagaimana hasilnya, tentunya kami harus melaporkan dulu kepada pimpinan kami sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas ,” ucap Benny Mamoto.
TGPF mengapresiasi dukungan dari semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan tugas tersebut.
Meski tim mengalami gangguan atau kendala teknis di lapangan, namun hal itu bisa diatasi sehingga tugas yang diberikan harus bisa dikerjakan atau diselesaikan dengan baik agar persoalan yang terjadi di tengah warga bisa diungkap kebenarannya.
"Kami bersyukur semua berjalan lancar meskipun ada peristiwa memakan korban dari tim kami dan satu anggota dari satuan TNI tetapi kami tetap komit menyelesaikan tugas hingga selesai. Jadi segala kendala bisa kami atasi,” ujar purnawirawan Polri bintang dua itu.
Ia menambahkan tuntasnya pengumpulan data dan informasi lapangan kasus kekerasan di Intan Jaya tidak lepas dari dukungan TNI dan Polri yang telah memfasilitasi, mengawal, dan mengamankan anggota tim.
TGPF, katanya, fokus pada pengumpulan data dan informasi dari masyarakat, tokoh adat, agama setempat serta pihak terkait yang melaporkan berbagai peristiwa itu langsung kepada Presiden Joko Widodo di Jakarta.
Merespons laporan masyarakat itulah sehingga Presiden Jokowi memerintahkan Menko Polhukam Mahfud MD membentuk TGPF kasus Intan Jaya. (*)