Gridhot.ID-Kamis,2 Oktober lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dia dan istrinya, Melania, dinyatakan postif Covid-19.
Donald Trump dan Melania dites Covid-19 setelah kontak langsung dengan asistennya, Hope Hicks, yang lebih dahulu dinyatakan positif.
“Malam ini, @FLOTUS dan saya dinyatakan positif COVID-19. Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan. Kami akan melewati ini BERSAMA!” Tulis Trump di akun Twitter-nya.
Setelah keluar dari rumah sakit, Donald Trump mengklaim bahwa dia kebal dari virus corona.
Ia pun menuliskannya di cuitan Twitter yang menyatakan dirinya kebal terhadap Covid-19 dan siap untuk melakukan kampanye politik menjelang pemilihan presiden selanjutnya telah mendapatkan label menyesatkan dan berpotensi memberikan informasi keliru soal Covid-19.
Twitter memberikan label "Cuitan Sesat" pada Senin (12/10/2020) hari ini atas laporan netizen soal pernyataannya dirinya sembuh total dan kebal dari Covid-19 belum lama ini.
“Dapet pemberitahuan nih, bahwa saya sudah resmi sembuh dari dokter Gedung Putih kemarin. Ini berarti, saya tidak bisa mendapatkannya lagi (kebal]l, coy), dan nggak bisa menularkannya. Berita yang sangat bagus,” katanya melalui akun asli di Twitter pribadi Donald J. Trump (@realDonaldTrump), Minggu (11/10/2020) waktu setempat.
Meski niat blak-blakan ke masyarakat, pernyataan itu malah dianggap sesat lantaran ada banyak bukti orang yang sembuh masih dapat tertular kembali.
Tak ayal cuitan itu telah ditutup Twitter agar tidak menimbulkan misinformasi soal Corona.
"Sepertinya saya kebal, entahlah, mungkin lama dan mungkin sebentar, bisa juga seumur hidup, nggak ada yang benar-benar tahu, tapi saya sudah kebal," kata Trump menegaskan juga dalam wawancaranya dengan Fox News, Minggu lalu.
Pasalnya sampai sekarang belum jelas sejauh mana penularan Covid-19 memberi kekebalan dan infeksi berikutnya.
Penelitian awal menunjukkan beberapa bulan, sedangkan penelitian terbaru mengindikasikan kekebalan bisa bertahan lebih lama.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) meski mengakui bahwa - secara umum - seseorang yang sembuh dari infeksi terlindung dari infeksi baru. Akan tetapi juga, WHO kembali memberi peringatan pada Agustus lalu bahwa belum ada cukup data yang akurat soal itu.
"Untuk Covid-19 kami belum memiliki cukup data untuk memastikan apakah antibodi bemar-benar melindungi, tingkat antibodi apa yang diperlukan, atau berapa lama perlindungan itu akan bertahan," kata WHO dikutip dari AFP, Minggu (11/10/2020) kemarin. (*)
Artikel ini telah tayang di Hai-Online.com dengan judul "Bilang Kebal dari Covid-19, Donald Trump Dinyatakan Menyesatkan Masyarakat!"