Ngaku Dapat Bayaran Rp 1 Juta Tiap Beraksi, Wanita 42 Tahun Ini Nekat Jual Pengungsi Rohingnya dari Penampungan, Pelaku Beberkan Bagaimana Sindikatnya Bekerja

Kamis, 15 Oktober 2020 | 20:42
Flickr

Pengungsian Rohingya di Bangladesh

Gridhot.ID - Kasus imigran Rohingnya yang mengungsi ke beberapa negara masih dianggap menjadi permasalahan.

Salah satu negara yang menampung pengungsi Rohignya adalah Indonesia.

Namun, peristiwa ini rupanya dijadikan sebuah ajang oknum untuk melakukan bisnis ilegal yaitu perdagangan manusia.

Baca Juga: Ususnya Membengkak Hingga 8,3 Cm, Putra Nikita Mirzani Harus Jalani Operasi, Kebiasaan Buruk Ini Jadi Penyebabnya

Salah satu terduga pelaku TP (42) wanita asal Medan Sumatera Utara dua kali mendatangi tempat penampungan imigran Rohignya di BLK Lhokseumawe.

Dia mengaku diberi upah sebesar Rp 1 juta sebelum akhirnya diamankan oleh anggota Kodim 0103/Aceh Utara, pada Selasa (13/10/2020) sekira pukul 18.30 WIB.

Personel Kodim 0103 Aceh Utara membantu pengungkapan dan mengamankan satu tersangka dengan modus membawa wanita migran Rohingya dari lokasi penampungan di Gedung BLK Lhokseumawe menuju Medan.

Baca Juga: Hidup Tanpa Empedu Hingga Bobot Turun 8 Kg, Aktor Lawas Ini Ngaku Ogah Santap Makanan Ini: Alhamdulilah Sudah Biasa

Selama seirang kerap terjadi kaburnya sejumlah wanita Rohingya yang diduga telah dilarikan oleh oknum yang terlibat sendikat TPPO.

Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol Arm Oke Kistiyanto membenarkan kasus tersebut.

"Tadi malam telah dilakukan pengungkapan oleh Dan Posramil Muara Dua, Peltu Ilham Putra dan anggota Unit Intel Kodim Aceh Utara di lokasi penampungan migran Rohingya,” kata Oke Kistiyanto kepada Serambinews.com, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Babinsa Serda Munzirin Bantu Pelayanan Posyandu di Matang Panyang, Cegah Kematian Ibu dan Bayi

Dandim mengatakan, adapun satu terduga pelaku jaringan sindikat TPPO seorang wanita yaitu, TP (42) asal Medan.

Baca Juga: Kembali Injakkan Kaki di Rumah Ahmad Dhani, Maia Estianty Bongkar Fakta Soal Duo Ratu, Istri Irwan Mussry Singgung Hak Kepemilikan

Dimana pada Selasa (13/10/2020) sekira pukul 18.30 WIB telah membawa tiga wanita Rohingya yang direncanakan dibawa ke Medan.

“Sudah sempat dibawa tiga wanita Rohingya yaitu Umai Habibah (16), Nur Fatimah (23) dan Furiza Begum (22),” terang Letkol Arm Oke.

Dandim menyatakan TP dalam aksinya dibantu seorang sopir angkutan labi-labi, yaitu FZ (45) asal Lhokseumawe dengan memanfaatkan situasi Maghrib ketika semua orang sedang shalat.

Baca Juga: Hapus Chat di Handphone Saksi, Orang Terdekat Jaksa Pinangki Diduga Lakukan Penghilangan Barang Bukti, MAKI Ungkap Sosoknya yang Merupakan Penegak Hukum

Setelah ditangkap, TP dan FZ, serta tiga wanita Rohingya digiring ke Markas Kodim 0103 Aceh Utara untuk dimintai keterangan sebelum diserahkan kepada Polres Lhokseumawe.

Menurut informasi, pada Kamis (8/10/2020) salah satu pengungsi Rohingnya yang telah lama di Medan yaitu Selim Indon (WN Myanmar) meminta TP bekerja sebagai tukang setrika imigran untuk menjemput sesama imigran Rohingnya.

“Jadi pengakuan TP pada Kamis (8/10/2020) ia berangkat dari Medan menuju Lhokseumawe dan tiba di simpang Selat Malaka pada Kamis (9/10/2020) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari," ujar Dandim.

Selanjutnya menginap di salah satu wisma Pasee, Desa Keude Aceh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Namun, sambung Dandim, Dikarenakan ke tiga imigran tersebut tidak bisa di keluarkan oleh OTK yang berada di lokasi penampungan BLK kemudian pada Sabtu (10/10/2020) sekira pukul 01.00 WIB, TP kembali lagi ke Medan.

Baca Juga: Ngaku Sudah Ingatkan Jokowi, Fahri Hamzah Sebut Mazhab UU Cipta Kerja dari Kapitalisme China yang Tidak Cocok di Indonesia: Banyak Hal yang Diabaikan Tiba-tiba Disahkan

“Nah pada Senin (12/10/2020) sekira pukul 20.00 WIB, TP kembali berangkat menuju Lhokseumawe dengan menggunakan angkutan umum jenis Toyota Hiace dengan di beri ongkos sebesar Rp 1 juta,” papar Dandim.

Selanjutnya, kata Dandim, TP menggunakan becak motor menuju kembali ke lokasi Wisam tempat ia menginap sebelumnya.

Lalu Pukul 15.00 WIB, TP Pratiwi menuju terminal angkutan umum labi-labi di Desa. Keude Aceh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Baca Juga: Catat Tanggalnya, Menaker Beberkan Jadwal Pencairan BLT Subsidi Gaji Gelombang 2, Begini Cara Cek Status Penerima Bantuan

Bertemu sopir angkutan umum FZ untuk memmbuat sebuah kesepakatan perencanaan membawa kabur wanita Rohingnya.

“Pada pukul 18.30 WIB, FZ diminta menjemput imigran gelap di BLK Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, lalu i menerima ongkos menjemput dari tempat penampungan menuju terminal lagi-labi sebesar Rp 200 ribu,” sebut Letkol Arm Oke.

Kemudian pukul 18.00 WIB, FZ menjemput TP di salah satu Wisma dan selanjutnya bersama sama menuju ke tempat Penampungan Imigran Rohignya di BLK Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.

Setelah sampai di kawasan pengungsian Rohingya di BLK FZ melaksanakan shalat magrib, sementara TP pergi menuju lokasi penampungan Rohingya.

Setelah selesai shalat, FZ ditelepoh oleh TP untuk membawa mobil ke belakang BLK untuk menjemput tiga imigran Rohingya tersebut,” jelas Dandim.

Baca Juga: Amarah China Meledak lihat Kapal Perusak Amerika Serikat Asal Lewat di Selat Taiwan, Ngaku Rusak Perdamaian yang Ada, Padahal Beijing dan Taipei sedang Panas-panasnya

Setelah sampai di lokasi yang di tentukan dan bertemu TP kemudian TP membeli jus sambil menunggu ketiga imigran tersebut datang yang telah di hubungi melalui ponsel.

Selang beberapa lama datang ketiganya dan langsung masuk ke dalam mobil labi-labi milik FZ.

Selanjutnya, kata Dandim, pada pukul 20.00 WIB, ketika para terduga pelaku sedang membeli jus, langsung disergap dan ditangkap oleh personil Kodim 0103/Aceh Utara yang dipimpin Danpos Ramil Muara Dua, Pelda Ilham Putra.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 di Depan Mata, KSAD Andika Perkasa Bahas Sistem Pendaftaran, Begini Cara Menentukan Calon Penerima

“Setelah di lakukan penangkapan, kemudian dibawa ke Pos penjagaan di BLK untuk dilakukan pemeriksaan awal,” timpal Dandim.

Selanjutnya, sebut Dandim, pada pukul 21.00 WIB, kedua pelaku diduga pelaku TPPO dan 3 orang Imigran Rohignya di bawa ke Makodim 0103/Aut untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Para pelaku TPPO dan 3 orang imigran gelap suku rohignya beserta barang bukti selanjutnya diamankan ke Mapolres Lhokseumawe untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” demikian Letkol Arm Oke Kistiyanto. (*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Sindikat Perdagangan Orang Rohingya Mengaku Menerima Honor Rp 1 Juta, Begini Kronologinya"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Serambinews.com