10.000 Orang Penuhi Jalanan Bangladesh, Negara-negara Islam Bergejolak Hebat Gara-gara Omongan Presiden Macron, Semua Produk Perancis Dibuang dan Dilarang untuk Dibeli

Rabu, 28 Oktober 2020 | 17:13
AFP via Tribun Solo

Negara Islam bergejolak akibat omongan presiden Perancis

Gridhot.ID - Presiden Perancis memang menimbulkan kontroversi di mata dunia.

Pasalnya sang pemimpin mengatakan hal yang menyinggung salah satu pihak yaitu kaum muslim.

Sejumlah negara Islam langsung bergejolak.

Aksi protes terhadap Presiden Perancis, Emmanuel Macron terus muncul di sejumlah negara Islam.

Ribuan orang turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi terkait kalimat kontroversial Macron, yang menyebut pembunuhan guru di Perancis sebagai aksi teroris Islam.

Baca Juga: Petahankan Gelar Juara Dunia UFC hingga Putuskan Pensiun, Khabib Nurmagomedov Buat Vladimir Putin Angkat Topi hingga Bakal Ajak Ketemuan, Berikut Pesan Jubir Presiden Rusia

Sebanyak 10 ribu orang turun ke jalanan Bangladesh, Selasa (27/10/2020).

Jalanan di sana dilaporkan nyaris lumpuh saat demo berlangsung.

Pendeo menggambarkan Macron sebagai sosok penyembah iblis.

Patung kertas Macron yang dianggap sebagai representasi setan pun dibakar.

Sebelumnya, pada Senin, demonstrasi juga berlangsung di Pakistan, Iraq, Turki dan Gaza (Palestina).

Baca Juga: Perancis Dilanda Panasnya Isu Agama, Pemerintah Ingatkan Warganya Ambil Tindakan Keamanan Ekstra, Indonesia Turut Kena Imbasnya

Surat kabar Iran, Vatan-e Emrooz, membalas kartun Nabi Muhammad dari media Perancis, dengan lukisan bergambar Macron yang menyerupai sosok iblis.

Surat kabar ini bahkan menerbitkan artikel bila Macron pernah membakar Al-Quran.

Kemarahan terhadap Macron ini bahkan juga diekspresikan lebih ekstrem di negara-negara Islam lain.

Di Bangladesh, Kuwait, Qatar, Yordania dan Palestina, sejumlah toko sudah menarik barang-barang makanan dan kosmetik dengan merk asal Perancis.

Desakan Perancis

Baca Juga: Lagi-lagi Ditetapkan sebagai Tersangka, Bahar bin Smith Siapkan Praperadilan, Kuasa Hukum: Kriminalisasi Sangat Nyata

Perancis mendesak negara-negara Timur Tengah untuk megakhiri seruan boikot mereka terhadap barang-barang produksi Perancis, sebagai bentuk protes terhadap pembelaan Presiden Emmanuel Macron untuk menayangkan kartun Nabi Muhammad.

Kementerian luar negeri Perancis mengatakan bahwa sedang terjadi seruan "tak berdasar" untuk memboikot barang-barang Perancis yang "didorong oleh minoritas radikal".

Melansir BBC pada Senin (26/10/2020), produk Perancis telah dihapus dari beberapa toko di Kuwait, Yordania, dan Qatar.

Sementara, protes terhadap pernyataan Macron yang menyiggung Muslim telah terlihat di Libya, Suriah, dan Jalur Gaza

Reaksi dari beberapa negara Timur Tengah tersebut berasal dari komentar yang dibuat oleh Macron setelah terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang guru Perancis yang mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.

Baca Juga: Militer China Makin Agresif Modernisasi Alutsista, Pamerkan Industri Kapal Induk Lokalnya yang Siap Luncurkan Unit Terbaru, Jauh Lebih Canggih dan Besar

Pada Rabu (21/10/2020) pekan lalu, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyalahkan Islam sebagai biang keladi aksi kekerasan itu.

Ia mengatakan tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi.

Menurutnya, Perancis tidak akan mengalah soal gambar kartun Nabi Muhammad itu.

AFP via Tribun Solo
AFP via Tribun Solo

Barang-barang Perancis mulai dilarang diperjualbelikan

AFP via Tribun Solo
AFP via Tribun Solo

Barang-bara Perancis mulai dibuangi

Macron mengatakan : Samuel Paty dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kami, tetapi kami Perancis tidak akan melepaskan kartun kami,".

Kristen Ikut Protes

Baca Juga: Dua Peluru Bersarang di Perutnya, Polisi Berpangkat Aiptu Jadi Sasaran Tembak Usai Senjata Miliknya Dirampas OTK, Begini Kronologinya

Tak hanya umat islam, umat Kristen di Arab pada Minggu (25/10/2020) turut memprotes pernyataan pemerintah Perancis yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Pernyataan tersebut langsung memicu kemarahan oleh dunia Arab dan dunia Muslim.

Jalal Chahda, seorang pembawa acara senior dari saluran berita Al Jazeera, menolak segala bentuk pencelaan terhadap Nabi Muhammad.

"Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Muhammad,” tulisnya di Twitter.

Dia mengunggah tulisan tersebut bersama dengan kaligrafi Nabi Muhammad sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Senin (26/10/2020).

Baca Juga: Pertama Kalinya Sepanjang Sejarah, Ilmuan Beberkan Penemuan Air di Bulan yang Selama Ini Dianggap Kering Keorntang, Ada Sumber Kehidupan?

Unggahan tersebut direspons komentar dari rekan Muslimnya dan memuji twit tersebut. Ghada Owais, presenter Al Jazeera lainnya yang juga beragama Kristen, me-retweet unggahan Chahda.

"Saya menolak untuk menyakiti perasaan Muslim atau untuk menggeneralisasi terorisme dan mengaitkannya dengan Islam,” tulisnya.

Seorang pengguna Twitter bernama Ayman Dababneh juga mengungkapkan dukungannya terhadap umat Islam.

"Siapa yang menyinggung dan tidak menghormati saudara Muslim saya, (berarti) tidak menghormati saya sebagai seorang Kristen Yordania," tulis Dababneh di Twitter.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Imbas Ucapan Presiden Macron soal Islam : Jalanan Bangladesh Nyaris Lumpuh, Produk Perancis Dibuangi.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Tribun Solo