Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Umat Islam di dunia tentu memahami bahwa sosok Nabi Muhammad tidak diperkenankan untuk dibuat karikatur maupun kartun.
Bahkan, bentuk perjuangan Rasulullah SAW tak diperbolehkan untuk dibuat film, pun tak boleh ada manusia yang menjadi sosoknya.
Pasalnya, Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat dihormati dan perintah dari Allah pun membuatnya seperti itu.
Meski demikian, rupanya banyak negara yang berani menggambarkan Nabi Muhammad dalam bentuk kartun, seperti halnya Perancis.
Bahkan, aksi Perancis ini mendapat kecaman dari Arab Saudi.
Melansir Intisari dari Channel News Asia, seorang guru Perancis baru-baru ini tunjukkan kepada muridnya karikatur Nabi Muhammad SAW.
Dengan segera, ia alami hukuman berupa dipenggal kepalanya di luar sekolahnya pada Jumat 16 Oktober kemarin.
Hal itu memicu reaksi luar biasa dari Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
Ia menyebut hal itu sebagai "serangan teroris Islam".
Macron kunjungi sekolah tempat guru tersebut mengajar, yaitu di kota Conflans-Saint-Honorine dan bertemu para staf setelah pembantaian tersebut.
Presiden ungkapkan jika "seluruh negara" siap membela para guru dan tindakan ekstrimis tidak akan menang.
"Salah satu guru kami dibunuh hari ini karena dia mengajarkan…kebebasan untuk percaya ataupun tidak percaya," ujar Macron.
Ia juga sebutkan serangan itu seharusnya tidak membagi Perancis, karena itu yang diinginkan oleh ekstrimis.
"Kita harus berdiri bersama sebagai rakyat Perancis," ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, Arab Saudi mengecam keras kartun Nabi Muhammad, penerbitan yang dibela oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, menyusul pemenggalan seorang guru.
Pernyataan dari pejabat kementerian luar negeri Saudi seperti yang dilaporkan kantor berita SPA Selasa (27/10/2020) menyebutkan kerajaan "mengecam penggambaran yang menyinggung terkait Rasul umat Islam, Muhammad...atau nabi-nabi yang lain."
Kerajaan juga "menolak upaya untuk mengaitkan antara Islam dan terorisme," sebut pernyataan itu dengan tambahan negara itu juga "mengecam segala bentuk terorisme, siapa pun pelakunya."
Saudi juga menyebut "kebebasan berpikir dan kebebasan kultural adalah satu hal yang harus dijunjung dengan saling menghargai, toleransi dan damai."
Namun Saudi tidak menyebut nama Perancis dalam pernyataan itu. Kecaman juga dikeluarkan Qatar dan Maroko serta Turki.
Bahkan seruan boikot juga dilontarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena apa yang menyerukan kepada disebutnya sikap bermusuhan terhadap Muslim yang ditunjukkan oleh pemimpin Perancis.
"Sekarang saya menyerukan kepada bangsa kita, sebagaimana yang telah terjadi di Perancis untuk tidak membeli merek-merek Turki, maka saya menyerukan kepada bangsa saya di sini dan mulai sekarang: jangan perhatikan barang-barang berlabel Perancis, jangan beli barang-barang itu," tegas Erdogan dalam pidato di televisi pada Senin (26/10/2020).
Presiden Erdogan juga menyerukan kepada Uni Eropa untuk membatasi hal yang disebut sebagai agenda anti-Islam yang diusung Macron.
Sementara itu, mengutip Kompas TV, Menko Polhukam, Mahfud MD, mengatakan bahwa seharusnya Presiden Perancis Emmanuel Macron mengetahui bahwa Islam adalah agama yang rahmah.
“MACRON harus tahu bahwa agama Islam adalah agama rahmah,” tulis Mahfud MD di akun Twitter resminya (28/10/2020).
Mahfud MD juga mengatakan bahwa pemeluk agama apapun pasti akan marah jika agamanya dihina. Ia juga menilai bahwa bisa jadi Macron mengalami krisis gagal paham.
“Tapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina. Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” tulis Mahfud MD.
Pernyataan Mahfud MD ini merespon pernyataan kontroversial Presiden Perancis Emmanuel Macron saat memimpin penghormatan untuk guru Perancis yang dipenggal karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad.
Prancis dan Presiden Emmanuel Macron setelah otoritas Prancis menegaskan hak mereka untuk mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Sikap tersebut tetap disampaikan meskipun mereka mengetahui akan menyinggung umat Muslim. (*)