Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Warga Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur dibuat geger dengan ditemukannya sesosok mayat pria dalam kondisi tergantung di sebuah pohon.
Mayat tersebut ditemukan pada Sabtu (31/10/2020) pagi hari di Jalan Teuku Umar, Kompleks Pergudangan Tahap III, Karang Asem Ulu, Sungai Kunjang oleh saksi mata yang sedang melewati jalan tersebut.
Diberitakan GridHot sebelumnya, saksi melihat adanya motor Suzuki Satria FU yang terparkir di pinggir jalan.
Merasa curiga akan hal tersebut, saksi pun menyusuri pepohonan di sekitarnya dan menemukan sesosok mayat pria yang sudah kaku dalam kondisi tergantung di pohon.
Marjudi, Ketua RT 35 Kompleks Pergudangan pun melakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat tersebut.
Ia tiba di lokasi pada pukul 07.00 WITA dan mendapati jasad pria tersebut mengenakan jaket hitam dan celana berwarna cokelat.
Tampak lehernya dalam kondisi terikat di sebuah pohon.
"Saya ditelepon sama Bu Lurah untuk dimintai tolong melakukan pengecekan di pergudangan. Katanya ada orang yang gantung diri," ucap Marjudi seperti dikutip GridHot dari akun Facebook Yuni Rusmini.
"Saya menunggu di lokasi sembari menelepon ke Polsek Sungai Kunjang dan juga menelepon ambulans," tambahnya.
Pukul 09.30 WITA, mobil ambulans baru tiba di TKP.
Tim dari Polsek Sungai Kunjang pun langsung menurunkan mayat tersebut.
Dilansir dari Tribun Kaltim, pemuda tersebut rupanya bernama Bulewong (23).
Pemuda yang beralamat di Kelurahan Loa Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda ini diketahui baru saja melangsungkan pernikahan pada Jumat (30/10/2020) pukul 20.00 Wita.
Tubuh Bulewong yang tergantung ditemukan di Jalan Ir Sutami, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, tepatnya di area Kompleks Pergudangan depan Kantor Perusda Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU), Samarinda.
Selain tubuh korban yang tergantung, petugas juga mendapati motor yang digunakan Bulewong merk Suzuki Satria F bernopol KT 2139 II dengan posisi kunci yang masih tertempel di stop kontak.
Dari Informasi dihimpun, korban pada Jumat malam baru saja melangsungkan acara pernikahan.
Almarhum Seperti Gelisah Setelah Menikah
Motif korban nekat mengakhiri hidup, masih menjadi tanda tanya besar.
Peristiwa yang menggegerkan masyarakat Kota Tepian ini terjadi Sabtu (31/10/2020) pukul 06.30 Wita kemarin.
Pemuda 23 tahun, bernama Bulewong diketahui baru melangsungkan pernikahannya sehari sebelum ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri.
Reporter TribunKaltim.co mencoba mencari tahu dan menghimpun informasi dari beberapa pihak termasuk keluarga korban. Dijelaskan seorang sumber terpercaya yakni Morgan, sepupu dari istri Bulewong.
Baru 2 Hari Menikah
Almarhum mempersunting Nadia (20) yang juga tetangga satu kampungnya, Desa Salutiwo, Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat (30/10/2020) malam tepat pukul 19.00 Wita.
Beberapa jam sebelum ditemukan tak bernyawa, Morgan juga mengetahui bahwa almarhum telah memeluk agama Islam sebelum melangsungkan pernikahan.
"Sebelumnya dia (Bulewong) memang beragama non-muslim. Siang seusai sholat Jumat dia baru berpindah agama sebelum menikah pada malam harinya," ungkap Morgan (47), saat ditemui di kediamannya Jalan Revolusi 2, Gang 15, RT 8, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Minggu (1/11/2020).
Sambil menunjukkan bukti secarik kertas seperti sertifikat yang tertulis pernyataan berpindah agama, tertera nama Bulewong dan dikeluarkan oleh pengurus Masjid Islamic Center, Kota Samarinda.
Morgan melanjutkan penuturannya. Setelah almarhum resmi menjadi mualaf, memeluk agama islam, di kediamannya lah almarhum dan sepupunya melangsungkan pernikahan siri tanpa hadirnya kedua orangtua mereka masing-masing.
"Saya sebelumnya bertanya pada dia (almarhum), apakah mendapat restu dari orangtua. Dan dijawab olehnya, bahwa pihak keluarganya sepenuhnya menyerahkan kepada dia. Sebab itulah almarhum berpindah agama sebelum melangsungkan pernikahan," tutur Morgan.
Sikap Bulewong saat itu membuat Morgan berpikir ada yang ganjil dan tidak beres. Kecurigaan Morgan makin menjadi ketika Bulewong berpamitan padanya usai melangsungkan pernikahan, seperti orang yang sedang gelisah.
Tepat pukul 21.00 Wita Bulewong berpamitan, hingga dini hari pukul 01.00 Wita barulah kembali ke rumah.
Pamit Beli Obat
"Ia (almarhum) sempat berpamitan pada saya hendak menukar motornya pada salah seorang rekannya. Namun, sejak datang (pulang ke rumah) hingga sampai subuh pukul 05.00 Wita, dirinya (almarhum) tidak tidur. Dan kembali pamit, izin hendak membeli obat," jelas Morgan.
Tak kunjung pulang hingga matahari hendak terbit, membuat sang istri gelisah. Ia tak pernah terpikir bahwa ini awal peristiwa suami yang baru menikahinya itu, ditemukan meninggal dunia dengan cara tragis.
Ditambah lagi pemuda yang tercatat juga bekerja sebagai karyawan tambang batu bara di kawasan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara ( Kukar) ini tidak membawa ponselnya saat keluar rumah. Sehingga Morgan dan Istri almarhum sulit untuk mencari keberadaannya.
"Kami mengetahui dari media sosial (Facebook) karena wajahnya (almarhum) terlihat jelas. Saya dan sepupu (istrinya) langsung ke tempat penemuan," ucap Morgan.
Morgan mengaku saat kejadian itu bingung, sebab ia tidak tahu apa yang menjadi alasan serta pemicu almarhum mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
"Sepupu saya, istrinya sampai syok, jadi saya juga tidak bisa menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, bahkan sempat mengurung diri di kamar mandi. Saya curiga ia juga mau gantung diri karena membawa sarung. Sebelumnya dia (Nadia) sempat saya dengar berbicara dengan seseorang melalui telepon dengan nada bicara tinggi," kata Morgan.
Jalinan kisah kasih keduanya diketahui sudah terjalin sejak 2014 lalu, tetapi sejak 3 tahun lalu hubungan mereka terpisah jarak lantaran almarhum (Buwelong) merantau, bekerja di Samarinda.
"Nadia ini (istri almarhum) keluarga saya, dia datang ke sini (Samarinda) baru beberapa hari yang lalu, hari Selasa (27/10/2020). Yang jemput suaminya (almarhum), sebelum menikah itu, dan ikut tinggal menumpang disini (rumah Morgan). Karena saya merasa tidak enak dengan tetangga kanan-kiri, status mereka juga belum suami-istri jadi saya sarankan untuk menikah," ungkap Morgan.
Meskipun begitu, Morgan tidak tahu apa penyebab pasti yang melatarbelakangi perbuatan nekat Bulewong.
"Saya juga tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga Bulewong, karena saya juga tidak tahu," tegas Morgan.
Dikonfirmasi Kapolsek Sungai Kunjang, Kompol Bambang Budianto, melalui Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang, Iptu Purwanto juga belum bisa memastikan motif gantung diri yang dilakukan Bulewong.
"Kami masih akan mendalami dari istrinya nanti, karena saat ini istrinya ikut mengantarkan jenazah (almarhum) pulang ke kampung halamannya di Mamuju untuk dimakamkan," jelas Iptu Purwanto, Minggu (1/11/2020).
Sementara dari identifikasi pada Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta tubuh almarhum yang dilakukan Unit INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda tidak menemukan tanda kekerasan pada jasad Bulewong.
"Saksi-saksi di TKP yang menemukan juga tidak ada yang menyebutkan jika sebelumnya ada tindak kekerasan yang terjadi di sekitar TKP," tutupnya. (*)