Gridhot.ID-Belakangan viral foto yang memperlihatkan seorang pemulung sedang membaca Al Quran di pelantaran toko.
Dalam foto tampak ia sedang membaca Al Quran saat tengah berteduh dari hujan di Jalan Braga, Kota Bandung.
Pemulung tersebut diketahui berasal dari Kampung Sodong, Garutbernama Muhammad Gifari Akbar (16).
Kisah ini pun menarik perhatian anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang menelpon langsung Akbar, Kamis (5/11/2020) sore.
Dedi dari kediamannya di Subang menelpon Akbar yang tinggal di rumah neneknya di Garut. Handphone yang digunakan Akbar milik saudaranya.
Dalam perbincangan telepon selama sekitar 20 menit itu terungkap sikap Akbar yang membuat kagum Dedi.
Akbar mengaku dari hasil memulung rongsokan, sebagian uangnya untuk makan dirinya dan mengirim ke orang tuanya di kampung.
Selain itu, Akbar mengaku sebagian penghasilannya kerap diberikan kepada sesama pemulung yang tengah kesusahan.
"Bayangkan dia sendiri hidup susah tapi masih bisa membagi rezeki kepada orang lain yang membutuhkan. Ini yang membuat saya tidak bisa menahan air mata haru," kata Dedi melalui ponselnya, Kamis (5/11/2020) malam.
Menurut Dedi, meski hidup tanpa kasih sayang ibunya karena sejak usia2 tahun sudah tidak berjumpa sang ibu, Akbar mampu tumbuh sempurna dari sisi sosial.
Dalam kesempatan itu, Dedi menawari Akbar untuk mengajar ngaji kepada anak-anak di tempat tinggal Dedi di Lembur Pakuan di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang.
Dedi juga menyiapkan seorang guru untuk Akbar guna mendalami kitab suci Al Quran.
"Sehingga cita-cita Akbar setelah dewas ingin membangun pesantren, mudah-mudahan bisa terwujud. Dan Akbar mengaku siap ngajar ngaji dan belajar pendalaman kitab di tempat saya," kata Dedi.
Selain itu Dedi pun bakal melantik Akbar sebagai direktur bank sampah di Lembur Pakuan.
"Akbar ini kan pemulung, biasa mengurus botol bekas. Nanti akan saya lantik jadi direktur bank sampah di Lembur Pakuan. Jadi selain ngajar ngaji ke anak-anak, dia juga akan bekerja sebagai direktur pengelolaan sampah di Lembur Pakuan," kata Dedi.
Dedi juga telah menyiapkan uang Rp 10 juta untuk diberikan ke ayah Akbar guna sebagai modal usaha ayahnya di Garut.
"Saya siapkan uang Rp 10 juta untuk modal usaha ayahnya," kata Dedi.
Akbar diantar keluarganya pada Kamis (5/11/2020) malam, telah berangkat dari Garut menuju Subang untuk bertemu Dedi.
Kisah Hidup Akbar
Ditemui di rumahnya di Kampung Sodong, Kamis (5/11/2020), Akbar menyebut baru saja tiba dari Bandung.
Ia diantarkan seseorang dari pesantren usai ditemukan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
"Di foto itu saya lagi mengaji, baca Alquran di sana. Memang lagi istirahat. Daripada bosan, karena niat mau hafalin Al Quran ya udah hafalin saja," ujar Akbar.
Akbar pun menceritakan, ia berada di Bandung untuk mencari rongsokan.
Sejak beberapa tahun lalu, Akbar kerap berpergian ke luar kota. Ia tak tahu pasti tahun berapa ia mulai keluar dari rumah.
Setiap pergi dari rumah, Akbar mengaku selalu membawa Al Quran. Ia menyebut ayahnya yang mengingatkan untuk membawa Al Quran.
"Dari kecil dikasih pesan kalau mau ke mana-mana jangan lupa salat, ibadah salat lima waktu, sama ngaji dan zikir," kata Akbar.
Pekan lalu sekitar hari Sabtu atau Minggu, Akbar tengah berada di Jalan Braga. Ia tak mengetahui jika difoto saat tengah mengaji.
"Saya tidak tahu ada yang foto. Saya tahu dari polisi, ada foto saya di medsos. Saya gak sadar ada yang foto," ucapnya.
Sehari-hari Akbar memang bekerja mencari rongsokan. Barang rongsokan itu dijual Akbar untuk kebutuhan makan. Ia tak pernah meminta uang ke ayah, nenek, atau kakeknya jika pergi dari rumah.
"Selama di jalan dapat uang dari mulung sampah. Itu sudah dari kecil. Terakhir sekolah kelas 4 SD," ujarnya.
Ia mengaku tak mengetahui sosok orang yang mengabadikan dirinya sedang mengaji. Namun usai fotonya viral, banyak yang mencari tahu soal Akbar.
"Setelah viral, banyak yang nyari. Dari Jakarta juga ada, perwakilan ustaz Yusuf Mansyur nawarin ke pesantren di Jakarta," ucap Akbar.
Warga Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota ini memiliki keinginan untuk belajar di pesantren. Namun ia tak mau masuk ke pesantren yang jauh.
"Kalau jauh enggak. Maunya di Garut atau Bandung saja," ujarnya.
Hasil memulung yang didapatkan per harinya tak menentu. Paling banyak ia bisa mendapat Rp 100 ribu. Hasil menjual barang rongsok itu, dipakainya untuk makan.
"Saya paling jauh pergi ke Lampung. Ke Jakarta, Jawa juga pernah. Jalan saja kalau pergi," ucapnya.
Pergi Jauh untuk Mencari Sang Ibu
Sejak berumur 10 tahun, Akbar putus sekolah dari kelas 4 SD. Ia lantas memutuskan untuk berkelana.
Sudah banyak daerah yang didatangi Akbar. Ia sempat menginjakan kaki hingga ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Lampung.
"Awalnya dulu Akbar pergi ke luar kota itu untuk mencari ibu kandungnya. Anaknya juga enggak betah diam di rumah," ujar nenek Akbar, Uti (71) ditemui di rumahnya.
Uti menyebut jika cucunya itu telah ditinggal ibu kandungnya sejak berusia 8 bulan.
Saat itu, ibunya berkata akan bekerja ke Arab Saudi. Hingga kini, tak ada kabar dari ibu kandungnya.
"Sejak bayi, Akbar belum pernah ketemu ibu kandungnya. Makanya niat awal dia pergi dari rumah itu untuk mencari ibunya," katanya.
Ayah kandung Akbar pun telah menikah lagi. Akbar disebut Uti tak betah diam di rumah dan memilih berhenti dari sekolah.
"Setelah keluar sekolab itu, Akbar pergi dari rumah. Awalnya dia ngamen terus suka mulung juga sekarang," ucapnya.
Akbar pun kini tinggal bersama nenek dan kakeknya. Sejak6 tahun lalu, ia sering meninggalkan rumah berbulan-bulan.
Jika kembali, hanya satu atau dua hari saja dia berada di rumah.
Meski tak hidup bersama nenek dan kakeknya, Uti berpesan agar Akbar tak lupa untuk beribadah.
Salat dan membaca Alquran harus dilakulan walau berada di luar rumah.
Uti menambahkan, jika pergi dari rumah cucunya hanya bermodal pakaian di badan, karung untuk memulung, dan Al Quran.
"Dari dulu saya ajarin mengaji. Jadi waktu dia pergi dari rumah, pesan saya cuma jangan lupa untuk salat dan mengaji," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul: "Akbar akan Dilantik Dedi Mulyadi jadi Direktur Bank Sampah, Ini Percakapan Lengkap Dedi dengan Akbar." (*)