Kekalahan Sahabatnya Buat Taiwan Ketar-ketir, Peperangannya Melawan China Bakal Sia-sia Jika Joe Biden Masih Ramah ke Negeri Panda, Pengganti Donald Trump Belum Bisa Dipercaya Begitu Saja

Senin, 09 November 2020 | 18:25
Kolase via TribunJabar

Joe Biden kalahkan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Gridhot.ID - Kemenangan Joe Biden tidak semata-mata membuat semua negara bersukacita.

Ada satu negara yang nasibnya kini dipertanyakan setelah Donald Trump kalah di pemilu tersebut.

Negara tersebut adalah Taiwan.

Pembuat kebijakan di Taiwan pada berusaha meyakinkan anggota parlemen yang gugup karena jagoan Partai Demokrat yakni Joe Biden akan jadi presiden AS.

Baca Juga: Kini Harus Rela Tahan Kantuk Gara-gara Ramai Pelanggan, Ini Sosok Intan Si Penjaga Warung di Cianjur yang Disebut Mirip Selebgram Anya Geraldine, Pembeli Sampai Ogah Beranjak

Pemerintah Taiwan bilang Biden akan melanjutkan dukungan AS terhadap Taiwan untuk menghadapi China.

Ketegangan atas Taiwan telah meningkat secara dramatis sejak Trump jadi presiden AS pada empat tahun lalu. Pertama kalinya China marah oleh seruan Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tak lama setelah dia memenangkan pemilihan.

Berikutnya, Beijing dibuat geram oleh peningkatan penjualan senjata oleh AS dan dua kunjungan pejabat tinggi AS ke Taipei dalam beberapa bulan terakhir.

Hal ini membuat Trump menjadi sosok yang populer di kalangan publik Taiwan, China pun merespons dengan meningkatkan latihan militer di dekat Taiwan, termasuk jet tempur terbang di atas garis tengah Selat Taiwan yang sensitif, meningkatkan kekhawatiran akan konflik.

Baca Juga: Perkara yang Menjeratnya Disebut Hanya Rekayasa Belaka, Napoleon Bonaparte Merasa Dizalimi Atas Tuduhan Penghapusan Red Notice, Eks Kadivhubinter Polri: Kami yang Paling Tahu Kerja Interpol

Di parlemen Taiwan pada hari Senin, beberapa legislator menyatakan keprihatinan tentang perubahan kebijakan Taiwan di bawah pemerintahan Biden, dengan beberapa di antaranya menggambarkan Biden sebagai sebagai sosok yang ramah kepada China.

Beberapa yang lainnya juga menunjuk pada penentangan Biden terhadap RUU untuk memperkuat keamanan Taiwan pada tahun 1999.

Huang Shih-chieh, dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, mengatakan perhatian utama mereka adalah apakah dukungan AS untuk Taiwan akan berubah.

"Kekhawatiran terbesar kami adalah bahwa dengan kepresidenan Biden dia dapat menyesuaikan kebijakannya," kata Huang.

Baca Juga: Demokrat Keluar Sebagai Pemenang Pemilu Amerika, Presiden Jokowi Berikan Selamat kepada Joe Biden, Sebut Pilpres AS 2020 'Pemilu Bersejarah'

Tetapi Chen Ming-tong, yang mengepalai Dewan Urusan Daratan Taiwan, berulang kali meyakinkan anggota parlemen bahwa perubahan mendasar dalam dukungan AS untuk Taiwan tidak mungkin terjadi.

“Tidak perlu khawatir tentang perubahan kepemilikan di Gedung Putih. Meskipun mungkin ada beberapa perubahan dalam taktik Biden terhadap China, tidak akan ada perubahan dalam strategi China-nya," tegasnya.

Chen mencatat Biden adalah mantan Presiden Barack Obama, yang pada saat itu mendorong poros kembali ke Asia untuk menantang kebangkitan China, dan bahwa Biden tidak mungkin menantang struktur geopolitik saat ini dari kebuntuan AS-China.

Chen bilang Amerika Serikat dan Taiwan. “Melihat komentar (Biden) dan dukungannya untuk Taiwan di masa lalu, kami dapat mempercayai dia untuk terus memperkuat hubungan Taiwan-AS," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Trump kalah dari Biden, Taiwan kini ketar-ketir soal nasibnya melawan China.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan