Find Us On Social Media :

Kediktatorannya Mulai Dibayar Karma, Donald Trump Kini Ditinggal Satu Persatu Pejabat Pentagon di Akhir Masa Kepemimpinannya, Keamanan Amerika Serikat Malah Terancam

Presiden AS Donald Trump saat melepas masker setibanya di Gedung Putih, Senin (5/10/2020) malam waktu setempat.

Gridhot.ID - Donald Trump kini mulai ditinggalkan para pejabatnya di akhir masa kepemimpinannya.

Bahkan ada yang menyebut beberapa tindakan Trump di balik layar menunjukkan karakteristik diktator.

Dilaporkan Pemerintahan Donald Trump telah melakukan perubahan besar-besaran di atas struktur kepemimpinan sipil Departemen Pertahanan dengan memindahkan beberapa pejabat paling seniornya dan menggantinya dengan yang dianggap loyal kepada Presiden.

Baca Juga: Langsung Terjun 5 Meter Akui Kakinya Patah Akibat Kecelakaan, Pria di Palembang Ini Nekat Bunuh Tetangga yang Tertidur Tepat di depan Mata Kepala Bocah 5 Tahun, Anak Korban: Om Yanto yang Menusuk Ibu

Departemen Pertahanan dalam sebuah pernyataannya sekitar 24 jam setelah Presiden Donald Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper, telah membuat para pejabat di dalam Pentagon gelisah dan memicu rasa khawatir yang meningkat di antara pejabat militer dan sipil, yang prihatin tentang apa yang bisa terjadi selanjutnya.

Empat pejabat senior sipil telah dipecat atau mengundurkan diri sejak Senin, termasuk Esper, kepala stafnya dan pejabat tinggi yang mengawasi kebijakan dan intelijen.

Mereka digantikan oleh loyalis Trump, termasuk tokoh kontroversial yang mempromosikan teori konspirasi dan menyebut mantan Presiden Barack Obama sebagai teroris.

Baca Juga: Baru Setengah Tahun Ditinggal Sang Suami, Istri Didi Kempot Kini Kembali Bagikan Kabar Duka Lagi: Kami Punya Kenangan Dekat

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada CNN Selasa malam bahwa terjadi gelombang penggulingan pemimpin sipil di Pentagon, termasuk Esper.

Tetapi langkah tersebut kemungkinan hanya akan menambah rasa kekacauan di dalam Pentagon setelah pemecatan Esper oleh Trump. Presiden Trump melakukannya dua hari setelah lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, diproyeksikan sebagai pemenang pemilihan presiden, meski berulang kali Trump menolaknya.

Bahkan, berlarutnya transisi kekuasaan yang berulang kali ditolak Trump juga dinilai bisa mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.

Baca Juga: Lontarkan Pertanyaan ke Galih Ginanjar Hingga Terjerat Kasus 'Ikan Asin', Rey Utami Akhirnya Bebas dari Balik Jeruji Besi, Bagaimana dengan Pablo Benua dan Mantan Suami Barbie Kumalasari?