Find Us On Social Media :

Perjanjian Damai Antara Armenia dan Azerbaijan Telah Disepakati, Presiden Edorgan Malah Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh, Ternyata Ini Tujuannya

Presiden Recep Tayyip Erdogan

Ankara merupakan sekutu utama Azerbaijan, yang berusaha merebut Nagorno-Karabakh dari kelompok separatis Armenia yang mendudukinya sejak 1990-an.

Pada Senin pekan lalu (9/11/2020), dua negara yang berseteru itu menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang ditawarkan Kremlin.

Kesepakatan itu mengakhiri perang selama enam pekan di Nagorno-Karabakh, yang sudah merenggut korban ribuan baik dari militer maupun sipil.

Baca Juga: Suaminya Berstatus Putra Mahkota Keluarga Cendana dengan Kekayaan Rp 28 Triliun, Mayangsari Nyatanya Tak Gengsi Naik Mobil yang Lebih Murah dari Tas yang Ditentengnya, Kemewahan Seakan Tak Melulu Jadi yang Utama

Berdasarkan perjanjian itu, separatis Armenia setuju untuk menarik diri dari sebagian besar wilayah yang berlokasi di Kaukasia tersebut.

Di hadapan parlemen, Erdogan meminta agar Turki mengirimkan pasukan demi membentuk "pusat perdamaian dengan Rusia dan beraktivitas di sana".

Dilansir AFP Senin (16/11/2020), penerjunan penjaga perdamaian itu akan berjalan selama satu tahun dengan jumlah personelnya ditentukan oleh Erdogan.

Baca Juga: Rela Kunjungan ke Amerika Serikat di Tengah Wabah, Luhut Dapat Tugas Besar dari Jokowi untuk Temui 7 Investor Raksasa Dunia Termasuk Bos Tesla, Sang Menteri Diperintahkan Promosikan UU Cipta Kerja yang Baru Disahkan

Pada pekan lalu, Moskwa menyatakan menerjunkan 1.960 tentara beserta kendaraan angkut dan peralatan penunjang lainnya ke Armenia.

"Negeri Beruang Merah" sudah menekankan berulang kali bahwa di bawah perjanjian itu, Turki tak akan bisa mengerahkan pasukan.

Perjanjian itu menyatakan bahwa pusat perdamaian dibentuk untuk mengontrol gencatan senjata, namun tak dijelaskan peran pastinya.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erdogan Ingin Kirim Pasukan Turki ke Nagorno-Karabakh demi Membentuk "Pusat Perdamaian""