Find Us On Social Media :

Seluruh Negara Seantero Bumi Patut Waspada, Amerika Serikat dan China Sudah Menuju ke Perang Besar yang Bisa Hancurkan Siapa Saja, Kelakuan Donald Trump Jadi Masalahnya

Kapal Induk pertama China, Liaoning

Dia juga memperingatkan kedua belah pihak harus setuju untuk menghindari konflik militer meskipun ada erosi dalam hubungan.

Amerika Serikat dan China tidak pernah menghadapi negara-negara yang besarnya kira-kira sama dengan yang lain. Ini adalah pengalaman pertama. Dan kita harus menghindari hal itu berubah menjadi konflik, dan mudah-mudahan mengarah pada upaya kerja sama," paparnya.

Hubungan antar negara telah mencapai tingkat krisis karena dominasi China yang meningkat di Laut China Selatan, Huawei, dan kontroversi seputar wabah virus corona.

Trump terus-menerus menyalahkan China atas wabah itu dan mempertanyakan bagaimana virus itu menyebar dari negara tersebut.

Mengutip Express.co.uk, ketegangan juga berkobar atas dugaan perlakuan China terhadap Muslim Uyghur di Xinjiang dan penerapan undang-undang keamanan Hong Kong.

Baca Juga: Pembelaan Gisella Anastasia Soal Kasus Video Syur Mirip Dirinya Disoroti Ahli Hukum Pidana, Chairul Huda: Haknya Kalau Menyangkal Tapi Penyidik Punya Sarana Pembuktian

Minggu lalu, Partai Komunis mendiskualifikasi pejabat di Hong Kong karena tuduhan kesetiaan mereka kepada negara.

Awalnya, empat anggota parlemen dicopot sebelum pengunduran diri massal diumumkan sebagai protes atas keputusan tersebut.

Kini, AS mengancam akan mengambil tindakan terhadap China setelah melanggar komitmen internasionalnya di bawah kebijakan satu negara dua sistem.

Anggota komite Senat AS untuk hubungan luar negeri mengatakan: "Komite tetap kongres rakyat nasional China yang tidak dipilih dan tidak bertanggung jawab mengambil langkah besar untuk melucuti hak dan kebebasan sakral rakyat Hong Kong. Sangat penting bahwa Amerika Serikat dan semua sekutu kebebasan bersatu untuk mengakui dan mengutuk konsekuensi tak terbantahkan dan luas dari perebutan kekuasaan otoriter ini, yang telah menghapus sedikit yang tersisa dari sistem politik demokratis Hong Kong dan melanggar kewajiban perjanjian China.”

Meskipun China memberi selamat kepada Biden karena memenangkan pemilihan AS, tidak jelas bagaimana sikapnya terhadap Hong Kong.

Baca Juga: Akhirnya Mengaku Pernah Diselingkuhi Mantan, Anang Hermansyah Langsung Salah Tingkah Saat Digoda Ari Lasso dan Rossa: Edit edit edit...

Selama masa pemerintahan Wakil Presiden Barack Obama, Biden sempat mengunjungi Hong Kong beberapa kali.

Namun, selama debat di bulan Februari, Biden mencap Xi sebagai "penjahat" di tengah memanasnya hubungan kedua negara.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul China dan AS menuju perang besar yang setara dengan Perang Dunia I

(*)