Gridhot.ID - Indonesia memang sedang gencar mencari tambahan dana untuk menangani corona.
Dilaporkan baru-baru ini Kedutaan Besar Republik Federal Jerman mewakili pemerintahannya telah mengumumkan penandatanganan kesepakatan utang.
Kesepakatan yang dimaksud senilai 550 juta Euro.
Mengenai kesepakatan ini, pemerintah Indonesia pun resmi mengikat pinjaman bilateral yang besarannya setara dengan Rp 9,1 triliun tersebut.
Kini, perjanjian tersebut telah ditandatangani secara terpisah.
Kedua tempat yang digunakan untuk proses tanda tangan yakni kantor Bank Pembangunan Jerman (KFW) di Frankurt, Jerman dan di Kementerian Keuangan, Jakarta.
Perjanjian tersebut ditandangani dalam rangka Covid-19 Active Response and Expenditure Support atau CARES.
Sontak, kebijakan menarik utang baru dari luar negeri untuk mengatasi corona ini menuai banyak kritikan.
Mengingat beban utang Indonesia saat ini dinilai sudah cukup tinggi.
Kritik dari berbagai figur publik pun mulai berdatangan.
Termasuk dari mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Rizal Ramli.
Ia menyebut, pemerintah dinilai keliru jika terus menambah utang luar negeri.
"Terbitkan surat utang (bonds) bunganya semakin mahal."
"Untuk bayar bunga utang saja, harus ngutang lagi. Makin parah," tulis Rizal Ramli di akun Twitter pribadinya seperti dikutip pada Sabtu (21/11/2020).
Baca juga: Musibah Bawa Berkah, Setelah Semalaman Hujan, Warga Batang Temukan Uang Berserakan Total Rp 23 Juta
Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia di era Presiden Jokowi tersebut berujar, Indonesia mulai kembali menumpuk utang dari pinjaman bilateral setelah sebelumnya banyak menarik utang dari obligasi.
"Makanya mulai ganti stratetegi jadi 'pengemis utang bilateral' dari satu negara ke negara lain."
"Itu pun dapatnya recehan wajah menyeringai itu yang bikin shock," ucap Rizal Ramli.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Rizal Ramli Kritik Jokowi Tambah Utang Selama Pandemi: Bayar Bunga Saja Harus Ngutang Lagi.
(*)