Find Us On Social Media :

Sempat Berstatus Sebagai Pesawat Maut Hingga Renggut 189 Nyawa Warga Indonesia, Boeing B-737 Kini Sudah Boleh Terbang Kembali, Dinyatakan Aman Sampai Siap Dipakai Lagi

Boeing 737 MAX milik Lion Air

Ditambah lagi dengan hasil investigasi awal dari KNKT yang menyebutkan beberapa kesalahan telah dilakukan oleh Lion Air pada dan sebelum terjadinya kecelakaan tersebut dan sempat menyebabkan “murka” nya pihak manajemen Lion Air terhadap KNKT.

Keadaan berubah drastis setelah terjadi kecelakaan di Ethiopia dengan pesawat MAX 8. Ketika itulah muncul kecurigaan tentang penyebab yang sama yang terjadi pada kedua kecelakaan tersebut. Ditemukanlah “sang kambing hitam” bernama MCAS, untuk sementara disimpulkan sebagai faktor penyebab utama terjadinya kecelakaan.

Menjadi lebih parah lagi karena ternyata keberadaan MCAS tersebut tidak diketahui sebelumnya oleh para pilot dan pihak operator pesawat dalam hal ini maskapai penerbangan pengguna MAX 8.

Rentetan inilah yang kemudian membawa FAA dan Boeing kepada posisi yang sangat sulit untuk menghindar dari kesalahan fatalnya. Walaupun pihak Boeing melalui CEO nya telah memohon maaf kepada seluruh keluarga korban kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia, kiranya hal tersebut sangat sulit untuk dapat memulihkan kepercayaan masyarakat pengguna jasa angkutan udara untuk percaya dan mau bepergian lagi dengan pesawat terbang MAX 8.

Di Indonesia yang memiliki wewenang untuk menyetujui atau tidak menyetujui keputusan FAA yang telah mengijinkan MAX 8 untuk terbang kembali berada dalam tangan Direktur Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan RI.

Tidak mudah bagi Dirjen Hubud untuk dapat segera mengambil keputusan, walau FAA dan Boeing sendiri telah melakukan perbaikan dan penyempurnaan pesawat MAX 8 selama 20 bulan sejak kecelakaan terjadi.

Baca Juga: Bongkar Fakta Mengejutkan, Ridho D'Academy Sebut Kembarannya Dapat Hasutan Sebelum Nikahi Nadya Mustika Rahayu, Sang Pedangdut: Ido Menyesal...

Secara tidak langsung dipastikan kepercayaan besar yang selama ini mapan terhadap kredibilitas FAA dan Boeing telah goyah dengan kasus MAX 8. Dibutuhkan masukan dari beberapa orang yang kompeten pada masalah tersebut dan juga penjelasan lengkap dan terperinci secara teknis dari operator pengguna MAX 8 di Indonesia dalam hal ini dari jajaran manajemen Garuda dan Lion Air.

MCAS sendiri yang sering disebut-sebut sebagai penyebab utama terjadinya kedua kecelakaan fatal itu sangat teknis sifatnya untuk dapat dijelaskan kepada orang awam secara populer. Garis besar dari MCAS sebagai penyebab kecelakaan akan ditulis tersendiri pada artikel yang akan datang. Setidaknya, diketahui pada awal penggunaan pesawat MAX 8 pihak Lion Air telah mengajukan pre simulator training untuk para pilotnya sebelum menerbangkan pesawat baru tersebut akan tetapi ditolak oleh pihak pabrik.

Demikian pula Garuda Indonesia konon telah mengirim (dengan biaya sendiri) para pilotnya untuk melakukan latihan simulator pesawat MAX 8 di luar negeri sebelum mengoperasikan pesawat MAX 8 berlogo Garuda.

Nah dengan perkembangan terakhir dimana FAA dan Boeing telah menyatakan MAX 8 sudah aman untuk terbang lagi, pertanyaan yang muncul adalah, akankah pihak otoritas penerbangan Indonesia akan segera menyetujuinya? Yang pasti seperti juga beberapa otoritas penerbangan negara lainnya, kepercayaan yang kukuh selama ini terhadap kredibilitas Boeing dan FAA sudah sangat terganggu.

Apabila toh akan disetujui dan diijinkan oleh pemegang kewenangan, pertanyaan berikutnya adalah, masih adakah konsumen pengguna jasa angkutan udara di Indonesia yang “berani” dan bersedia untuk bepergian dengan menggunakan pesawat MAX 8?

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Pesawat maut Boeing B-737 sudah boleh terbang lagi.

(*)