Find Us On Social Media :

Tak Hanya Infeksi Corona, Sri Mulyani Bongkar Alasan Sebenarnya Jokowi Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi, Ekonomi Negara Bisa Terancam Jika Nekat Minta Liburan

Sri Mulyani bongkar alasan mengapa Jokowi pangkas libur panjang akhir tahun

Gridhot.ID - Kini sedang heboh terkait pengumuman Jokowi tentang libur panjang tahunan atau cuti bersama pengganti.

Pada Senin (23/11/2020), Presiden Joko Widodo meminta agar jatah libur akhir tahun dan pengganti cuti Idul Fitri pada bulan Desember mendatang dikurangi.

Hal ini tentu saja menimbulkan polemik besar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengungkapkan alasan sebenarnya permintaan Presiden Jokowi tersebut.

Dia mengatakan, bila hari libur terlampau panjang, bisa memicu kenaikan kasus covid-19 sehingga aktivitas ekonomi yang mulai meningkat bisa kembali melemah.

Baca Juga: Aroma Pilpres 2024 Tercium di Balik Pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Jabar, Puskappi Sebut Adanya Upaya Pembersihan Kelompok Tito Karnavian: Keduanya Dekat dengan Mendagri

Ia menjelaskan, dalam kondisi normal hari libur biasanya mendorong aktivitas masyarakat untuk saling berinteraksi sehingga terjadi konsumsi.

Sementara libur panjang di masa pandemi, justru bisa meningkatkan kasus Covid-19 namun tidak membuat ekonomi membaik.

"Berarti ini harus hati-hati melihatnya. Apakah dengan libur panjang masyarakat melakukan aktivitas mobilitas tinggi namun tidak menimbulkan belanja dan menimbulkan tambahan kasus covid. Itu harus dijaga," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan penjelasan dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (23/11/2020).

Sri Mulyani menjelaskan, pada bulan pertama kuartal IV, yakni Oktober, jumlah hari kerja sudah lebih pendek dibanding tahun lalu. Pada Oktober tahun ini jumlah hari kerja hanya 19 hari, sementara tahun lalu 23 hari.

Nyatanya libur panjang di akhir pekan pada Oktober ini menyebabkan aktivitas ekspor impor di pelabuhan sedikit terganggu karena harus libur.

Baca Juga: Joe Biden Sandang Jabatan Presiden AS Usai Kalahkan Trump, Rupanya Putin hingga Sekarang Masih Ragu Beri Ucapan Selamat, Ternyata Ini Alasannya

Kegiatan perekonomian pun menurun, terlihat dari konsumsi listrik di bidang bisnis yang menurun.

"Dan itu menggambarkan berarti dampaknya ke ekonomi di sektor produksi juga menurun, di konsumsi tidak pick up juga," jelas dia.

Sementara itu, untuk hari kerja di November jumlahnya 21 hari baik tahun ini maupun tahun lalu.

Sedangkan untuk Desember 2020, jumlah hari kerjanya menyisakan 16 hari saja apabila ada libur akhir tahun yang cukup panjang seperti yang direncanakan sebelumnya.

"Kita tidak hanya lihat satu sisi tapi semuanya. Aspek kesehatan ekonomi kegiatan usaha dan lain-lain. Ini yang dimaksudkan oleh Presiden apakah jumlah hari kerja atau libur panjang dalam suasana covid menimbulkan dampak unintended yakni jumlah kasus meningkat tapi aktivitas ekonomi tidak terjadi kenaikan," ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Cinta Segitiga Tak Berjalan Mulus, Pria Asal Lamongan Nekat Curi Kalung Emas 45 Gram Milik Istri Siri, Pelaku Langsung Diringkus Polisi Saat Mau Nikah Resmi dengan Kekasih

Di sisi lain, Sri Mulyani menilai, konsumsi masyarakat kelas menengah masih sulit untuk didorong. Pasalnya, konsumsi masyarakat kelas menengah erat kaitannya dengan kepercayaan mereka dalam proses penanganan pandemi oleh pemerintah.

"Idealnya vaksin sudah ada, sehingga vaksin bisa kita betul-betul membuat masyarakat memiliki confidence. Ini sedang dihadapi semua negara karena menghadapi situasi sama di mana masyarakat ingin melakukan aktivitas tapi sangat tergantung pada apakah covid bisa dikendalikan," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Menurut Sri Mulyani, ini alasan Jokowi minta libur akhir tahun dikurangi.

(*)