Laporan Wartawan GridHot.ID, Septia Gendis Pangestu
GridHot.ID - Usia 21 tahun seringkali menjadi usia emas kaum milenial untuk berjuang meniti karier setelah lulus dari perguruan tinggi.
Namun sepertinya berbeda dengan seorang pria asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat ini.
Pria bernama Muzakir ini seperti terjebak di dalam tubuh balita.
Dilansir dari Youtube Denune Litahay, Muzakir memiliki kelainan dengan badan layaknya balita dengan tinggi 65 cm dan berat 10 kg.
Padahal Muzakir sendiri sebenarnya pria dewasa kelahiran 1999, yang berarti memiliki usia 21 tahun.
Ternyata Muzakir sudah mengalami keterlambatan pertumbuhan (stunting) sejak ia balita.
Muzakir kecil sudah ditinggal ibunya menikah lagi, maka dari itu ia tidak bisa minum ASI layaknya balita pada umumnya.
Sang kakek yang bernama Giman menyebutkan, Muzakir kecil tidak mau minum susu formula danhanya mau makan pisang saja.
Muzakir sendiri juga tidak bisa berbicara.
Ia hanya bisa sesekali tertawa ketika sedang bermain dengan teman-teman dan orang sekitarnya.
Kesehariannya juga seperti layaknya balita pada umumnya.
Ia hanya bermain dengan bocah-bocah sebayanya meski sejatinya Muzakir adalah seorang pria dewasa.
Pria malang ini hanya tinggal bersama sang kakek yang sehari-harinya mengurus dan merawat Muzakir lantaran kedua orang tuanya sudah meninggalkannya sejak ia kecil.
Sang ayah hilang tanpa kabar sejak Muzakir di dalam kandungan.
Sementara sang ibu telah menikah lagi.
Seperti yang terlihat di kanal Youtube Jalan Tengah, Giman sang kakek menceritakan jika ayahnya Muzakir dianggap telah meninggal.
"Bapaknya masih ada?" tanya Muammar Arafat, Pimpinan Ponpes DARUL FALAH Mataram ketika mengunjungi Muzakir ke rumahnya.
"Dia meninggal, kita katakan dia hilang, dia pergi ke Malaysia dulu merantau," jawab Giman.
"Terus kenapa dia kayak bayi ini?" lanjut Muammar.
"Jadi waktu lahir lama-kelamaan ibunya sakit pada umurnya 3 bulan, ibunya lumpuh, makanya tidak bisa menyusui dia," ujar Giman.
Giman juga menuturkan jika Muzakir hanya anak tunggal dan tidak memiliki saudara.
"Waktu lahir itu mungkin lebih kecil dari ini ya?" lanjut Muammar.
"Besar, gemuk, putih, sehat dia.." ucap Giman.
Kini, Muzakir hanya bisa hidup sederhana lantaran sang kakek hanya bekerja sebagai buruh serabutan sehingga ia tidak memiliki gaji tetap.
(*)