Pandai Melarikan Diri hingga Buat Satgas Tinombala Kewalahan, Ali Kalora Memang Bukan Orang Sembarangan, Ini Pekerjaannya di Masa Lalu

Jumat, 04 Desember 2020 | 18:13
Istimewa

Ali Kalora, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

GridHot.ID - Keadaan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Tmur (MIT) pimpinan Ali Kalora diungkap oleh Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono.

Menurut Awi, karena terdesak dan kehabisan bekal, kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora meminta makanan, mencuri, atau merampok dengan kekerasan hingga pembunuhan.

"Selama ini beberapa hasil penyelidikan yang dikasih dalam artian dalam tekanan mereka (MIT) kasih (makanan), tidak dianiaya. Namun kemarin (di Sigi), karena ada perlawanan tidak diberi sehingga yang terjadi demikian," ucap Awi di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Dapat Mandat dari Kapolri untuk Buru Ali Kalora Cs, Inilah Sepak Terjang Irjen Abdul Rakhman Baso, Punya Pengalaman Bongkar Kasus Teroris di Indonesia

Awi mengungkapkan, kondisi geografis menjadi salah satu kendala dalam pengejaran kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.

Selama ini,kelompok MIT pimpinan Ali Kalora bergerak di wilayah pegunungan dengan ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut.

Rentang wilayah pergerakan kelompok itu antara Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.

Bahkan, dari keterangan anggota kelompok MIT yang tertangkap, hutan yang lebat membuat mereka mudah bersembunyi dari kejaran Satgas Tinombala.

Maka dari itu, aparat harus menyusuri berbagai jalan tikus di hutan.

Baca Juga: Terbongkar, Inilah Trik yang Digunakan Ali Kalora Cs untuk Hindari Satgas Tinombala, Brigjen Awi Setiyono: Mereka Tiarap...

"Beberapa penuturan dari yang tertangkap menyampaikan, kadang-kadang Satgas Tinombala lewat, jarak 10 meter, 20 meter, mereka tiarap sudah enggak ketahuan karena memang hutan lebat," kata Awi.

Di sisi lain, kelompok MIT disebut sangat menguasai medan.

Menurut Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, Ali Kalora merupakan mantan penebang kayu sehingga menguasai jalur di dalam hutan.

Awi mengatakan, tim gabungan akan memantau apabila kelompok MIT turun dari gunung untuk meminta makanan kepada warga.

"Dia naik turun, naik turun gunung. Ini yang tentunya menjadi evaluasi Satgas Tinombala Densus 88 Antiteror, Polda Sulteng, BKO TNI di sana, termasuk Brimob, ini menjadi bahan mereka untuk mengambil langkah-langkah dalam melakukan pengejaran," ucap Awi.

Klaim Ada Progres

Meski prosesnya begitu panjang, Polri mengklaim kinerja Satgas Tinombala telah membuahkan hasil.

Baca Juga: Ikut Buru Kelompok Teroris Ali Kalora, Inilah Kehebatan Pasukan Tontaikam, Disebut-sebut Mampu Kacaukan Kondisi Psikologis Lawan

Dari daftar pencarian orang (DPO) yang dirilis Polri, terdapat tujuh anggota yang telah ditangkap sehingga tersisa 11 orang.

"Makanya tadi saya sampaikan per tanggalnya kapan DPO yang 7 orang ketangkap, baik itu hidup maupun meninggal dunia. Bawasannya apa, progresnya itu ada, mereka pun juga kita lakukan penindakan," ungkap Awi.

Dari tujuh anggota itu, lima orang meninggal dunia.

Rinciannya, Rajif Gandi Sabban alias Rajes meninggal pada 25 April 2020, Ali alias Darwin Gobel meninggal pada 15 April 2020, Muis Fahron alias Abdullah meninggal pada 15 April 2020.

Baca Juga: Sosok Irjen Abdul Rakhman Baso, Kapolda Sulteng yang Diperintahkan Kapolri Idham Azis Berkantor di Poso untuk Kejar Ali Kalora Cs

Terbaru, Wahid alias Aan alias Bojes dan Azis Arifin alias Azis meninggal dalam kontak tembak dengan aparat pada 17 November 2020.

Satu anggota bernama Udin alias Usman menyerahkan diri pada 17 Maret 2020.

Satu anggota lainnya bernama Moh Faizal alias Namnung terkonfirmasi terkena tembakan di tahun 2017.

Namun, polisi belum menemukan mayatnya. Polri pun meminta masyarakat ikut memberi informasi untuk mempermudah pencarian.

"Berikan informasi sebanyak-banyaknya sehingga bisa mempersempit pergerakan karena ini luas wilayahnya di dalam hutan," tutur Awi.

Rilis Foto Ali Kalora Cs

Polri pun telah merilis foto 11 anggota kelompok MIT yang masih diburu aparat.

Baca Juga: 5 Tahun Operasi Tinombala, Ali Kalora Nyatanya Masih Gentayangan di dalam Hutan Rimba dan Tak Tersentuh Aparat, Teknologi Super Canggih Tetap Tak Bisa Deteksi Keberadaan Sang Teroris Keji

Awi meminta masyarakat ikut memberi informasi untuk mempermudah pencarian.

"Berikan informasi sebanyak-banyaknya sehingga bisa mempersempit pergerakan karena ini luas wilayahnya di dalam hutan," tutur dia.

"Bagi masyarakat yang tahu keberadaan para DPO untuk segera menghubungi kepolisian terdekat," seperti tertulis dalam pengumuman tersebut.

Berikut nama lengkap anggota MIT yang masuk DPO.

- Ali Ahmad alias Ali Kalora

- Qatar alias Farel alias Anas

- Askar alias Jaid alias Pak Guru

Baca Juga: Kelompok Ali Kalora Bakal Temui Akhir Hidupnya, Panglima TNI Resmi Turunkan Pasukan Khusus untuk Bantu Satgas Tinombala, Perburuan Teroris Dimulai

- Abu Alim alias Ambo

- Nae alias Galuh alias Mukhlas

- Khairul alias Irul alias Aslam

- Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama

- Alvin alias Adam alias Mus'ab alias Alvin Anshori

- Rukli

- Suhardin alias Hasan Pranata

- Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang

Dok. Polri

Daftar 11 anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang menjadi buruan aparat gabungan.

Dalam selebaran itu, dijelaskan bagi siapapun yang menemukan orang yang mirip dengan foto itu, bisa melaporkan kepada kantor kepolisian terdekat.

Polisi juga mengingatkan kepada pihak yang ikut menyembunyikan pelaku, bisa dijerat hukuman pidana.

Baca Juga: Diringkus Densus 88 di Jalan Trans Poso Sulawesi, Inilah Sosok Ummu Syifa, Istri Ali Kalora yang Punya Peran Penting untuk Kelompok MIT

Sebaliknya, ia meminta para pelaku dapat menyerahkan diri kepada aparat.

"Diimbau kepada para DPO agar segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian," ucap Awi.

Kelompok MIT diketahui memang kerap melakukan aksi kriminal atau teror di wilayah Poso dan sekitarnya.

Misalnya, anggota kelompok itu diduga membunuh warga sipil di Poso pada 8 Agustus 2020, menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso pada 15 April 2020, dan diduga terlibat pembunuhan warga sipil di Parigi Moutong pada 27 Juni 2019.

Baca Juga: Anak Buah Ali Kalora Kembali Berulah, Disebut Bantai Satu Keluarga dan Bakar 7 Rumah Warga, Satgas Tinombala Langsung Kerahkan Pasukan

Kelompok ini dipimpin oleh Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di Poso pada 18 Juli 2016.

Satgas Tinombala memang digelar untuk mengejar anggota kelompok tersebut.

Setelah itu, Ali Kalora menggantikan posisi Santoso di kelompok pimpinan MIT bersama dengan Basri.

Lalu, setelah Basri tertangkap, Jenderal (Purn) Tito Karnavian selaku Kapolri saat itu menentukan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala pada 2016.

Perintahkan Tembak Mati

Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis memerintahkan personelnya menembak mati anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) bila melawan.

"Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka. Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja," kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).

Menurut Idham, negara tidak boleh kalah dengan kelompok yang sudah melakukan aksi teror kepada masyarakat apapun alasannya.

Baca Juga: Persembunyiannya Terendus, 2 DPO MIT di Palu Kontak Senjata dengan Satgas Tinombala, Kapolda Sulteng: Dua Anggota Ali Kalora Tewas

Saat ini, kelompok tersebut masih diburu oleh personel TNI-Polri.

Polri mengerahkan Satgas Tinombala. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga disebut telah menerjunkan pasukan TNI untuk turut memburu Ali Kalora cs.

"Kita akan cari sejumlah tempat yang selama ini jadi persembunyian kelompok Ali Kalora," ucap Idham.

Terbaru, Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Abdul Rakhman Baso berkantor di Poso.

Baca Juga: Tak Segan Potong Leher Korbannya, Teror Sadis Kelompok Ali Kalora Buat Warga Trauma, 150 Prajurit Terbaik TNI Dikerahkan dalam Operasi Tinombala

Hal ini dimaksudkan guna memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang diduga menjadi pelaku pembantaian satu keluarga di Sigi.

"Perintah Kapolri hari Selasa 1 Desember 2020, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan diback up oleh tim terbaik Bareskrim Polri," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, 2 Desember 2020.

Lebih lanjut, Argo menuturkan, saat ini Satgas Tinombala yang merupakan gabungan aparat TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT.

Tim Densus 88, pasukan TNI, dukungan drone serta intel IT dikerahkan guna membantu proses pengejaran.

"Pasukan satgas Operasi Tinombala ke wilayah Desa Lembahtongoa, Sausu, Salatanga," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul UPDATE Ali Kalora Cs Sudah Terdesak karena Kehabisan Bekal, Ini Trik Mereka Hindari Satgas Tinombala

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Surya.co.id