Kontras dengan Rakyatnya yang Terpuruk Akibat Pandemi, Raja Thailand Ketahuan Urus Negaranya dari Resor Ski Mewah di Jerman, Begini Caranya Jalankan Pemerintahan Ditemani Selir

Sabtu, 19 Desember 2020 | 09:42
kompas.tv

Raja Thailand dan selirnya.

GridHot.ID - Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, diketahui menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Kekayaannya diperkirakan mencapai US$ 40 miliar atau setara dengan Rp 563,2 triliun.

Namun, baru-baru ini, miliarder eksentrik itu dituding melanggar hukum internasional.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Negara yang Berani Hadang China, Nyatanya Kekuatan Kapal Perang Indonesia Masih Diurutan Kedua se-Asean, Negara Inilah yang Terkuat

Pasalnya, Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn diduga mengatur negaranya dari resor ski mewah di Jerman.

Salah satu orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan US$ 40 miliar (Rp 563,2 triliun) itu, dikatakan akan mengawasi pandemi virus corona bersama rombongan selirnya.

Melansir The Daily Beast pada Kamis (17/12/2020), Thailand bersikeras Raja Rama X atau dikenal sebagai Maha Vajiralongkorn, mengunjungi negara itu secara pribadi. Tetapi media publik Jerman WDR, dan surat kabar Süddeutsche Zeitung, menerbitkan bukti bahwa dia memanfaatkan Jerman sebagai basis untuk menjalankan urusan negara.

Baca Juga: Lautannya Jauh Lebih Luas, Indonesia Malah Punya Kapal Perang Lebih Sedikit dari Thailand, Segini Jumlah Totalnya

Menurut laporan investigasi dari The Times of London, Raja Vajiralongkorn mengirim hampir 100 surat kepada para kepala negara selama 18 bulan terakhir. Kebanyakan dari surat itu berasal dari retret Bavaria.

Dia diduga memberi selamat kepada Presiden Yunani atas pengangkatannya, menunjuk beberapa jenderal baru, dan melarang saudara perempuannya mencalonkan diri dalam pemilihan umum Thailand. Semuanya dilakukan dari resor mewah yang nyaman tersebut.

Diklaim juga, saat tinggal di Jerman dia mengeluarkan perintah untuk mengeksekusi seorang penjahat. Kedutaan Besar Thailand di Berlin belum menanggapi tuduhan tersebut. Perpanjangan masa tinggal Raja Vajiralongkorn di Jerman saat menjalankan urusan kenegaraan dapat melanggar prinsip kedaulatan teritorial.

Para kritikus dilaporkan telah mendesak pemerintah Jerman untuk menyatakan persona non grata (menghapus kekebalan diplomatik) untuk Raja Vajiralongkorn, termasuk mengenakan tagihan atas pajak warisan kepadanya sebesar 3 miliar euro atau setara Rp 50,68 triliun.

Baca Juga: Bak Ketiban Rezeki Nomplok, Seorang Nelayan Mendadak Jadi Jutawan Usai Temukan Muntahan Ikan Paus Sperma di Dekat Rumahnya, Ternyata Harganya Tembus Rp 445 juta per Kilo!

Thailand kemungkinan akan berpendapat bahwa kepala pemerintahan lain juga mengatur urusan negara mereka selama perjalanan ke luar negeri. Tetapi masa tinggal raja yang diperpanjang akan menguatkan kritik yang mengatakan, pemerintahan dari Jerman melanggar hak "Negeri Bir" sebagai negara yang berdaulat.

Tempat tinggal efektif Vajiralongkorn di Jerman terungkap pada awal pandemi virus corona, tepatnya ketika hotel-hotel Jerman diperintahkan untuk ditutup oleh pemerintah. Grand Hotel Sonnenbichl di resor Alpen di Garmisch-Partenkirchen berhasil mengajukan banding atas keputusan tersebut. Alasannya karena harus diizinkan untuk terus menjamu raja.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah didesak oleh oposisi Thailand untuk mengusirnya. Heiko Maas Menteri Luar Negeri Jerman juga telah memperingatkan sang raja.

Baca Juga: Buat Pelayat Ketakutan, Sosok Pria Berpakaian Lusuh Datangi Pemakamannya Sendiri, Tak Tahu Jika Dianggap Telah Meninggal, Begini Penjelasannya

Vajiralongkorn dikatakan akan menghadapi konsekuensi langsung, jika diketahui menjalankan bisnis pemerintah secara tidak sah di tanah Jerman.

Jerman terus diusik dengan laporan meningkatnya tindakan represif yang dilakukan kepada demonstran Thailand yang menentang monarki. Laporan tentang kehidupan seks raja, praktik eksentrik seperti menunjuk anjing pudel sebagai penggawa, dan foto dirinya di pusat perbelanjaan Jerman mengenakan tanktop, semakin memperburuk keadaan.

Raja juga sudah lama dituduh melakukan pemborosan. The Daily Beast melaporkan awal tahun ini ia diduga membangun armada elite yang terdiri dari 38 jet dan helikopter untuk kebutuhan pribadinya.

Menurut Financial Times, biaya pemeliharaan, bahan bakar, dukungan darat, dan lain-lain dari armada itu bisa mencapai US$ 64 juta (Rp 901 miliar) untuk satu tahun fiskal mendatang.

Baca Juga: Diduga Nekat Memerintah dari Balik Penginapan Mewahnya, Raja Thailand Bakal Ditendang dari Negeri Jerman, Pemerintah Bingung Sang Raja Masih Kebal Hukum

Hukum Thailand melarang kritik terhadap keluarga kerajaan yang dinilai sebagai ‘semi-dewa’, juga rumah tangga mereka, termasuk hewan peliharaannya.

Pelanggar aturan itu dapat dihukum hingga 35 tahun penjara. Namun, laporan tentang kehidupan memanjakan raja di Jerman semakin menyebar ke negara tersebut di media sosial.

Thailand awal tahun ini berusaha membuat Facebook menghapus kelompok pengkritik monarki, yang memiliki lebih dari satu juta anggota di platform tersebut. Gerakan protes pemuda Thailand juga menuntut diakhirinya penindasan para pembangkang politik, penulisan konstitusi baru, dan reformasi monarki.

Baca Juga: Markas Polisi Dilempar Cat Oleh Ribuan Pengunjuk Rasa, Pemerintah Thailand Pastikan Bakal Pakai Semua Pasal yang Ada untuk Hukum Pendemo, Semua Penghina Monarki Terancam

Perekonomian Thailand yang sangat bergantung pada pariwisata sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Kondisi ini semakin memicu keluhan terhadap gaya hidup raja yang glamor itu.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judulMengintip cara Raja Thailand urus negara dari Jerman dengan ditemani rombongan selir(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kontan.co.id