Bisa Usir Kantuk, Siapa Sangka Kopi Bisa Dipakai Untuk Deteksi Gejala Covid-19? Ini Penjelasannya

Selasa, 22 Desember 2020 | 05:42
freepik.com

Ahli Menyebut Kopi Bisa Jadi Alat Pendeteksi Covid-19, Bagaimana Caranya?

GridHot.ID - Kopi memang menjadi minuman yang banyak dipilih orang-orang untuk diseduh di pagi hari.

Namun, selain untuk meningkatkan semangat dan menghilangkan kantuk, kopi rupanya disebut-sebut bisa digunakan untuk mendeteksi awal infeksi covid-19.

Kok bisa?

Baca Juga: 1,2 Juta Dosis Kadung Dibeli Pemerintah Indonesia, Beredar Rumor WHO Sebut Vaksin Sinovac Paling Lemah, BPOM Beri Penjelasan Begini

Setelah mendapatkan banyak pujian karena aromanya yang kuat dan dapat meningkatkan fungsi saraf, kopi sekarang dipakai sebagai alat diagnostik gejala Covid-19.

Sebuah tinjauan pada literatur ilmiah DCN menyebut, kopi dapat digunakan sebagai barometer timbulnya infeksi Covid-19.

Di sisi lain, Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat sudah mencantumkan hilangnya indera penciuman atau anosmia sebagai salah satu gejala paling umum dari Covid-19.

Baca Juga: Singgung Soal Anggaran Kesehatan, Faisal Basri Tuding Menteri Terawan Jadi Biang Masalah Penanganan Covid-19: Ganti Menkesnya!

Dalam studi terbaru , 50-80 persen orang yang positif terkena Covid-19, kemampuan penciumannya pun berkurang.

Kabar baiknya, kebanyakan orang yang menderita anosmia karena Covid-19 pada akhirnya bisa memulihkan indera pengecap dan penciuman sepenuhnya dalam waktu sekitar 14 hari.

Mengingat prevalensi anosmia di antara pembawa Covid-19 sangat tinggi, beberapa dokter mendesak orang-orang untuk mulai mencium aroma kopi.

"Salah satu hal yang dapat dilakukan dengan sangat mudah, secara obyektif oleh seseorang di rumah adalah dengan mengambil kopi bubuk, dan melihat seberapa jauh kita masih bisa mencium aromanya."

Demikian dikatakan Profesor James Schwob dari Fakultas Kedokteran Tufts University di Massachusetts, Amerika Serikat.

Baca Juga: Sempat Sukses Tangani Pandemi, Jerman Kembali Kewalahan Hadapi Covid-19, Jenazah Korban Virus Corona Terpaksa Ditaruh di Tempat Seperti Ini

"Atau, lakukan hal yang sama dengan alkohol atau sampo yang kita punya."

"Jika hidung tidak tersumbat, tapi kita kesulitan mengenal aroma lain, mungkin kita harus segera melakukan tes," kata dia.

Direktur Smell and Taste Center di Fakultas Kedokteran Pennsylvania University, Richard Doty memberikan penjelasannya.

Baca Juga: Vaksinasi Indonesia Dimulai Bulan Januari, Presiden Jokowi Bukan Jadi Penerima Vaksin Pertama Melainkan Sosok WNI Ini: Suntikan Kami Dapat 21 Oktober Lalu

Menurut dia, jika kita menemukan kopi tidak memiliki rasa dan cokelat tidak memiliki rasa selain pahit atau manis, maka kita telah kehilangan penciuman.

"Saat kita mengunyah makanan, molekul naik melalui tepi rongga hidung untuk mencapai reseptor penciuman di bagian atas hidung."

"Oleh karena itu, hal-hal seperti kopi dan cokelat tidak memiliki 'rasa'," ujar dia.

Peneliti menerapkan metode ini pada skala yang lebih ketat, menggunakan kopi dalam tes olfaktorius untuk penciuman.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Indonesia Mulai Januari, Presiden Jokowi Beberkan Alasan Tak Mau Jadi Orang Pertama yang Disuntik: Saya Tidak Apa-Apa

Sementara, artikel terbaru di jurnal medis Inggris BMJ juga mendorong praktisi medis untuk menggunakan kopi sebagai alat diagnostik.

Artikel BMJ lainnya mencakup pengalaman orang pertama dari ahli saraf, Brasil Sofia Mermelstein, yang menduga dia mungkin terinfeksi virus corona setelah dia kehilangan kemampuannya mencium kacang Brasil segar.

Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas di awal semester ini untuk menjaga keamanan kampus selama kelas tatap muka, Penn State University College of Agricultural Sciences sudah mengunakan metode ini.

Baca Juga: Nirina Zubir Umumkan Positif Covid-19 Bareng Suaminya, Sang Aktris: Kita Kuat Menghadapinya Bersama...

Di kampus disiapkan alat "Pemeriksaan Bau Harian" yang meminta mahasiswa untuk minum kopi setiap hari.

Tentu saja, mencium aroma kopi bukanlah ilmu yang sempurna, dan tidak boleh disalahartikan sebagai tes kesehatan yang sah.

Seorang ahli ilmu makanan dan ahli epidemiologi di Penn State University menguraikan peringatan ini dalam artikel di the Conversation.

Dia menyarankan anosmia menjadi satu-satunya prediktor terbaik untuk diagnosis Covid-19.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Calon Penumpang Pesawat, PT. Angkasa Pura II Pangkas Tarif Semua Tes Covid-19 untuk Syarat Terbang, Simak Harga dan Jenisnya!

"Kehilangan penciuman sangat spesifik untuk Covid-19, tetapi tidak semua orang dengan infeksi SARS-CoV-2 melaporkan kehilangan penciuman," ungkap dia.

"Secara kritis, bisa mencium sesuatu tidak berarti kita terbebas dari Covid-19, sekalipun itu mencium aroma yang kuat dari kopi," imbuh dia.

Baca Juga: Dalam Setahun Kasus Corona Makin Meledak di Banyak Negara Namun Tidak China, Negeri Panda pun Dicurigai Sembunyikan Informasi Soal Epidemi Covid-19, Auto Jadi Musuh Seluruh Dunia Jika Terbongkar

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulKenali Tanda Infeksi Covid-19 Pakai Kopi, Begini Caranya(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com