Ngerinya Varian Baru Virus Corona, Rontokkan Pasar Saham Eropa, Begini Gerak Cepatnya yang Mengkhawatirkan Dunia

Selasa, 22 Desember 2020 | 10:13
LA Times

Kebenaran mengenai China terbebas dari virus corona tanpa vaksin Covid-19

GridHot.ID - Pandemi virus corona atau covid-19 belum usai.

Bahkan beberapa waktu lalu, Inggris menyatakan telah terjadi mutasi virus corona di negaranya.

Hal ini pun tentu sangat mempengaruhi negara tersebut maupun Eropa.

Baca Juga: Pintu Masuk ke Indonesia Masih Tertutup Rapat, Pemerintah Tolak Kedatangan WNA Kecuali untuk Alasan Ini

Pasar saham Eropa turun 2%, Senin (21/12/2020) di tengah ancaman munculnya virus corona atau Covid-19 strein baru di Inggris. Saham Jerman turun sekitar 2%, sementara saham emiten wisata Eropa kehilangan lebih dari 5%.

Mutasi virus corona atau Covid-19 dikhawatirkan akan mengganggu upaya pemulihan global. Ini pula yang membuat pasar saham di Eropa ambruk, sementara dollar AS menguat.

Apalagi, untuk menekan angka penyebaran virus corona, beberapa negara Eropa menutup perbatasan mereka ke Inggris.

Baca Juga: BPOM Bongkar Indonesia Bukan Satu-satunya Negara di Dunia yang Pesan Vaksin Sinovac, Berikut Daftar Lengkapnya

Perdana Menteri Boris Johnson akan memimpin pertemuan darurat untuk membahas lalu lintas internasional serta arus pengiriman barang masuk dan keluar Inggris. Kondisi ini bertepatan dengan minimnya kesepakatan perdagangan pasca-Brexit sebelum batas waktu 31 Desember.

Inggris sebelumnya juga menyatakan terjadi mutasi varian baru virus corona di wilayahnya. Virus varian baru Covid-19 ini menyebar dengan lebih cepat.

Dirangkum dari berbagai sumber, inilah gerak varian baru Covid-19 tersebut:

Lebih mudah menular

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru ini 70 persen lebih mudah menular daripada jenis virus yang ada dan memicu lonjakan kasus di London dan Inggris selatan.Tapi , belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian virus tersebut lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Oleh karena itu, Pemerintah Inggris mengumumkan perintah tinggal di rumah untuk warga ibu kota dan Inggris tenggara demi memperlambat penyebaran virus, setidaknya hingga 30 Desember.

Baca Juga: Tak Hanya Kereta dan Pesawat, Pemudik dengan Mobil Pribadi Juga Diwajibkan Tes Rapid Antigen, Begini Nasib Pekerja yang Bolak-balik Antar Kota Tiap Hari

"Mengingat seberapa cepat varian baru ini menyebar, akan sangat sulit untuk mengendalikannya sampai kami meluncurkan vaksin," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock kepada Sky News.

Sementara itu, mikrobiologi seluler dari University of Reading, Simon Clarke menjelaskan kepada NBC News bahwa mutasi virus sangat umum terjadi. Ketika virus menyebabkan infeksi dan masuk ke tubuh manusia, mereka mengambil alih sel dalam tubuh untuk memperbanyak diri dan berkembang biak.

Setiap kali virus melakukan itu, ada satu set materi genetik baru yang dibuat untuk setiap virus baru. "Virus baru pasti lebih "bugar" dari pendahulunya," kata Clarke.

Baca Juga: Waspada.. Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Penyebarannya Jauh Lebih Cepat dari Virus Corona yang Lama!

Varian virus corona diprediksi sudah menyebar ke banyak negara

Menurut BBC, varian tersebut ditengarai muncul dari pasien di Inggris. Sumber vaksin dari negara yang kemampuan memantau mutasi virus coronanya lebih rendah.

Varian ini dapat ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia Utara. Virus ini menyebar cepat di London, Inggris Tenggara dan Inggris Timur.

Data dari Nextstrain, yang memantau kode genetik sampel virus di seluruh dunia, menunjukkan kasus di Denmark dan Australia berasal dari Inggris, sementara Belanda juga telah melaporkan kasus.

Varian serupa muncul di Afrika Selatan dan memiliki beberapa mutasi yang sama, tetapi tampaknya tidak ada hubungannya dengan yang ini.

Larangan terbang ke Inggris

Beberapa negara melarang penerbangan dari Inggris. Belanda melarang semua penerbangan penumpang dari Inggris setidaknya hingga 1 Januari 2021.

Baca Juga: Sempat Sukses Tangani Pandemi, Jerman Kembali Kewalahan Hadapi Covid-19, Jenazah Korban Virus Corona Terpaksa Ditaruh di Tempat Seperti Ini

Larangan yang berlaku pada Minggu pukul 06.00 waktu setempat diputuskan hanya beberapa jam setelah Inggris mengumumkan perintah agar warga tetap berada di rumah.

"Selama beberapa hari ke depan, bersama dengan negara anggota Uni Eropa lainnya, (pemerintah) akan menjajaki ruang lingkup untuk lebih membatasi risiko jenis baru virus yang dibawa dari Inggris," ungkap badan kesehatan masyarakat Belanda, RIVM, melalui pernyataan.

Beberapa negara lain yang juga melakukan pembatasan termasuk Jerman, Belgia, Prancis, Italia, dan Irlandia.

Baca Juga: Ayahnya Belum Sembuh dari Corona, Anak-anak Anies Baswedan Diajak Jenguk dari Balik Jendela, Istri Gubernur DKI Katakan Hal Ini

Daya vaksin hadapi virus corona baru

Menurut kepala penasihat ilmiah Pemerintah Inggris, Sir Patrick Vallance, asumsi kerja dari semua ilmuwan meyakini bahwa respons vaksin harus memadai untuk mengatasi varian virus baru ini.

Namun, profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge Ravindra Gupta mengatakan, dirinya khawatir virus tersebut nantinya akan kebal terhadap vaksin.

"Meskipun mungkin tidak benar-benar resisten, mungkin tidak perlu banyak perubahan untuk virus ini untuk menuju ke arah sana," katanya kepada NBC News.

Meski begitu, Clarke mengatakan versi berbeda dari vaksin flu diperlukan setiap tahunnya, dan dia tidak mengerti jika hal serupa tidak bisa terjadi pada kasus virus corona

Pencegahan penyebaran Menurut kepala teknis Covid-19 untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove kepada BBC, varian virus baru sejauh ini telah teridentifikasi di Denmark, Belanda dan Australia.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Keluar Masuk Jakarta Wajib Tes Antigen, Ini Bedanya dengan Rapid Test Biasa

Semakin lama virus menyebar, semakin besar peluangnya untuk berubah. Jadi, penting untuk sesegera mungkin mencegah penyebarannya.

"Meminimalkan penyebaran akan mengurangi kemungkinannya untuk berubah," kata dia. WHO juga mengingatkan bahwa strain baru ini harus menjadi perhatian di negara lain di seluruh dunia. Termasuk jika diperlukan aturan pengawasan baru yang lebih ketat.

Menurut ahli virologi klinis dari University of Leicester, Dr. Julian Tang dalam sebuah pernyataan, aturan penguncian baru yang lebih ketat adalah bagian dari tindakan yang diperlukan di Inggris.

Baca Juga: Dalam Setahun Kasus Corona Makin Meledak di Banyak Negara Namun Tidak China, Negeri Panda pun Dicurigai Sembunyikan Informasi Soal Epidemi Covid-19, Auto Jadi Musuh Seluruh Dunia Jika Terbongkar

Tetapi, dia mengingatkan bahwa beberapa jam saja di Hari Natal masih berpotensi mengakibatkan infeksi. Oleh karena itu, para pejabat mendesak agar masyarakat di seluruh Inggris tetap menjaga jarak sosial sebisa mungkin.

Bagi masyarakat di negara lain di seluruh dunia, rasanya tidak ada yang salah jika kita juga ikut menerapkan protokol jaga jarak secara ketat untuk menekan penyebaran virus di masa liburan Natal dan tahun baru.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judulVirus corona varian baru kian memantik kecemasan, ini fakta penyebarannya(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kontan.co.id