Diduga Monopoli Pasar, Alibaba Kini Diburu Pemerintah China, Saham Perusahaan Jack Ma Langsung Anjlok Total

Kamis, 24 Desember 2020 | 19:13
cnet.com

Jack Ma dengan dandanan ala rocker

Gridhot.ID - Alibaba memang menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia.

Namun kesuksesan tersebut sepertinya tak membuat Alibaba bisa lepas begitu saja dari masalah.

Grup Alibaba kembali menghadapi masalah hukum di China.

Kali ini giliran Otoritas Antimonopoli China yang melakukan penyelidikan antimonopoli terhadap perusahaan e-commerce Alibaba Group Holding.

Kantor Berita Nikkei Kamis (24/12) mengabarkan otoritas antimonopoli telah memanggil para eksekutif Ant Group yang juga afiliasi Grup Alibaba di sektor jasa keuangan.

Baca Juga: Akun Resmi Unggah Sosok Agnez Mo dan Tak Ada Potret Lesti Kejora dalam Daftar Wanita Tercantik, Netizen: Yang Sebelah Mah Cuma Prank!

Penyelidikan ini menandai bahwa pemerintah China meningkatkan tindakan kerasnya terhadap raksasa bisnis teknologi yang dirintis oleh taipan Jack Ma ini.

Kabar penyelidikan dugaan monopoli oleh Otoritas Antimonopoli China ini menyebabkan harga Saham Alibaba turun drastis. Saham Alibaba yang diperdagangkan di pasar saham Hong Kong pada sesi perdagangan pagi turun 8,1% menjadi HK $ 228,20.

Otoritas antimonopoli China yakni China State Administration for Market Regulation (SAMR) menyebut penyelidikan terhadap Grup Alibaba ini berasal dari keluhan para vendor di Alibaba Grup yang diminta untuk mencantumkan produk secara eksklusif di platformnya.

Sebelumnya Alibaba juga menghadapi kasus yang serupa digulirkan oleh pesaingnya yakni JD.com pada 2017. Namun Alibaba membantah tudingan JD.com atas dugaan praktik persaingan tidak sehat itu. Pada kasus ini tidak ada keputusan yang diambil oleh otoritas antimonopoli dan persaingan usaha China.

Baca Juga: Berstatus Komisaris di Anak Perusahaan Pertamina, Dante Saksono Wamen Kesehatan Punya Rekam Jejak Luar Biasa di Dunia Kedokteran, Putra Temanggung Jebolan Kampus Ternama Jepang

Bulan ini, regulator pasar masing-masing mendenda Alibaba dan Tencent Holdings sebesar 500.000 yuan karena gagal meminta persetujuan regulasi untuk akuisisi sebelumnya.

Alibaba Grup dalam pemberitahuanya kepada SAMR menyatakan bahwa mereka telah menerima laporan tentang penyelidikan baru tersebut.

"Alibaba akan aktif berkolaborasi dengan penyelidikan regulator, dan saat ini semua bisnis kami beroperasi seperti biasa," katanya.

Ant Grup pada hari Kamis menerima pemberitahuan untuk mengirim para eksekutif dalam pertemuan dengan the People's Bank of China, the China Banking and Insurance Regulatory Commission, the China Securities Regulatory Commission dan the State Administration of Foreign Exchange dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga: Beda Umur 10 Tahun, Seorang Guru di Kalimantan dengan Pintu Lebar Terima Lamaran Mantan Muridnya Sendiri: Akhirnya Sadar, Saya Juga Suka Sama Dia

Ant, yang mengoperasikan aplikasi pembayaran populer Alipay, telah menghapus daftar untuk beberapa produk simpanan bank dari platformnya dan menurunkan batas kredit untuk pelanggan baru dalam beberapa hari terakhir setelah regulator memperketat aturan tentang layanan keuangan online.

"Penyelidikan (kepada Alibaba) tidak menunjukkan bahwa China telah mengubah sikap mendukung dan mendorongnya terhadap platform internet," tulis People's Daily, surat kabar corong Partai Komunis yang berkuasa di China, dalam editorial yang terbit Kamis.

Mereka menyatakan penyelidikan akan membantu memastikan perkembangan yang sehat dari sektor internet.

Sebelumnya Presiden Xi Jinping menurut laporan Xinhua bulan ini menyatakan akan meningkatkan upaya penegakan aturan antimonopoli dan mencegah ekspansi modal yang tidak teratur.

Baca Juga: Bantah Pernyataan Rizky Febian, Kuasa Hukum Percaya Teddy Tak Mungkin Jual Aset Mendiang Lina Jubaedah: Jual Rumah Itu Bukan Semudah Jual Pisang Goreng

Langkah ini sebagai prioritas untuk pekerjaan partai Komunis China pada tahun 2021 di bidang ekonomi. sebelumnya.

"Pemerintah China telah lama memberi isyarat bahwa mereka akan melihat praktik anti-persaingan dan penyalahgunaan oleh model bisnis platform yang dominan," kata Jeffrey Towson, dosen online di sektor digital China.

Dia mengatakan perilaku monopoli ini menyebabkan penjual dalam skala kecil tidak punya pilihan dalam menawarkan daganganya di platform ecommerce global karena di bawah persyaratan kuat "take or leave-it".

Hal ini menyebabkan biaya yang harus mereka tanggung menjadi lebih besar dengan risiko harus berbagi data dan praktik lain yang tidak menguntungkan bagi mereka.

"Di sisi pedagang, perilaku antimonopoli menjadi masalah," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Alibaba Group kembali hadapi penyelidikan otoritas antimonopoli di China.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan