Jadi Penjaga Soekarno di Detik-detik Terakhirnya, Pasukan Harimau Indonesia Diklaim Punya Kehebatan Luar Biasa, Sering Buat Belanda Kewalahan dengan Strategi Tempurnya

Jumat, 25 Desember 2020 | 13:13
Kolase Travelingyuk/ist

Ilustrasi Pasukan Harimau Indonesia

GridHot.ID - Kopassus merupakan pasukan khusus Indonesia yang sudah diakui kehebatannya.

Selain Kopassus, Indonesia disebut-sebut pernah memiliki pasukan hebat bernama Pasukan Harimau Indonesia.

Pasukan Harimau Indonesia disebut menjadi penjaga terakhir Soekarno.

Sebagai informasi, Pasukan Harimau Indonesia Indonesia sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang, dimulai saat Presiden Soekarno lakukan proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: 4 Dekade Ditutup Rapat, Skandal Terbesar Akademi Militer Bergensi di AS Akhirnya Terungkap, Puluhan Siswa Akui Ada KecuranganSaat itu, informasi tersebut sulit diterima oleh masyarakat khususnya rakyat Sulawesi Selatan karena masih jarang yang memiliki radio.Oleh karenanya, pasukan NICA dan KNIL yang sudah dibebaskan oleh pasukan Jepang memanfaatkan situasi tersebut untuk mengambil alih kekuasaan.Pasukan NICA dan KNIL yang dengan cepat melakukan konsolidasi itu langsung memiliki pengaruh karena didukung persenjataan hasil rampasan dari pasukan Jepang yang sudah menyerah kepada Sekutu.Pada 24 September 1945, pasukan Sekutu (Australia-Belanda) mendarat di Makassar untuk melaksanakan misi pembebasan tawanan pasukan Belanda yang ditahan Jepang.

Baca Juga: Dijuluki Ratu Kecantikan Militer Rusia, Tentara Pasukan Elit Pengawal Vladimir Putin Ini Justru Dipecat, Hal Sepele Ini Jadi Penyebabnya

Selain itu, mereka juga melucuti persenjataan pasukan Jepang.Pasukan Sekutu juga membekali diri dengan 'surat sakti', yakni Perjanjian Postdam yang ditandatangani pada 26 Juli 1945.Perjanjian itu berisi bahwa 'wilayah yang diduduki musuh' atau occupied area harus dikembalikan kepada penguasa semula.Jika isi perjanjian Postdam dikaitkan dengan Indonesia, artinya pasukan Jepang harus mengembalikan Indonesia kepada Belanda.Secara garis besar, Belanda memang ingin menguasai Indonesia lagi lalu menjadikan Makassar sebagai ibu kota Negara Indonesia Timur.

Baca Juga: Diklaim Selalu Haus Darah, Inilah Kukri, Pisau Khas Nepal yang Jadi Senjata Andalan Pasukan Gurkha Dalam Banyak PeperanganPara pejuang kemerdekaan di Makassar pun kemudian membentuk pasukan perlawanan demi melawan pasukan Belanda bernama Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (Lapris) guna mempertahankan kemerdekaan RI.Perjuangan Lapris menyebabkan Robert Mongisdi, salah satu pejuangnya gugur dan dinobatkan sebagai pahlawan nasional.Karena perlawanan pasukan Lapris selalu berhasil dipukul mundur oleh pasukan Belanda, kekuatannya menjadi terpecah-pecah.Pada serangan militer Belanda yang dilancarkan pada 8 Agustus 1946, kubu pasukan Lapris yang berada di Gunung Ranaya berhasil dihancurkan dan para pejuang Lapris pun memilih turun gunung .

Baca Juga: Tercatat Sebagai Pulau Terbesar Kedua di Dunia, Papua Pernah Jadi Medan Perang yang Paling Ditakuti Para Penjajah, Hutan Rimba Penuh Penyakit Mematikan Langsung Dimanfaatkan AS dan Australia

Mereka kemudian melanjutkan perlawanan melalui taktik peperangan secara gerilya.Satu di antara personel yang terus bertempur secara gerilya adalah Maulwi Saelan, yang kelak menjadi pengawal pribadi Presiden Soekarno.Maulwi yang pada puncak kariernya berpangkat kolonel juga menjabat sebagai Wakil Komandan Pasukan Pengawal Presiden, Cakrabirawa.Setelah turun gunung dan kembali meneruskan perjuangan ke Makassar, Maulwi dan rekan-rekan seperjuangan kemudian berinisiatif mengganti nama pasukan gerilyanya yang sekaligus merupakan pasukan khusus itu.

Baca Juga: Keberadaannya Bak Hantu Buat Musuh-musuhnya Ketakutan, Inilah Pasukan Penembak Jitu Mematikan 'Red Sniper' Milik Uni Soviet, Beberkan 10 Taktik yang Digunakannya di Medan PertempuranPada masa penjajahan Jepang, Maulwi dan para rekan suka menonton film yang ada harimaunya, akhirnya mereka memutuskan menjuluki pasukan gerilyanya denga Pasukan Harimau Indonesia.Pasukan Harimau Indonesia ini memang terkenal militan karena terdiri dari para pejuang kelompok pelajar SMP Nasional yang umumnya mahir berbahasa Belanda.Mereka pernah menyerang dan menduduki Hotel Empres pada 29 Oktober 1945 dari tangan NICA serta berhasil membebaskan rekan yang semula ditahan oleh NICA.Komandan Pasukan Harimau Indonesia Indonesia adalah Muhammad Syah, Wakil Komandan Robert Wolter Mongisidi, dan Maulwi Saelan sendiri menjabat sebagai Kepala Staf.

Baca Juga: Militer Negaranya Terkadang Masih Dipandang Sebelah Mata, India Pamerkan 9 Pasukan Elit Terbaiknya, Mampu Merespon Serangan Teroris Kurang dari 15 Menit

Pasukan Harimau Indonesia Indonesia memiliki taktik dan strategi tempur khusus.Sebagaimana dituliskan dalam buku Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Seokarno.Disebutkan bahwa Pasukan Harimau Indonesia Indonesia menyerang dan merampas persenjataan pasukan Belanda dengan target individu atau kelompok kecil serdadu NICA, KNIL, polisi, kaki tangan Belanda, serta gudang amunisi.Jika digambarkan di zaman sekarang, Pasukan Harimau Indonesia Indonesia bisa disamakan seperti pasukan khusus yang bertempur secara senyap.

Baca Juga: Ditugaskan Khusus untuk Akhiri Perjalanan Hidup Ali Kalora Cs, Yonif Para Raider 502 Jadi Pilihan Negara Berkat 2 Kemampuan Istimewanya, Musuh Tak Akan Bisa Bernapas LegaMereka mahir melaksanakan sabotase sasaran vital musuh, menimbulkan ketakutan dan kepanikan terhadap kehidupan sehar-hari pasukan Belanda, menghadang distribusi logistik, dan lainnya.Oleh sebab itu, pasukan yang dibentuk di Makassar ini sangat populer di era Perang Kemerdekaan.Robert Wolter Mongisidi yang merupakan personel Pasukan Harimau Indonesia Indonesia yang paling ditakuti Belanda memang berhasil ditangkap dan kemudian dihukum mati pada 5 September 1949.Ketika akan dieksekusi Mongisidi menolak memakai penutup mata dan tetap meneriakkan pekik "Merdeka!" sebelum peluru regu tembak menerjangnya.

Baca Juga: Rusia Makin Buat Musuh-musuhnya Merinding, 4 Kapal Perang Baru Siap Lengkapi Formasi Ganas Pasukan Putin

Di era Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, sosok Mongisidi kembali populer setelah kisah perjuangannya dibuat film bertajuk Tapak-Tapak Kaki Wolter Mongisidi (1982).Selain diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1973, Mongisidi juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari negara, yakni Bintang Mahaputra.Nama Mongisidi pun diabadikan sebaga nama bandara, kapal perang, dan satuan militer (TNI).ABRI (TNI) di era Orde Baru memiliki pasukan khusus yang dinamai Pasukan Harimau Indonesia Indonesia yang bertugas mengawal Presiden secara senyap.Akan tetapi, keberadaan pasukan yang memiliki kehebatan seperti Kopassus ini masih simpang siur sebab tidak adanya bukti yang otentik.Padahal sebagai satuan khusus yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah, jika Pasukan Harimau Indonesia memang ada pasti ada bukti dan dokumen otentik.Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "Kiprah Pasukan Harimau Indonesia Penjaga Terakhir Soekarno, Belanda Keder, Setara Kopassus?"(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribunjatim.com