Usai Disuntik Vaksin Corona Produksi Moderna, Dokter di Boston Langsung Dilarikan ke UGD, Alami Reaksi Alergi Parah, Begini Gejalanya

Senin, 28 Desember 2020 | 09:13
Dok. Freepik

Ilustrasi vaksin Covid-19.

GridHot.ID - Pemerintah menetapkan enam jenis vaksin corona yang akan digunakan di Indonesia.

Salah satu dari keenam vaksin tersebut, yakni vaksin corona produksi Moderna.

Namun demikian, melansir Kompas.com, seorang dokter di Boston, Amerika Serikat, dilaporkan mengalami alergi parah setelah menerima vaksin virus corona produksi Moderna pada Kamis (24/12/2020).

Dokter itu adalah Hossein Sadrzadeh yang merupakan Dokter Onkologi Geriatrik di Boston Medical Center.

Baca Juga: Sudah Dibeli Pemerintah Indonesia, Uji Coba Vaksin Sinovac di Brasil Diklaim 91,25 Persen Efektif Tangkal Corona

Ia mengaku mengalami reaksi parah segera setelah divaksinasi.

Melansir Reuters, Sadrzadeh menyebutkan, ia merasa pusing dan jantung berdebar kencang.

Apa yang dialami Sadrzadeh merupakan reaksi parah pertama yang disebut berkaitan dengan Moderna pada minggu pertama peluncuran vaksin itu di AS.

Juru Bicara Boston Medical Center, David Kibbe, Jumat (25/12/2020), mengatakan, Dr Sadrzadeh merasa mengalami reaksi allergi dan diizinkan untuk menggunakan EpiPen sendiri.

Baca Juga: Protokol Kesehatan Mulai Kendor, Doni Monardo: Tak Ada Jaminan Setelah Divaksin Akan Terbebas Covid-19 Kalau Tidak Disiplin

Ia sempat dibawa ke UGD, dievaluasi, dirawat, diamati, dan kemudian dipulangkan.

Dr Sadrzadeh memiliki riwayat alergi kerang yang parah.

Ray Jordan, Juru Bicara Moderna, Kamis (24/12/2020), mengatakan, pihaknya belum bisa berkomentar secara terbuka mengenai hal ini.

Modernra itu, BPOM AS (FDA) juga belum berkomentar soal ini. Juru bicara CDC, Tom Skinner, mengatakan, informasi mengenai reaksi yang muncul setelah mendapatkan vaksin akan diunggah ke situs CDC mulai pekan depan.

Adapun, ahli alergi dan imunologi dari Emory University, Dr. Merin Kuruvilla, menilai, reaksi alergi parah jarang terjadi, dan seharusnya ini tidak menimbulkan kekhawatiran.

"Ini seharusnya tidak menghalangi orang-orang yang jelas-jelas tidak berisiko tinggi," kata dia.

Baca Juga: Meski Gratis, Orang-orang Ini Ternyata Tak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19, Kenapa?

Punya riwayat alergi serius

Sebelum mengikuti vaksinasi, Dr. Sadrzadeh telah mempersiapkan EpiPen (autoinjektor epinefrin) karena ia memiliki riwayat alergi serius.

Beberapa menit setelah injeksi vaksin, detak jantungnya melonjak hingga 150 detak per menit, sekitar dua kali dari normalnya.

Ia mengatakan, lidahnya terasa menusuk dan mati rasa.

Tak lama kemudian, Dr Sadrzadeh mengaku keringat dingin, pusing hingga pingsan.

Baca Juga: Pesan Jokowi untuk Wamenkes yang Baru, Percepat Vaksinasi Demi Peroleh Herd Immunity yang Lebih Baik

Tekanan darahnya juga anjlok.

"Itu adalah reaksi anafilaksis yang sama yang saya alami dengan kerang," kata Dr. Sadrzadeh, seperti dikutip dari New York Times.

Ia kemudian menggunakan EpiPennya, dibawa ke UGD dan langsung mendapatkan penanganan.

Empat jam kemudian, Dr Sadrzadeh telah pulih sepenuhnya.

Laporan kasus alergi setelah mendapatkan suntikan vaksin sebelumnya juga dilaporkan oleh mereka yang mendapatkan vaksin Pfizer.

Baca Juga: Gara-gara Kelakuan Nekatnya Sendiri, Donald Trump Kini Belum Bisa Suntik Vaksin Corona, Ahli Bedah Bongkar Alasannya

Setelah kasus awal yang menyertai suntikan Pfizer, CDC mengeluarkan saran bahwa vaksin Pfizer dan Moderna mungkin tidak sesuai untuk orang dengan riwayat anafilaksis.

Anafilaksis biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah terpapar zat pemicunya.

Kondisi ini dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis, yang berpotensi mengancam nyawa.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Dokter di Boston Alami Reaksi Alergi Parah Setelah Disuntik Vaksin Moderna"(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com