Find Us On Social Media :

Miris Lihat Nasib Korban Ali Kalora Cs, Irjen Abdul Rakhman Baso Ungkap Rencana Terbarunya: Mau Tidak Mau, Kita Harus Melindungi Masyakarat

Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso (kiri) diperintahkan berkantor di Poso untuk mengejar Ali Kalora Cs (kanan).

Gridhot.ID - Aparat gabungan TNI-Polri masih terus memburu 11 anggota kelompok Mujahidin Indonesa Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

Ali Kalora Cs diduga menjadi pelaku pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah di Kabupaten Sigi.

Kekejaman Ali Kalora Cs membantai sejumlah warga di Kabupaten Sigi masih menyisakan penderitaan bagi keluarga korban.

Baca Juga: Dapat Mandat dari Kapolri untuk Buru Ali Kalora Cs, Inilah Sepak Terjang Irjen Abdul Rakhman Baso, Punya Pengalaman Bongkar Kasus Teroris di Indonesia

Salah satunya dialami oleh Helmin (39), yang harus kehilangan suaminya karena dibantai kelompok teroris Ali Kalora.

Dengan menahan tangis, Helmin bercerita kini ia harus berjuang seorang diri menghidupi ketiga anaknya.

Suaminya, AB (49) yang menjadi tulang punggung keluarga tewas dibunuh kelompok Ali Kalora pada Agustus 2020. 

Saat itu AB sedang beraktivitas di kebunnya di desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

"Bisa memperhatikan anak-anak saya kan tiga toh. Satu duduk di kelas tiga SMA, satu kelas tiga SMP, satu kelas satu SD," kata Helmin kepada VOA Indonesia.

Helmin berharap pemerintah dapat membantu biaya pendidikan bagi ketiga anaknya itu.

Helmin mengatakan sejak peristiwa itu dia belum berani ke kebun.

Baca Juga: Sosok Irjen Abdul Rakhman Baso, Kapolda Sulteng yang Diperintahkan Kapolri Idham Azis Berkantor di Poso untuk Kejar Ali Kalora Cs

Adnan Arsal, Ketua Penasehat Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Poso mengungkapkan harapan masyarakat di Poso agar berbagai gangguan keamanan dapat segera berakhir.

"Jangan terlalu lama. Kami sejak 6 bulan lalu sudah minta harus selesai, tapi sampai akhir tahun ini belum ada tanda-tanda menyelesaikan persoalan personal yang kurang lebih satu regulah mereka itu. Masak tidak bisa selesai" kata Adnan Arsal seusai dialog Lintas Agama dan Lintas Generasi di Tokorondo, Rabu (23/12/2020).

Sementara, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengaku miris melihat kondisi para korban dan warga yang ketakutan akibat teror Ali Kalora Cs.

"Saya sangat miris lihat saudara-saudara kita di atas itu. Hasil kebunnya sudah waktunya dipanen, tapi karena rasa takut, akhirnya tidak dipanen, membusuk dan sebagainya."

"Akhirnya berdampak pada kesejahteraan," kata Irjen Abdul Rakhman Baso di Posko Komando Taktis (Poskotis) Tinombala, desa Tokorondo, Kabupaten Poso, Senin (28/12/2020).

Irjen Rakhman pun berencana akan memperpanjang masa tugas Satgas Tinombala yang akan berakhir 31 Desember 2020.

Baca Juga: Putar Otak, Aparat Gabungan TNI-Polri Akhirnya Gunakan Pesawat Nirawak untuk Buru Ali Kalora Cs yang Bersembunyi di Dalam Hutan, Marsekal Hadi Tjahjanto: Mencari 11 Orang Ini Tidak Mudah

"Mau tidak mau karena itu adalah jaminan karena kelompok ini masih ada, kita juga harus melindungi menjamin keamanan masyarakat, jangan sampai mereka merajalela, nambah lagi orangnya."

"Tapi sampai hari ini, baru kita rencanakan perpanjangan, namun kami menunggu perintah pasti dari pimpinan," kata Irjen Rakhman.

Ia menambahkan pihaknya menempatkan personel pada sejumlah titik yang dianggap sangat rawan, rawan, dan aman.

Ali Kalora Cs Diburu Pesawat Nirawak

Sementara itu, Ali Kalora Cs kini tak cuma diburu personel TNI-Polri saja, tapi juga diburu oleh pesawat nirawak.

Hal ini diungkap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam dialog Lintas Agama dan Lintas Generasi di Tokorondo di Kabupaten Poso, Rabu (23/12/2020).

Sekadar informasi, pesawat nirawak atau pesawat tanpa awak merupakan sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh.

Baca Juga: Ditugaskan Khusus untuk Akhiri Perjalanan Hidup Ali Kalora Cs, Yonif Para Raider 502 Jadi Pilihan Negara Berkat 2 Kemampuan Istimewanya, Musuh Tak Akan Bisa Bernapas Lega

Dengan begitu, area-area hutan yang sulit dijangkau bisa dipantau menggunakan pesawat nirawak melalui udara.

Melansir dari VOA Indonesia, Marsekal Hadi menegaskan komitmen TNI-Polri untuk memburu dan segera menangkap 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora.

Ia menegaskan perburuan tersebut dilakukan tidak hanya dengan mengerahkan personel aparat di lapangan, tetapi juga dengan menggunakan teknologi pesawat nirawak (drone).

Pesawat nirawak tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh manusia di balik rapatnya vegetasi hutan.

Namun, Hadi mengakui penangkapan teroris itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Proses ini memang akan membutuhkan waktu yang lama, tetapi kita profesional karena kita menggunakan hampir tiga lapis."

"Yaitu melaksanakan pesawat surveillance, kita mencari di mana targetnya," papar Hadi.

Pihak aparat, kata Hadi, sedang memantau titik-titik mencurigakan yang ditengarai terkait dengan keberadaan kelompok teroris tersebut.

Baca Juga: Terbongkar, Inilah Trik yang Digunakan Ali Kalora Cs untuk Hindari Satgas Tinombala, Brigjen Awi Setiyono: Mereka Tiarap...

"Hampir setiap hari kita monitor dan titik-titik (orang-red) itu selalu ditemukan," tambahnya.

Lebih lanjut Hadi mengatakan, meski teknologi mampu mendeteksi pancaran suhu tubuh manusia, tapi aparat tetap membutuhkan informasi tambahan untuk memastikannya target yang sedang diburu tersebut.

Informasi itu bisa berasal dari laporan warga ataupun dengan mengirimkan personel ke wilayah terkait.

"Agar kita yakin yang selama ini titik itu kita perhatikan memang benar nyata adanya dan kita bisa amankan mereka supaya tidak mengganggu masyarakat," tukas Hadi.

Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora, kata Panglima TNI, memiliki ketergantungan logistik bahan makanan yang akan selalu mendorong mereka untuk masuk ke wilayah perkampungan.

Pasalnya, hutan pegunungan yang menjadi basis persembunyian kelompok itu tidak menyediakan bahan makanan yang memadai.

Baca Juga: Diperpanjang Hingga 2021, Misi Perburuan KKB Papua dan Ali Kalora Cs Bakal Terus Dilaksanakan Sampai Akar-akarnya Bisa Musnah, Satgas Nemangkawi Kini Punya Target Buruan Baru

Oleh karena itu, katanya, ia berharap masyarakat yang melihat kehadiran kelompok tersebut agar segera melaporkan kepada aparat.

"Sedikitpun informasi yang ada didapatkan, walaupun mungkin itu dianggap sepele, silakan disampaikan kepada aparat."

"Karena mencari 11 titik (orang) ini tidak mudah, bisa berubah menjadi seribu wajah, dan ketergantungan mereka adalah logistik," jelas Hadi Tjahjanto.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: "Curhat Pilu Korban Ali Kalora Cs, Irjen Abdul Rakhman Baso Merasa Miris dan ini Rencana Terbarunya."

(*)