Find Us On Social Media :

Balas Dendam Kematian Qassem Soleimani Disebut Bakal Serang Semua Dimensi, Pakar Bongkar Alasan Sang Jenderal Top Iran Dibunuh AS, Singgung Soal Rencana Besar yang Digagalkan

Jenderal Iran Mayjen Qassem Soleimani

Saat itu ketegangan Iran dan AS semakin memuncak dan bahkan ditakutkan perang dunia ketiga akan terjadi.

Menjelang setahun kematian Soleimani, seorang pakar Iran menyebut beberapa kemungkinan mengapa sang jenderal dibunuh.

Melansir Sputniknews, Selasa (29/12/2020), Kepala Pusat Studi Kebangkitan Islam Majelis Dunia, Hossein Akbari, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa almarhum Jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Qasem Soleimani menggagalkan tiga plot utama AS di Timur Tengah "yang dapat mempengaruhi seluruh dunia".

Baca Juga: Kongkalikong! Intelijen Israel Bantu Operasi AS Tewaskan Qasem Soleimani, Beritahu Kapan Pesawat Sang Jenderal Iran Mendarat di Bandara Internasional Baghdad

“Amerika mengejar setidaknya tiga proyek besar di kawasan ini, yang masing-masing dapat memiliki implikasi yang luas bagi dunia dan berdampak pada seluruh dunia. Tapi Martir Soleimani menggagalkan rencana mereka, "kata Akbari saat konferensi pers di Kantor Pusat Kantor Berita Mehr.

Menurut Akbari, "rencana" Amerika yang pertama diduga mengacu pada "Timur Tengah Besar" di mana mereka bermaksud "menduduki dunia Islam dan memaksa seluruh dunia Islam untuk melepaskan nilai-nilai mereka".

"Tujuan" ini diduga dicapai melalui pendudukan Irak, tetapi, Akbari mencatat, "rencana mereka di Irak gagal dan digagalkan".

Baca Juga: Harusnya Rasakan Indahnya Bulan Madu, Pengantin Wanita Ini Justru Gugat Cerai Suami Berondongnya Karena Kere Cuma Modal Dengkul Doang!

Rencana kedua Amerika adalah rencana 'Timur Tengah Baru' di mana mereka ingin membagi negara-negara di dunia Islam menjadi 200 unit kecil dan mencabut kekuatan nasional mereka untuk memaksa orang-orang dari negara-negara ini untuk mengikuti mereka. Mereka juga mulai melaksanakan rencana ini dari Lebanon, dan menurut mereka, permulaan perang di Lebanon merupakan awal dari rencana 'Timur Tengah Baru',” kata Akbari.