Baru Sebentar Nikmati Rumah, Warga Harus Balik Lagi ke Pengungsian Gara-gara Gunung Merapi Keluarkan Lava Lagi, Ancaman Letusan Kembali Tinggi

Selasa, 05 Januari 2021 | 18:00
Twitter @BPPKTG

Ilustrasi letusan Gunung Merapi

Gridhot.ID - Gunung Merapi nampaknya belum memberikan tanda tenang.

Dilaporkan Gunung Merapi kembali menunjukkan adanya tanda-tanda akan meletus.

Walhasil, masyarakat kembali mengungsi karena khawatir Gunung Merapi meletus setiap saat.

Sebelumnya, Gunung Merapi sudah memperlihatkan tanda-tanda akan meletus sejak awal November 2020 lalu. Masyarakat yang berada di zona berbahaya Gunung Merapi meletus pun sudah mengungsi.

Namun hingga penghujung 2020 Gunung Merapi tidak jadi meletus dan sebagian masyarakat yang mengungsi pun kembali ke rumahnya.

Baca Juga: Rekam Adegan 'Nakal' Saat Masih Jadi Istri Gading Marten, Video Gisel 'Pilih Selingkuh' Kini Viral, Pakar Soroti Ekspresi Kekasih Wijin: Saat Itu Dia Stres

Kini masyarakat yang khawatir dengan ancaman Gunung Merapi meletus kembali ke tempat evakuasi.

Salah satunya di Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Masyarakat kembali mengungsi menyusul aktivitas Gunung Merapi mengalami peningkatan dalam dua hari terakhir.

Ancaman Gunung Merapi meletus kembali muncul setelah gunung di perbatasan Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta sempat mengeluarkan lava pijar.

"Iya, sebagian pengungsi sempat pada pulang. Tapi saat ini sudah kembali turun lagi ke pengungsian karena aktivitas Merapi ada peningkatan," kata Kepala Desa Balerante, Sukono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2021).

Sukono menyebut, jumlah warga yang mengungsi di tempat pengungsian sementara Balerante ada sebanyak 227 orang merupakan kelompok rentan.

Baca Juga: Suaminya Direbut Pelakor Hingga Jadi Janda 2 Kali, Sarita Abdul Mukti Ngaku Tak Kapok Nikah Lagi: Nggak Semua Laki-laki Jahat

Mereka berasal dari empat dusun, yakni Dusun Ngipiksari, Dusun Sambungrejo, Dusun Sukorejo dan Dusun Gondang.

Sukono juga mengatakan untuk hewan ternak milik pengungsi sementara masih berada di kandang komunal tak jauh dari lokasi tempat evakuasi sementara.

"Kemarin sebagian hewan ternak ada yang dibawa ke atas (pulang) dan belum dibawa turun lagi. Jumlahnya tidak banyak. Ada juga yang dijual," ungkap dia.

Mengenai hewan ternak yang dijual, ungkap Sukono, dimungkinkan karena warga sudah tidak mempunyai pemasukan sehingga hasil penjualan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

"Di pengungsian tidak bisa untuk aktivitas mencari uang. Sementara harus mengeluarkan uang karena anaknya jajan, dan lainnya. Akhirnya yang tidak punya pilihan harus menjual hewan ternaknya," katanya.

Baca Juga: Buntut Panjang Video Syur 19 Detik, Gisel Kini Terancam Dilaporkan Kasus Penyebaran Berita Bohong, Pelapor: Sudah Berkali-kali!

Sebelumnya diberitakan, lava pijar muncul di Gunung Merapi, Jawa Tengah, pada Senin (4/1/2021), sekitar pukul 19.52 WIB. Peningkatan aktivitas Merapi tersebut terpantau dari kamera pengawas di sisi barat daya gunung dan kamera thermal di Stasiun Panguk.

Video dari kamera CCTV mode nightview menampilkan pendaran sinar yang diduga adalah lava pijar.

Hasil pengamatan ini didukung dengan foto DSLR dari Pos Kaliurang yang menunjukkan rona merah di lokasi yang sama.

Bertepatan dengan pengamatan kejadian tersebut, jaringan seismik Gunung Merapi merekam gempa guguran.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Hanik Humaida mengatakan, guguran lava itu terjadi pada 4 Januari 2021 pukul 19.50 WIB.

Baca Juga: Suara Rintih Kesakitannya Terdengar Warga yang Sedang Menjemur Pakaian, Mbah Margono Terjepit di Sela Rumah, Begini Kondisinya Saat Ditemukan

"Terjadi guguran yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 mm dan durasi 60 detik. Suara guguran terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan," kata Hanik dalam keterangan yang diterima, Selasa (5/1/2021).

Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Terakhir kali Gunung Merapi meletus terbesar pada 2010 yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 273 orang.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Ancaman Gunung Merapi meletus, masyarakat balik lagi ke pengungsian.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan