Gridhot.ID -Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menemui tunawisma di Jakarta jadi sorotan publik.
Sejumlah pihak menilai aksi blusukan Risma sebagai pencitraan yang tidak diperlukan dan tidak tepat sasaran.
Tagar #RismaRatuDrama bahkan sempat trending di media sosial Twitter padaKamis (7/1/2021) lalu.
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menilai blusukan Risma dikemas berlebihan sehingga tidak elok.
"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2021).
Rismapun menolak kritik yang menganggap ia hanya sibuk dengan blusukan mencari tunawisma tanpa menghiraukan persoalan lain.
Menurut Risma, kegiatannya bertemu dengan tunawisma tanpa dijadwalkan terlebih dahulu atau bersifat situasional.
"Saya tuh kerja juga mbak, saya tuh jalan ke kantor itu pagi. Itu kan nggak blusukan. Sebagai contoh ketemu di jalan besar, saya coba tanya mereka, saya tidak blusukan. Saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma di Grand Kemala Lagoon, Bekasi, Jumat (8/1/2021) dikutip dari Tribunnews.com.
Risma mengaku tidak paham jika kegiatannya dalam menolong orang masih dipersoalkan oleh sejumlah pihak.
Padahal, pertolongannya itu hanya sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan.
"Saya sebagai manusia dan tolong jangan lihat saya sebagai Menteri Sosial. Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak, dia tidurnya di gerobak. Saya manusia apa kalau saya diam saja?" ungkapnya.
Ia menuturkan kegiatannya tersebut juga telah lama dilakukannya sejak masih menjadi Wali Kota Surabaya.
Risma bilang, kegiatannya itu sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat dan Tuhan.
"Saya manusia Mbak, saya punya tanggung jawab dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka. Saya wajib untuk zakat, saya wajib untuk amal. Nggak usah lihat saya sebagai Menteri Sosial. Tetapi saya juga bekerja dan saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," tegasnya.
Lebih lanjut, ia memastikan tidak akan pernah menelantarkan pekerjaannya sebagai Mensos meski kerap blusukan bertemu dengan tunawisma.
"Saya di Surabaya itu saya banyak keluar negeri tetapi saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan Saya. Bahkan sering saya telepon tiba-tiba tengah malam ke Surabaya, tolong ini ditangani ini ini ini. Pernah suatu saat saya mau naik pesawat tiba-tiba ada orang yang tidak mau diajak ke rumah sakit oleh Linmas saya. Langsung saya tolong," bebernya.
"Jadi tolong mbak apa kita tidak bisa melihat bahwa kita manusia tanggung jawab kita kepada Tuhan. tolong dilihat itu nggak usah kita lihat jabatannya. Setiap manusia berhak tanggung jawab kepada Tuhan. Apakah kita semua sudah mati apa kalau kita diam saja? Coba bayangkan di gerobak itu ada anak-anak. Coba kalau itu kena kita rasanya seperti apa. Kita manusia apa? kalau kita melihat seperti itu tetapi kita diam saja," tutupnya.
(*)