Find Us On Social Media :

Harapan Baru di Awal Tahun, Izin Darurat Vaksin Covid-19 Resmi Dikeluarkan, Kepala BPOM: Sinovac Mampu Menurunkan Kejadian Infeksi

Kepala BPOM umumkan izin edar darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac (CoronaVac)

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Desy Kurniasari

GridHot.ID - Kasus infeksi virus corona di Indonesia hingga Senin (11/1/2021) mencapai angka 836.718 kasus.

Sebanyak 24.343 orang meninggal dan 688.739 orang sembuh menurut update Senin (11/1/2021).

Di tengah tingginya penularan Covid-19 di Indonesia, adanya program vaksinasi diharapkan menjadi salah satu opsi untuk menghadapi pandemi.

Baca Juga: Lagi-lagi Curi Perhatian Usai Viral Jogging Dikawal Polisi, Cucu Konglomerat Ini Rela Borong Tiket Satu Pesawat Gara-gara Parno Covid-19: Masih Lebih Murah daripada Menyewa Private Jet

Pemerintah Indonesia telah mengadakan perjanjian pembelian vaksin dengan sejumlah perusahaan farmasi produsen vaksin.

Melansir Kompas.com, program vaksinasi di Indonesia rencananya akan dilaksanakan mulai Rabu (13/1/2021), dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang disuntik vaksin.

Setelah Jokowi, program vaksinasi akan dilanjutkan secara serentak di 34 provinsi secara bertahap.

Baca Juga: Anak Buah Andika Perkasa Bawa Kabar Duka, 15 Hari Berjuang Lawan Covid-19, Dandim Blitar Meninggal Dunia

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan, para penerima vaksin mendapat SMS pemberitahuan yang telah mulai dikirimkan sejak 31 Desember 2020.

Sementara itu, dilansir dari TribunJogja.com, setelah melalui serangkaian tahapan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya mengeluarkan izin penggunaan daruray atau emergency use authorization vaksin Covid-19 Sinovac.

Pengumuman izin darurat vaksin covid-19 Sinovac disampaikan secara langsung oleh Kepala BPOM Penny Lukito pada Senin (11/1/2021).

"Pada hari ini, Senin tanggal 11 Januari 2021, Badan POM memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergency, emergency use authorization untuk vaksin Covid-19 yang pertama kali kepada vaksin Corona vax produksi Sinovac Biotech Incorporated yang bekerja sama dengan PT Bio Farma," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).

Dalam penjelasannya, izin darurat ini dikeluarkan setelah BPOM melakukan kajian hasil uji klinis tahap III vaskin Sinovac yang dilakukan di Bandung.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Dunia, Ilmuan Inggris Temukan 2 Obat Covid-19 yang Diklaim Super Manjur Sembuhkan Corona, Selamatkan Seperempat Pasien yang Sudah Terinfeksi Berat

Selain itu, BPOM juga mengkaji hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brazil.

Berdasarkan analisis terhadap hasil uji klinis, BPOM memastikan bahwa vaksin Covid-19 asal Sinovac aman.

"Secara keseluruhan menunjukkan vaksin corona vax aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang," ujar Penny.

Baca Juga: Salah Satunya Mahasiswa Kedokteran, Polisi Cokok Tiga Tersangka Pembuat Surat Hasil PCR Palsu, Cuma Bermodal KTP dan Mahar Rp 650 Ribu

Penny mengatakan, setelah EUA diberikan, pemantauan terus dilakukan untuk melihat efek samping vaksin dalam jangka panjang.

Efek Samping

Penny K Lukito mengatakan vaksin Sinovac yang telah diuji coba tahap ketiga di Bandung telah memenuhi standar keamanan yang disyaratkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Pertama, hasil evaluasi terhadap data dukung keamanan yang diperoleh dari studi klinis fase ketiga di Indonesia, Brazil dan Turki secara keseluruhan aman dengan kejadian efek samping ringan hingga sedang," ujar Penny dalam konferensi pers secara virtual itu.

Efek samping yang dimaksud antara lain nyeri, iritasi dan pembengkakan yang tidak bahaya dan dapat pulih kembali keesokan harinya.

Kedua, berdasarkan hasil evaluasi khasiat, vaksin Sinovac sudah mampu membentuk antibodi di dalam tubuh.

Baca Juga: Dihubungi Langsung oleh Istana, Raffi Ahmad Jadi Penerima Vaksin Covid-19 Pertama, Manajer: Sudah Terdaftar

Penny menjelaskan, antibodi yang ada sudah dilihat dan mampu membunuh serta menetralkam virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh.

Ketiga, dari sisi efikasi vaksin, telah diperoleh persentase sebesar 65,3 persen.

"Sesuai persyaratan WHO di mana efikasi minimal sebesar 50 persen. Angka efikasi 65,3 persen ini menunjukkan harapan bahwa vaksin Sinovac mamou menurunkan kejadian infeksi hingga 65,3 persen," ucap Penny.

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan, vaksinasi baru akan dilakukan jika izin penggunaan darurat vaksin atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM sudah terbit.

Baca Juga: Banyak Orang Tidak Menyadari, Ini Pertanda Infeksi Parah Covid-19, Salah Satunya Bingung Tiba-tiba

"Pemerintah tidak akan mendahului persetujuan dari BPOM karena BPOM adalah badan independen yang secara scientific berhak untuk menentukan apakah vaksin ini layak atau tidak," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/1/2021).

"Jadi sama sekali kita tidak akan melakukan vaksinasi sebelum memang approval dari BPOM itu keluar," tuturnya.(*)