Tanda-tanda Bakal Jadi Perang, Tawaran Joe Biden Soal Kesepakatan Nuklir Ditolak Mentah-mentah Iran, Faktor Inilah yang Jadi Alasan!

Jumat, 29 Januari 2021 | 12:13
National Interest

Senjata nuklir bawah tanah Amerika.

Gridhot.ID- Amerika Serikat dengan Iran hingga sekarang masih terlibat konflik.

MElansir dari Intisari-Online.com, konflik ini memanas seusai terbunuhnya jenderal Soleimani yang diduga karena serangan AS.

Hal inilah yang berkembang hingga akhirnya kedua negara ini saling mengeluarkan ancaman soal perang nuklir.

Baca Juga: Diberhentikan Tidak Hormat dari Satuannya, Pecatan Polisi Ini Nekat Jadi AKBP Gadungan dan Ngaku Punya Jaringan Bank Dunia, Hendra Berhasil Tipu Korban Ratusan Juta

Namun demikian, semenjak AS punya presiden baru Joe Biden, kesepakatan soal nuklir sebenarnya akan diselesaikan.

Tapi hingga sekarang masih belum menemukan titik terang.

Dikabarkan dari Kontan.co.id, pada 2018, Trump menarik AS dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi berat ke Iran untuk mempertahankan kebijakan keras terhadap Republik Islam tersebut.

Baca Juga: Senasib dengan Ambroncius Nababan, Abu Janda Kini Dipolisikan Karena Cuitannya, Diksi Ini Jadi Bukti Dugaan Rasial ke Mantan Komisioner Komnas HAM

Iran setahun kemudian menanggapinya dengan tidak mematuhi sebagian besar komitmen utama dalam kesepakatan itu, di mana mereka dijanjikan mendapat bantuan ekonomi untuk membatasi program nuklirnya.

Pada 4 Januari Iran mengumumkan telah meningkatkan proses pengayaan uraniumnya hingga kemurnian 20 persen, jauh di atas 3,67 persen yang diizinkan sesuai perjanjian.

Meski begitu, kemurnian tersebut masih jauh di bawah syarat yang dibutuhkan untuk sebuah bom atom.

Teheran sudah meminta Washington mencabut sanksi tanpa syarat.

Baca Juga: Berang dengan Unggahan Sandiaga Uno Soal Lari Pagi, Anggota Komisi X Sebut Undangan Menparekraf Hanya Fiktif: Dia Harus Berhenti Menciptakan Sensasi

Mereka juga berjanji akan kembali patuh total jika semua pihak memenuhi perjanjian.

Namun, fakta berbicara lain.

Iran pada Kamis (28/1/2021) menolak ajakan Amerika Serikat (AS) untuk kembali mematuhi kesepakatan nuklir, dengan alasan mereka sudah mengambil langkah-langkah perbaikan sejak AS mundur.

Baca Juga: Nekat Banget, Di Hidungnya Tertempel Selang Oksigen, Pasien Covid-19 Ini Nyetir Sendiri Cari Rumah Sakit: Saya Sudah Trauma

Pemerintahan Joe Biden pada Rabu (27/1/2021) mengonfirmasi kesediaan AS untuk kembali ke kesepakatan nuklir, yang ditarik mundur oleh Donald Trump pada 2018.

Namun, Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang membuat pengumuman itu mengatakan, AS hanya akan kembali ke kesepakatan yang disepakati dengan negara-negara besar pada 2015, setelah Iran melanjutkan komitmennya.

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pada Kamis menolak ajakan tersebut.

"Cek realita untuk @SecBlinken: AS melanggar JCPOA," twit Zarif merujuk pada nama resmi kesepakatan nuklir tersebut, yaitu Joint Comprehensive Plan of Action.

Baca Juga: Sempat Ngeles Mati-matian, Wakil Ketua DPRD Sulut yang Kepergok Istri Selingkuh Akhinya Minta Maaf, James: Kekhilafan Tidak Pernah Kita Inginkan

Zarif mengatakan, selain penarikan sepihak AS juga menjatuhkan sanksi yang memblokir makanan atau obat-obatan untuk Iran.

"Sekarang, siapa yang harus mengambil langkah pertama? Jangan pernah melupakan kegagalan maksimum Trump."

Menlu Iran itu juga menekankan negaranya sudah mematuhi JCPOA dan hanya mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id, intisari-online.com