Fenomena Aneh dan Langka, Air Banjir di Pekalongan Berwarna Merah, Warga: Biasanya Tidak Pernah Terjadi

Minggu, 07 Februari 2021 | 08:13
Twitter/@AREAJULID

Banjir di Kota Pekalongan

GridHot.ID - Air banjir yang menggenangi Kota Pekalongan Jawa Tengah membuat geger warganet.

Sebab, air banjir itu berwarna merah.

Melansir unggahan viral di media sosial Twitter, Sabtu (6/2/2021) air banjir berwarna merah itu diduga karena tercampur pewarna batik.

"Banjir di daerahku. No edit edit. Ini pas banget banjir jadi warnanya merah gegara kecampur pewarna batik. Kadang suka ada genangan air warna ungu juga di jalan," tulisnya.

Baca Juga: Bersebelahan Persis dengan Puput Nastiti Devi, Foto Jadul Veronica Tan Saat Potong Pita Sambil Gendong Bocah Kembali Beredar, Paras Mantan Istri Ahok Kala Itu Langsung Banjir Komentar, Netizen: Muda Amat Padahal Anak 3

Menukil pemberitaan Kompas.com, air banjir warna merah itu mengalir ke semua sudut kampung di kelurahan Jenggot, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Warga pun heran dengan fenomena yang baru pertama kali terjadi ini.

Mereka menduga air banjir berwarna merah berasal dari tumpahan bahan pewarna batik.

Salah seorang warga setempat Furqon (29) mengaku di wilayahnya memang banyak perajin batik.

Saat banjir dan musim hujan seperti sekarang ini seluruh kegiatan diliburkan.

Baca Juga: Belum Sempat Digunakan Turnamen Moto GP, Drainase Sirkuit Mandalika Rusak Diterjang Banjir Lumpur, Pengelola Gandeng BPBD Siapkan Antisipasi Darurat

"Biasanya tidak pernah terjadi air banjir warnanya merah. Kayaknya ini karena obat batik yang jatuh ke air banjir," kata Furqon, Sabtu (6/2/2021).

Furqon menambahkan, air banjir berwarna merah membuat warga keluar rumah dan menikmati pemandangan unik tersebut.

Sejauh ini air banjir berwarna merah tidak menimbulkan efek gatal pada kulit.

Lurah Jenggot Taibin membenarkan kondisi tersebut.

Baca Juga: Nia Ramadhani Dinilai 'Bunuh Diri', Raffi Ahmad Justru Banjir Pujian Lantaran Dianggap Selamatkan TikTok Awards, Netizen: Keren Lo, Pantes Bayarannya Mahal

Berdasarkan informasi, kata dia, air banjir yang berwarna merah diduga karena ada warga yang sengaja membuang bahan pewarna batik.

"Ada yang sengaja membuang obat batik, jadi itu bukan limbah batik. Karena sejak kemarin wilayah Jenggot dan sekitarnya tidak ada aktivitas produksi jadi tidak ada limbah Apalagi hari ini hujan sejak malam," tuturnya.

Taibin mengaku sampai saat ini belum mengetahui siapa yang melakukan hal tersebut.

"Saya dapat info itu obat sisa yang dibuang. Saya sedang cari informasi siapa pelakunya," ungkap Tabiin.

Baca Juga: Bikin Netizen Geleng-geleng Kepala, Viral Video Masjid di Kalsel Terendam Banjir Air Bening Mirip Kolam Renang, Begini Kata Pengunggah

Diberitakan sebelumnya, curah hujan tinggi ditambah gelombang pasang air laut membuat ribuan rumah dalam 16 kelurahan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terendam banjir.

Banjir paling parah melanda Kelurahan Degayu dan Pasirkratonkramat, dengan ketinggian air 20 sentimeter hingga 60 sentimeter.

Selain rumah warga, banjir menggenangi akses jalan yang mengakibatkan aktivitas warga terganggu.

Khodori (32) warga Kelurahan Pasirkratonkramat mengatakan banjir yang datang sejak Kamis (4/2/2021) pagi bertambah tinggi hingga siang.

Baca Juga: Reliefnya Ada di Candi Borobudur, Hewan yang Ditemukan Warga Usai Banjir Bandang di Puncak Bogor Diam-diam Berjuluk Ikan Dewa, Segini Harganya

Hal itu karena terus meluapnya Sungai Loji yang tidak bisa menampung debit air akibat curah hujan tinggi.

"Warga sudah menyedot air banjir dengan pompa tapi airnya kembali lagi. Kalau dihitung banjir sudah tiga kali terjadi. Rata-rata karena meluapnya sungai saat hujan deras turun lebih dari empat jam," kata Khodori saat ditemui, Kamis.

Khodori menambahkan sejumlah warga memilih mengungsi ke kerabat dan keluarga karena takut banjir bertambah besar.

Ia masih bertahan di rumah karena menjaga keluarga dan hewan ternak.

"Tiga kali banjir baru kali ini besar dan terus bertambah airnya," ungkap dia.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, Twitter