Find Us On Social Media :

Uang Pecahan Rp 100 Bergambar Presiden Jokowi Gemparkan Jagat Maya, Redenominasi Kembali Mencuat, Simak Fakta-faktanya

Viral Uang Redenominasi Bergambar Presiden Jokowi

GridHot.ID - Sebuah video membuat geger jagat maya.

Video tersebut menampilkan selembar uang dengan pecahan Rp 100 bergambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Dalam video itu, disebutkan bahwa potongan uang tersebut merupakan redenominasi dari uang Rp 100.000 sehingga besarannya berubah menjadi uang Rp 100.

Menukil Wikipedia, redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. 

Baca Juga: Unggah Momen Vaksinasi Pertamanya di Medsos, Sosok Crazy Rich Indonesia Ini Diprotes Netizen, Wakil Walikota Jakbar: Helena Lim Masuk Prioritas karena Miliki Apotik

Berdasarkan Penetapan Presiden nomor 27 tahun 1965, pada tanggal 13 Desember 1965, Indonesia pernah melakukan redenominasi.

Hal itu dilakukan dengan cara menerbitkan pecahan dengan desain baru Rp 1 dengan nilai atau daya beli setara dengan Rp 1.000.

Tujuannya dilakukan redenominasi adalah untuk mewujudkan kesatuan moneter bagi seluruh wilayah Indonesia

Dilansir dari Kompas,com, berikut beberapa fakta terkait uang bergambar Jokowi yang disebut uang redenominasi.

Baca Juga: Boro-boro Indonesia, Satu Planet Bumi Bahkan Butuh Waktu 7 Tahun Lagi Agar Wabah Corona Benar-benar Selesai, Bagaimana Solusinya?

 1. Uang Rp 100 gambar Presiden Jokowi

Uang Rp 100 bergambar Presiden Jokowi itu memiliki nomor seri, bertuliskan Bank Indonesia

Dari potongan video yang beredar terlihat uang tersebut juga memiliki nomor seri dan bertulisan "BANK INDONESIA", layaknya uang pada umumnya.

Adalah akun @jakarta.keras yang mengunggah video tersebut.

Namun, berdasarkan penelusuran Kompas.com, video tersebut berasal dari aplikasi TikTok yang diunggah akun @aku.ijot.

Hingga kini, video tersebut telah ditonton sebanyak 8,4 juta kali.

Baca Juga: Gercep Turunkan Kapal Perang untuk Tempel Kapal Induk Amerika Serikat USS Nimitz yang Nongol di Perairan Timur Sumatera, Ini Sosok Laksamana TNI Yudo Margono, KASAL yang Miliki Jejak Cemerlang

2. Kata Bank Indonesia (BI)

Terkait beredarnya video tersebut, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, uang tersebut bukan berasal dari Bank Indonesia.

"Bukan dari BI, tapi kami monitor," kata Erwin saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

"Kelihatannya ini anak-anak iseng di TikTok terus masuk Instagram dan juga FB. Kami dengar yang membuat sudah minta maaf," tambahnya.

Pihaknya juga meminta agar semua unggahan terkait uang tersebut untuk segera dihapus.

Baca Juga: Gercep Turunkan Kapal Perang untuk Tempel Kapal Induk Amerika Serikat USS Nimitz yang Nongol di Perairan Timur Sumatera, Ini Sosok Laksamana TNI Yudo Margono, KASAL yang Miliki Jejak Cemerlang

Dia juga mengajak masyarakat untuk berhati-hati apabila membuat konten yang berhubungan dengan uang rupiah.

"Kami ingin ajak masyarakat untuk berhati-hati urusan ini. Bagaimanapun rupiah adalah lambang kedaulatan NKRI," jelas dia.

3. Wacana redenominasi

Terkait redenominasi, Erwin menyebut rencana itu tetap ada, tetapi sangat bergantung pada kondisi sosial, politik, dan ekonomi.

Meski redenominasi tidak akan mengubah daya beli rupiah, kondisi sosial tersebut akan menentukan akseptasi masyarakat.

"Artinya, pelesetan atau bahkan hasutan seperti dalam contoh tadi itu bisa terjadi dalam skala yang luas, sehingga kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang stabil menjadi sangat penting dalam implementasi redenominasi. Pengalaman di banyak negara menunjukkan hal tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Tanpa Campur Tangan Indonesia, Korea Selatan Tak Akan Lancar Bangun Jet Tempur KF-X Impiannya, Ini Peran Besar Tanah Air untuk Militer Negeri Ginseng

4. Motif pengunggah video

Berdasarkan pantauan Kompas.com di aplikasi TikTok, pengunggah pertama juga telah mengklarifikasi video uang bergambar Jokowi itu melalui unggahan video lain.

Menurut Erwin, motif pembuatan video tersebut hanya untuk mendapat traffic dan viewers.

"Ini gue dapetin sekitar empat tahun yang lalu, 2017, waktu di Galeri Nasional, Jakarta," kata dia dalam video klarifikasinya.

"Tidak ada maksud apa-apa atau menggiring opini. Tidak ada maksud membanding-bandingkan Pak Jokowi dengan Pak Soekarno. Intinya pengin dapetin traffic, dapetin viewers," ungkap pengunggah video.

(*)